Ayah, bunda dan sha sudah tiba di kediaman orangtua utty ini. Kedua orangtua paruh baya itu terlihat begitu bahagia dengan kehadiran sha yang memecah keheningan rumah itu.
" Sha mau makan lagi sayangnya nekty?" Tanya bunda pada sha
" Shaaaa" panggil ayah yang baru saja keluar dari kamarnya membersihkan diri.
" Iya kakekkk" jawab sha begitu lembut dan sopan, benar-benar anak Ruli ini begitu menggemaskan.
" Utututu, senangnya kakek sha ada disini" puja ayah tak kuasa menahan gemasnya pada cucunya itu.
" Hehehe, pipay juga sering bilang gitu, kata pipay dia senang punya anak sepelti sha" ujar sha menjelaskan
" Anak kakek mana?" Tanya sha lugu menyambungkan pernyataan pipaynya pada dirinya.
Seketika paras sendu terlukis diwajah dua orangtua itu, tak sadar ayah dan bunda menitikkan air matanya. Tentu saja kedua orangtua itu saat ini membayangkan putrinya yang cukup lama sudah meninggalkan mereka, jika saja putri masih ada mungkin mereka saat ini tengah bermain bersama cucu kandungnya.
" Nekty, kakek? Sha salah omong ya? Maafin shaa" sha bingung melihat kakek dan nenek nya yang menangis ketika mendengar ucapannya, sha mengatupkan kedua tangannya memohon maaf.
" Oalaaahh, Ndak ada yang salah sayang, nekty sama kakek terharu kok cucu nekty ini pinter bangett sih" bunda membohongi sha dan mensejajarkan dirinya dengan sha.
" Nekty jangan nangis yaaa, sha kan cucu nekty dan kakek yang pintelll banget" ucap sha menghapus air mata yang menetes dipipi bunda, dan membuat wanita itu kembali terharu.
" Kakek mau peluk sha boleh ndok?" Celetuk ayah, dan dengan cepat sha menganggukkan kepalanya.
Ketiganya saling berpelukan saling mencurahkan rasa sayang, bahkan kerinduan yang selama ini mungkin terpendam didalam dirinya.
Malam tiba dengan cahaya rembulan yang menyinari kegelapan itu bersama dengan bintang.
" Nekty, sha mau dengar cerita selu dong" ucap sha mendongak kan kepalanya melihat bunda yang tengah bermain puzzle dengan sha diatas tempat tidurnya.
