BERKENCAN

279 26 1
                                    

"Tidak!" Jawab Heesaa dengan dingin dan nada yang sedikit mengeras.

"Baiklah."

"Jika kau mau berkencan, tidak usah membawa Hee-jung. Kau pergi saja sendiri jika ingin. Biar aku yang menjaga Hee-jung." Ucap Heesaa yang kini nampak salah tingkah.

Sebenernya ia ingin menebus kesalahannya tempo lalu yang sudah berani menyentuh Kayna dengan paksaan. Jika ditanya apakah Heesaa menyesal? Tentu saja. Sampai-sampai membuatnya tak berani pulang, dan hanya menginap di rumah kekasihnya selama tiga hari. Karena sangat merindukan Hee-jung, ia memutuskan untuk pulang, namun Kayna malah memberi kabar yang tidak mengenakkan.

"Baiklah. Tolong jaga Hee-jung. Jika kau sibuk dengan Wony, bawa saja Hee-jung ke rumah Ibuku." Ucap Kayna.

"Jangan menginap. Jangan pulang larut malam." Ucapnya sembari menatap Kayna dengan kesal, yang lalu hanya mendapat anggukan dari Kayna.

Entah mengapa hati Heesaa seperti tidak rela jika melihat Kayna akan pergi bersama pria lain.

***

Pagi sekali Heesaa terbangun, menghampiri Kayna yang sedang membuat sarapan. Heesaa mendudukkan dirinya di meja makan. Ia melihat Kayna yang terlihat behagia sembari bersenandung sampai-sampai tidak menyadari akan kehadiran Heesaa.

"Kau bahagia sekali rupanya." Ucap Heesaa.

Kayna menoleh pada sumber suara, sedikit terkejut melihat Heesaa yang tumben sekali menyapanya. Wanita itu tidak menjawab tetap pada aktivitasnya membuat nasi goreng untuknya dan Hee-jung.

Heesaa tersenyum kecut. "Tolong buatkan untukku juga."

"Buat sendiri." Ucapnya singkat.

"Woah! Kau ini pelit sekali. Yasudah aku makan punya Hee-jung saja."

Kayna menaruh nasi goreng pada piring kecil untuk Hee-jung, lalu sisanya di taruh pada dua piring besar, kemudian membawanya ke meja makan.

Duduk bersama di meja makan seperti ini membuat mereka berdua canggung. Hanya ada suara sendok dan garpu yang menjadi pengiring di pagi itu. Pertama kalinya setelah sekian lama tidak pernah makan berdua saling berhadapan. Heesaa dapat melihat Kayna yang tengah meliriknya saat ini, saat pria itu menatap Kayna tapi wanita itu langsung mengalihkan pandangannya.

"Jam berapa Sunghaan menjemputmu?" Tanya Heesaa.

"Molla." Ucap Kayna lalu bergegas bangkit setelah menghabiskan makanannya—menaruh piring pada wastafel lalu mencucinya.

"Cepat selesaikan makanmu, Hees."

"Bersiap-siaplah. Biar aku yang cuci piringnya."

"Tidak apa?" Heesaa mengangguk, lalu wanita itu pergi memasuki kamarnya.

Setelah selesai mencuci piring, Heesaa menyesap segelas kopi yang menjadi kebiasaannya setiap pagi. Ia membuka kelambu jendela ruang Tv, sampai atensinya tertuju pada mobil hitam. Ya, dia tahu mobil itu milik Park Sunghaan. Sedetik kemudian muncul pria itu tengah menghadap ke atas sembari memegang ponsel.

Baek Kayna keluar kamar dengan bau parfum yang begitu menyengat di indera penciumannya. Heesaa tidak munafik, kali ini dia benar-benar cantik dengan dress selutut berwarna putih beraksen bunga kuning muda. Rambutnya yang di kuncir setengah, dan setengahnya lagi di biarkan tergerai. Sangat cantik hingga hampir membutakan penglihatannya.

"Heesaa, aku titip Hee-jung padamu. Dia masih tertidur. Sarapannya ada di meja. Jangan biarkan—"

"Nde,nde. Arrayo. Jangan banyak bicara. Pria itu sudah menunggumu di bawah. Cepat pergi."

Kayna tersenyum tipis lalu pergi.

"Baek Kayna, ingat jangan pulang malam!" Teriaknya ketika Kayna menutup pintu apartemennya.

***

Wanita itu berlari kecul menghampiri Sunghaan yang sedang melambaikan tangan. Sunghaan tersenyum manis saat melihat Kayna yang begitu cantik.

"Dimana Hee-jung?" Tanya Sunghaan.

"Aku tidak bisa membawa Hee-jung, karena Ibuku melarangnya." Bohong Kayna.

Park Sunghaan tersenyum menang dalam hati. Setelah sekian lama akhirnya ia bisa bisa mengajak jalan berdua dengan Kayna. Sepertinya ini akan menjadi hari yang sangat bersejarah dalam hidupnya.

"Masuklah." Ucap Sunghaan sembari membukakan pintu mobil.

Tanpa mereka sedari tadi Heesaa masih menatap mereka dengan ekspresi geli.

"Sunghaan, kita mau kemana?"

Sunghaan bingung dengan tujuannya saat ini. Awalnya ia akan mengajak Kayna dan Hee-jung pergi ke kebun binatang, seraya mengajarkan Hee-jung tentang dunia binatang. Namun kali ini ia bingung, akan kemana ia membawa Kayna.

Sunghaan menepikan mobilnya sekejap, mencari tempat kencan romantis di ponselnya. Ia menghubungi Sunoo sahabatnya untuk mencarikan tempat.

"Kayna, bagaimana jika kita ke pantai?" Tawar Sunghaan.

Kayna tersenyum lalu mengangguk senang. Sunghaan langsung menancap gas mobilnya menuju pantai yang akan mereka tuju.

~Pantai,
09.55 KST~


Hamparan pasir putih membentang luas diikuti dengan lautan biru yang sangat cantik. Semilir angin menghembus menerbangkan beberapa anak rambut Kayna yang tergerai. Ia berlari sesekali merentangkan kedua tangannya. Kayna menghembuskan nafas panjang merasa seolah terbebas dari tali yang selama ini mengikat tubuhnya.

Sunghaan tersenyum riang hingga menampilkan gigi taringnya, hatinya ikut senang saat melihat Kayna bahagia. Ia menyusul Kayna yang tengah bermain dengan air pantai.

"Ah, aku ingin suatu hari bisa mengajak Hee-jung kesini." Ucap Kayna yang masih sibuk bermain air.

"Pasti bisa. Aku yang akan mengantar kalian."

Kayna lagi-lagi tersenyum mendengar ucapan Sunghaan. Pria itu seolah peri yang bisa mewujudkan apapun yang ia inginkan.

"Kayna, kau cantik sekali." Ucap Sunghaan membuat pipi Kayna bersemu.

Tatapan Sunghaan yang lembut bagai menusuk ke relung hati Kayna membuat pola kerja jantungnya berpacu sekian kali lebih cepat.

"Sunghaan, jangan menatapku seperti itu." Ucap Kayna lalu menunduk malu.

"Kenapa? Kau malu?" Sunghaan tertawa gemas saat menggoda Kayna lalu membuatnya pergi karena tidak mampu menahan rasa malunya.

Kayna menatap Sunghaan dari jauh yang sedang berjongkok melipat celana panjangnya.

"Sunghaan..."

Cekrek!

"Ah, Kayna-yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, Kayna-yaa. Kenapa tidak memberitahuku dulu jika akan memotretku."

"Biasanya gaya yang spontan akan lebih menghasilkan foto yang bagus. Lihatlah." Ucap Kayna lalu menyodorkan ponsel dengan foto Sunghaan.

"Woah! Tampan sekali diriku ya.." Ucap Sunghaan dengan percaya diri.

"Ya. Kau memang tampan."

"Jinjja? Kau menyadarinya?" Tanya Sunghaan.

"Haha. Harusku akui kau memang tampan."

"Baiklah, jika begitu kau mau menjadi kekasihku?"

KEEP COMING BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang