Sudah hampir 20 menit belum ada satupun perawat atau bahkan dokter yang keluar dari ruang tindakan.
Ruli yang baru ini kali pertama mengetahui proses kuret pada wanita keguguran dibuat cemas, mengingat kondisi tubuh Yaya yang memang kurang sehat. Ruli khawatir jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Cukup baginya hari ini ia kehilangan calon bayinya, bukan ia tak peduli namun ia mencoba ikhlas dan merelakan apa yang bukan untuknya yang berarti itu bukanlah miliknya.
Ia mengusap wajahnya kasar, berulangkali ia meremas dan menjambak rambutnya menyalurkan rasa takut dan kekhawatiranya.
" Kak Ruli, minum dulu kak" ucap Riska menyodorkan satu botol air mineral dingin yang dibelinya baru saja dari kantin rumah sakit.
" Makasih" jawab Ruli datar menerima air mineral itu.
Ruli meneguk minuman itu tak bertenaga, bagaikan manusia kehilangan arah itu dapat menggambarkan kondisi Ruli saat ini.
Ia menatap wajah putrinya yang tertidur lelap diatas strollernya, ia kembali menitikkan air mata mengingat semua yang baru saja terjadi dengan begitu cepat.
" Eungghhh, mmaaa...mimmaaahyy" lenguh sha terjaga dari tidur lelapnya.
Riska hendak membantu menenangkan sha, namun dengan cepat Ruli membawa sha masuk dalam pangkuannya, mengayun-ayunkan badan sha agar kembali tertidur atau setidaknya sha tidak menangis saat ini.
Riska melihat perlakuan Ruli yang begitu hangat kepada sha, ia mengingat kehangatan seperti itu yang pernah ia lihat Ruli berikan pada Yaya.
Riska mengusap air mata yang menetes dari pelupuk matanya, ia mengelus lembut perutnya berharap kehangatan itu juga bisa ia dan anaknya rasakan.
" Mau dibikinin susu untuk baby nya kak?" Tawar Riska
" Namanya Aliora Dalarisha" jawab Ruli datar
" Cantik sekali namanya, seperti orangnya ya nak..." Puji Riska
" Tante panggil Yora boleh?" Tanya Riska menggoda sha yang sedang menjatuhkan kepalanya didada Ruli.
Sha terlihat bingung dengan orang asing yang baru pertama kali ia temui saat ini. Saat Riska hendak menyentuh pipinya dengan cepat sha menjauhkan kepalanya dan menyembunyikan wajahnya di dada Ruli.
" Dia gitu kalo ketemu orang baru" celetuk Ruli melihat Riska yang masih berusaha mendekati sha
" Oh iya gapapa kak, biasa sih anak-anak"
"Semoga nanti baby gemesnya kaya Kaka Yora ya nak.." monolog Riska berbicara pada perutnya, bukan! Tapi pada baby yang ada dalam perutnya.
"Payyy...., mimay anaah?" Tanya sha yang sudah mulai normal setelah bangun dari tidurnya
" Mimay? Mimay masih sama dokter lagi diobatin" ucap Ruli tersenyum menenangkan putrinya yang sedari tadi mencari mimaynya.
" Payyy, aaavvin kahkah, kahka nackall" ujar sha memainkan jari-jarinya merasa tak enak hati dan bersalah.
" Kaka? Dengerin pipay boleh?" Ruli menangkup wajah gemas putrinya, membawa sha menatap matanya.
" Oyyyehh paaayy..." Jawab sha menatap Ruli
" Kaka sha gak nakal kok, tadikan Kaka sha gak sengaja kakinya kena perut mimay, kebetulan mimay juga lagi sakit jadi mimay harus dibawa berobat deh tadi" jelas Ruli pelan-pelan pada sha.
"Kaka sha mengerti?" tanya ruli lembut pada putrinya
" ngeltiii pippay..." jawab sha menyunggingkan bibirnya tersenyum namun dengan tatapan sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way You Love Me ( PUK 2 )
RomansaCinta akan selalu menemukan rumahnya, tempat untuk ia kembali.