Bali tanpa U

164 16 6
                                    

" Sha..., ayok nak turun" ucap salsa mengelus lembut pipi putrinya membangunkan sha.

Sha menggeliatkan tubuhnya, mengerjapkan matanya.

" Ulluhhhk....ulluhhkkk... Cantiknya anak mimay..." Ucap Yaya mengusap-usap punggung putrinya.

" May..., kita mau kemana?"tanya sha melihat saat ini mereka sudah berada di bandara.

" Kita mau naik pesawat nak, sha suka naik pesawat?" Ujar Yaya sembari mendorong travel bag bawaannya.

" Suka - suka, sha suka may...., terus pipay ndak ikut may?" Tanya sha terus berceloteh pada Yaya.

" Sha, pipay lagi ada kerjaan nak, jadi kita duluan pergi jalan-jalannya deh" ucap Yaya berbohong pada putrinya, mana mungkin ia menceritakan sesak dadanya pada sha.

" Okkyyy mimaaay, Ndak apa-apa ko.." ujar sha mengacungkan jempolnya.

Yaya mendorong travel bag nya menuju boarding room untuk menunggu keberangkatan pesawatnya. Entah apa yang merasuki pikiran wanita itu, Yaya begitu nekad untuk sejenak meninggalkan riuh gemuruh pikirannya.

" Mimay..., pecawat kita jam berapa?" Tanya sha yang sedang asik menikmati camilannya pada Yaya yang sedang fokus memandang kedepan entah apa yang sedang lihat.

" Sabar ya sayang, masih satu jam lagi pesawat kita, sha masih sabar kan nak?" Jawab Yaya.

" Oteyyy, sha sabal kok may..." Jawab sha dan kembali memakan camilannnya.

"Permisi, apa bangku ini kosong mbak?" Suara lelaki yang berdiri disamping Yaya memecah lamunannya.

"Oh koo.." kaget Yaya ucapannya terhenti.

" Lah kamu toh bas..., dari mana mau kemana?" Tanya Yaya yang mengenali lelaki itu ternyata ada sobat karib suaminya yang mengelola cafe Ruli yang ada di Bali.

" Ya ampunnn Yaya ...! Kok sendiri? Aku kemaren ada urusan di jakarta dan ibu mau pulang ke Bali, oh iya kamu mau kemana?" Balas baskara.

" Eh...hmmm...i..ituuu si Ruli lagi ada kerjaan ada klient yang pake cafe disini jadi dia harus juga ikut ngurus katanya" jawab Yaya sembari tangannya mempersilahkan baskara untuk duduk disampingnya.

" Oalahhh sibuk kerja toh, emang si itu siapa? Hmm bg Berto iya iya, emang dia gak di cafe Ruli lagi makanya sampe owner langsung yang handle penggunaan cafe?" Tanya baskara ya asik saja bercengkerama tidak bermaksud lain.

" Heheh, masih kok tapi kayanya emang klient ini penting makanya dia turun tangan" jawab Yaya senyum seadanya mencoba menutupi yang sebenarnya ia tahu.

" Iya...iya biasa owner gitu kalo klient penting pasti mau cek sendiri turun tangan sendiri heheh" ujar baskara beralih menatap sha yang asik dengan camilannya.

" Hai cantikkk...., siapa namanya?" Tanya baskara pada sha.

" Hai o..om, nama atuh sha ananya mimay ya.., cama pipay wuli..." Jawab sha begitu pintar dan menggemaskan.

" MashaAllah udah cantik, pinter lagii" baskara tersenyum mengusap puncak kepala bayi kecil itu

" O..om.., temenna mimay ya..?" Oceh sha.

" Iya sayang, nama oom baskara, panggilnya om bas aja, oom ini temen mama dan papa kamu" ujar baskara bercengkerama dengan sha.

" Oo..uuh..., oteyy o..om basss..., o..om mau Ndak ini nughet enakk mimayy bitin syendili" oceh sha menawarkan camilannya pada bas.

" Emang boleh sha? Om ambil satu ya.." ujar baskara mengambil satu bagian camilan sha.

" Woooww enakk" puji baskara sembari tersenyum pada sha.

The Way You Love Me ( PUK 2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang