Bab 29 "Istri?"

4.9K 307 5
                                    

Herna menekan kain yang berisi es batu pada pipi kanan Agasa secara perlahan, Herna dengan takut-takut melirik Agasa, Ia hanya fokus mengompres pipi Agasa yang memerah bekas tamparannya, ditambah panas dari hot in cream.

"Kamu sadar ga si? Ini namanya KDRT" seumur umur ini pertama kalinya Ia mendapat tamparan, ingin marah, namun Agasa malah terpaku tanpa bisa mengeluarkan kata-katanya saat Herna dengan keras menampar pipinya.

Herna mengembungkan pipi kanannya "maaf"

"Kita belum sarapan, kamu lapar?" Tanya Agasa menjauhkan tangan Herna dari wajahnya, Ia merasa sudah cukup lama Herna mengompresnya, Agasa menggerakkan rahangnya kekiri dan kekanan.

Herna mengangguk "lapar"

"Pesan aja ya? Saya ga bisa masak dalam kondisi ini"

"Saya juga ga minta" ucap Herna pelan, Ia juga tidak mungkin tega membiarkan Agasa memasak.

"Emang sakit banget ya?" Tanya Herna dengan ekspresi wajah muram.

"Sakit Herna" Agasa menatap Herna dengan pandangan lemah yang dibuat buat.

"Ummm tapi bisa jalan kesana kemari kan?"

Agasa menatap Herna dengan pandangan menyelidik "ga bisa"

"Ha? Masak sih" Herna meneliti ekspresi Agasa, kemudian menghela napas sepertinya rencana nontonnya harus tertunda.

"Ya sudah deh, saya ga jadi pergi nontonnya" ucap Herna pada akhirnya.

"Kecewa ga bisa jalan sama Mada itu?" Agasa bertanya dengan nada sinisnya.

"Yaa engga terlalu si, tapi udah janji, ga enak nolak, dia kan atasan"

"Ck, gini nih musti dihapuskan, atasan yang menyalah gunakan kekuasaan, apa perlu saya pecat dia?"

Herna memelototi Agasa "Hey, bukan karna itu juga si, Pak Mada itu baik sama saya, orangnya juga seru diajak ngobrol"

"Kalau saya?"

"Ha?"

Agasa menghela napasnya "Sudahlah, kamu mau makan apa?"
Agasa membuka aplikasi grabnya.

"Apaa ya, umm ayam?"

"Ayam lagi? Ga bosen?"

Herna menggeleng "Ayam enak"

"Ayam penyet? Gulai? Atau apa?"

"Ayam geprek" ucap Herna.

Agasa berdesis, "engga, ayam gulai aja ya?"

"Kenapa? Ayam geprek enak tau"

"Engga" Agasa mengeluarkan nada yang tidak bisa dibantah.

Herna diam tidak menanggapi Agasa, Herna menatap Agasa dengan bibir atas yang Ia kulum, Agasa yang melihat itu menarik dagu Herna agar kulumannya terlepas.

"Jangan gitu" ucap Agasa, "ayam gulai enak, saya jamin, mau jus alpukat?"

"Mau" Herna dengan antusias menjawab Agasa, Agasa tersenyum miring, Agasa bangga pada dirinya, Ia mengetahui salah satu hal yang membuat Herna senang.

"Kemana?" Tanya Agasa, melihat Herna yang bangkit dari ranjang, hendak meninggalkannya.

"Mau nonton netfix"

"Ikut" Agasa mengulurkan tangannya minta dibangunkan.

"Diem aja disini, lagi sakit juga" ucap Herna.

"Saya bosan, salah siapa saya begini"

Herna menatap Agasa datar.

Dengan sedikit terpaksa membantu Agasa berdiri dan memapah tubuh Agasa menuju ruang tamu.

Sekuat PesonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang