Terlanjur

187 17 3
                                    

Usai berpamitan pada Yaya, ia bergegas mengeluarkan mobil miliknya menuju cafe untuk bertemu dengan klientnya yang akan menyewa cafenya sebagai tempat intimate wedding.

Sekitar 20 menit dalam perjalanan, akhirnya ruli tiba di cafe miliknya memarkirkan mobilnya, dan segera masuk ke dalam karena ia sudah telat dari perjanjian sebelumnya.

" Rul.., udah dateng lu?" sapa berto

" eh bang, iya nih macet tadi makanya lama dijalan gua" jawab ruli

" Oh iya, santai aja kali rul lagi pulakan dadakan si mey ngabarin meet nya" balas berto

" Oh iya bang, si mey udah dateng? udah lama nunggu ya dia?" tanya ruli.

" udah 10 menitan paling, santai ae kali rul, biasa juga klient nunggu" ucap berto.

" Ya kan gak enak aja ditungguin begitu bang" jawab ruli.

"Hmmm iyadeh, terus itu si yaya tau lu kerjasama ama mantan?" tanya berto

" Belum gua bilang bg, nanti deh gua bicarain sama yaya belum sempet, belum ada waktu yang tepat bang" jawab ruli

" Gua cuman takut kalo waktunya gak pas si yaya jadi salah paham, tapi gua yakin dia pasti ngerti kok gua gak macem-macem ini" sambung ruli.

" Huft, iyadeh serah lu, awas jangan sampe si yaya tau sendiri nanti lebih bahaya" ingat berto dan berlalu dari hadapan ruli.

Selepas bercakap-cakap dengan berto, ruli segera menghampiri Mey yang sudah menunggunya di salah satu table cafenya. Tampak pula tak jauh dari posisinya mey sudah melihat kedatangannya.

" Aduh mey sorry ya gua telat" ucap ruli tak enak hati.

" Gapapa rul, santai aja gua juga belum lama" jawab mey tersenyum santai.

" Oh iya, duduk mel, lu udah pesen minum?" tanya ruli.

" Belum, gua nunggu lu biar sekalian aja" jawab wanita itu.

" Mbak, permisi" panggil mey pada salah satu waiters yang lewat dari hadapannya.

" Iya bu, ada yang bisa saya bantu?" jawab si waiters.

" Hot cappucinonya satu, sama Ice coffee nya satu" pesan mey.

" Lu masih suka ice coffee kan rul? " tanya mey.

Ruli yang melihat mey langsung memesankan minuman untuknya juga enggan untuk menolak, dan ruli hanya membalas dengan senyuman kecil.

" Yaudah itu aja mbak, makasih" ucap mey pada si waiters.

Ruli melihat bahwa waktu terus berjalan, dan dia sudah memiliki janji pada istri dan anaknya, maka ruli memulai pembahasan dengan klientnya yang tak lain tak bukan adalah mantannya sendiri.

" Oke Mey, jadi gimana? udah dapet konsep dekorasinya? karena ini h-3 minggu, jadi biar bisa di siapin segala keperluan dekornya sama tim event gua" Mulai ruli.

" Iyaps, gua udah bicara sama laki gua, jadi kita mau inikan emang intimate gitu yang artinya hanya beberapa tamu undangan yang gak lain gak bukan itu keluarga, kerabat, dan sahabat kita berdua, jadi kita mau suasana cafe ini gak berubah, hanya saja mungkin bisa dihias dengan bunga-bunga hidup di tiap sisinya dari muali pintu masuk, sampe ke meja, panggung, bahkan meja makanannya" ujar mey.

" Oke gua paham maksud lu, terus untuk wara bungan dan perintilannya mau suasana gimana?" tanya ruli.

" Heummm, gua memang mau konsepnya lebih floral, dan elegant gitu sih li, menurut lu bagusnya gimana?" tanya mey balik bertanya menatap ruli.

Ruli tampak berpikir sejenak, mengerutkan keningnya memandang sang klient mencoba menelisik warna apa yang cocok dengan sang klient, dan he got it.

" Kalo lu emang mau konsepnya floral, elegant dan gak mengubah keaslian tempat ini, mungkin nanti bunga-bunganya dipilih beberapa warna kaya merah, orange, sama kuning. Dan untuk meja, kursi nanti dipakein kain warna item dipadu pita merah untuk nambah nilai estetikanya, menurut lu gimana?" Saran ruli yang membuat mey amaze.

The Way You Love Me ( PUK 2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang