Sepenuh Hati

205 16 11
                                    

3 bulan berlalu

"Sayang, udah ya jangan sedih lagi, kita ikhlasin semua yang sudah terjadi ya" Ruli mengambil posisi duduk disamping Yaya yang tengah termenung.

" Aku sudah ikhlas kak, aku sudah ikhlasin Dede, aku udah ikhlasin Riska dan anaknya, hanya aku masih gak habis pikir aja kenapa secepat ini semuanya" ucap Yaya lirih

" Sayang, setiap manusia punya garis hidup masing-masing. Mungkin inilah garis hidup Riska, anaknya dan Dede. Tapi itu bukan akhir dari semuanya, kita yang masih ada dibumi ini, kita harus tetap mengirimkan doa untuk mereka, supaya mereka tenang dan jadi berkah bagi kita, jika memang itu belum menjadi milik kita maka lepaskan, relakan dan ikhlaskan maka kebahagiaan yang lebih besar akan Tuhan gantikan" ujar Ruli membawa masuk Yaya masuk dalam dekapannya.

" Istri cantik aku ini pahamkan?" Tanya Ruli gemas melihat paras cantik istrinya.

" Paham pipay, tapi sekali lagi maafin aku yah pipay karna kecerobohan aku kita jadi kehilangan Dede" ucap Yaya sendu

" Ssst, sayang gak usah dibahas lagi yah, semua ini mungkin memang Tuhan berikan untuk melihat seberapa setianya kita untuk tetap berharap segala hal baik yang dari padanya. Jadi kamu jangan terus menyalahkan dirimu, tapi biarlah semua ini jadi pelajaran untuk kita ya sayang" jawab Ruli mengecup puncak kepala istrinya.

Yaya menganggukan kepalanya paham apa yang dikatakan suaminya. Memang benar, betapa beruntungnya Yaya memiliki Ruli, dimana semua terasa berat namun ketika bersama dengan suaminya semua terasa ringan.

" Mim-maay..." Panggil sha sedikit berteriak karena jarak antara ruang tengah dan taman lumayan jauh.

" Iya sayang" sahut Yaya bangkit hendak menghampiri sha yang bermain diruang tengah.

" Kenapa nak?" Tanya Yaya dan Ruli bersamaan sampai menemui putrinya.

" Iyaat, Kaka undah bica gambal" celoteh sha

" Wah? Coba pipay liat nak, Kaka gambar apa yah?" Tanya Ruli penasaran dengan apa yang dikerjakan putrinya.

" Inyih, Kaka gambal mimay, gambal pipay cama Kaka" jawab sha menunjukkan gambarannya.

Sebenarnya yang nampak dalam buku gambarnya itu hanya coret-coretan abstrak tak berbentuk, namun didalam imajinasinya ia sudah menggambar mimaynya, pipaynya dan dirinya sendiri, ini adalah salah satu kemampuan anak yang luar biasa dimana nalar kritisnya sudah digunakan tidak hanya untuk menanggapi sesuatu yang tidak sesuai.

" Keren banget sih nak, pinter banget kaka ini, sekarang coba kita gambar lagi yuk, kita gambar yang besar abis itu kita warnain deh" puji Yaya.

Sederhana saja namun hal ini sangat berdampak baik terhadap perkembangan tumbuh kembang anak. Disaat-saat seperti ini anak sedang mencari pengakuan bukan penolakan oleh karena itu sebisa mungkin orangtua harus paham untuk menyampaikan nasihat ataupun tanggapan yang tidak sesuai, guna menjaga kesehatan mental anak dan tidak mematikan ide kreatifitas yang ada dalam diri anak.

---------------------------------------

Saat ini Yaya tengah berada dikamarnya berbaring diatas ranjang sembari memainkan gawainya. Sedangkan disisi lain Ruli bertugas untuk menidurkan sha yang dibiasakan untuk mendengarkan satu bacaan baik cerita, pelajaran, atau apapun itu.

Sekitar 25 menit Ruli menemani sha hingga pada akhirnya putrinya itu sudah terlelap. Ruli merapikan posisi tidur sha dan selimutnya tak lupa ia meninggalkan kecupan manis diseluruh wajah putrinya, lalu ia keluar dari dalam kamar sha dan kembali ke kamarnya dan istrinya.

" Lagi ngeliatin apa sih yang?" Celetuk Ruli tiba di kamarnya melihat istrinya tengah senyam-senyum sendiri menatap layar handphonenya.

" Ehhhhmmm, euhhhh..." Yaya terlihat ragu untuk menjawabnya.

The Way You Love Me ( PUK 2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang