PERNIKAHAN

645 27 5
                                    

~Room,
10.11 KST~

Kayna merasakan pening menjalar di kepalanya, sedari pagi ia terus mual membuat tubuhnya lemas. Baek Kayna berjalan tertatih menuju ranjang tidurnya, mengambil sebuah ponsel.

"Shin Ryu-jin, izinkan aku hari ini. Aku sedang tidak enak badan."

"Kau baik-baik saja?"

"Iya, aku baik-baik saja. Aku hanya ingin beristirahat hari ini."

Setelah menelepon sahabatnya, Kayna berbaring menutupinya dirinya dengan selimut dan mencoba beristirahat.

Mual itu datang lagi ketika dia hampir terlelap, Kayna berlari sekuat tenaga menuju wastafel. Sedari kemarin Kayna memang tidak bernafsu makan, ia memandang wajahnya di cermin, sangat pucat.

Satu hal yang Kayna sadari,  ini sudah hampir dua bulan dia belum datang bulan. Kayna bergegas menyuruh Bibi Choi untuk membeli testpack dengan syarat tidak boleh ada yang tahu kecuali dirinya.

***

Kayna menggigit kuku jemarinya, gugup dengan hasil tes yang ia tunggu. Pikirannya benar-benar kacau. Selang beberapa menit, Baek Kayna menutup matanya tidak berani melihatnya.

"Ah, eotteokeo . Aku butuh Heesaa." Lirihnya dengan kegelisahan.

Ia memberanikan diri, apapun hasilnya ia harus menerima. Perlahan Kayna membuka matanya, dan tubuhnya merosot. Sudah lemah kini semakin lemah lagi melihat hasilnya yang ternyata positif.

Otaknya seolah nge-blank, tak tahu harus bagaimana. Gadis itu hanya menatap kosong lantai yang dingin dengan testpack yang masih di tangannya.

Harus bagaimana ia setelah ini? Kayna tidak tahu bagaimana reaksi Heesaa setelah mengetahui hal ini, yang pasti ia sangat takut.

~House,
15.10 KST~

Kayna masih mengurung dirinya di kamar, ia enggan menemui seseorang. Nyonya Baek terus memanggil mengingatkan untuk makan, namun ia tidak mau. Pada akhirnya Heesaa datang membuat hati Nyonya Baek lega.

"Heesaa, tolong buat Kayna makan. Dari tadi dia tidak mau keluar, bahkan membuka pintu. Padahal dia sedang sakit."

Heesaa semakin khawatir dengan keadaan kekasihnya. Ia membawa nampan yang berisi bubur dan segelas air, lalu membawanya ke kamar Kayna.

"Na, buka pintunya. Ini aku Heesaa."

Seseorang yang ia tunggu akhirnya datang juga, Kayna bergegas cepat membuka pintu kamarnya, ia menarik Heesaa masuk lalu memeluk Heesaa dengan erat.

"Hey, jamkkanman. Aku sedang memegang ini."

Heesaa menyandarkan Kayna di kepala rangjang, sembari menyuapi makanan untuknya.

"Bagaimana? Masih sakit?" Tanyanya yang kini memberi Kayna segelas air putih.

Kayna menaruh gelasnya di meja, lalu menatap manik Heesaa.

"Heesaa, aku hamil."

Heesaa terkejut, lalu terdiam saat Kayna menyodorkan testpack dengan dua garis merah disana.

"Kayna, ini beneran?"

Kayna mengangguk.

Ia tidak tahu bagaimana perasaannya. Heesaa memang sayang pada kekasihnya, tapi jika untuk mempunyai buah hati, jujur saja lelaki itu masih belum siap. Di tambah lagi dirinya yang masih belum lulus kuliah dan belum mempunyai pekerjaan tetap. Dan masih banyak lagi hal yang ingin ia gapai di usianya yang masih muda 22 tahun itu.

KEEP COMING BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang