Bab 37 "Takdir pernikahan"

4.2K 288 5
                                    

"Jam berapa ke apartemen? Ko ga bilang?" Agasa membukakan pintu mobilnya untuk Herna.

Herna tersenyum "terimakasih" kemudian Agasa menyusul berlari kecil masuk ke kursi kemudi.

Saat Agasa sudah berada di sebelahnya Herna membuka suara "aku ga jadi ke kontrakan, kemarin niatnya tuh aku mau ambil jas aja, eh temen kerja ngechat yang aku kirimin ke kamu itu loh"

Agasa sedikit tersentak, Agasa menoleh meneliti wajah Herna.

"Kamu ga bilang?" Ucap Agasa pelan

"Aku nonton drakor terus tidur jam 2 kayanya ya, terus karena desminore aku kelolosan tidurnya, mana kalau kamu ga telpon tadi aku belum bangun kayanya" ucap Herna dengan nada lesu yang Ia buat.

Agasa menghela napas pelan tersenyum pada Herna kemudian mengusap pelan kepalanya, "kamu masih kena desminore kalau sedang fase menstruasi?"

"Hmm hormon prostaglandinku kayanya makin banyak deh" ucap Herna.

"Kalau kamu mau ada solusi sih, kamu kayanya juga tau" Agasa melirik Herna dengan pandangan jahil.

Herna mendorong pelan bahu Agasa "mulaiiii"

"Hahahaha" Agasa mulai menjalankan mobilnya disela tawanya.

"Kita mampir dulu ya ke supermarket, beliin sogokan buat dua curutku" ucap Herna.

"Curut ga tuh?"

"Kamu bakalan setuju sih kalau ketemu sama mereka" Herna memberengut kesal.

"Pokonya kamu ya yang jelasin, aku diam aja lah, takut nangis"

"Kaya kemarin? Kamu cengeng banget, padahal covernya kaya wanita tangguh strong yang tidak akan gentar diterpa badai, bahkan aku aja sampai merinding nih sama ancamanmu waktu itu" Agasa menyodorkan lengannya.

"Lihat, bulu-bulu halusnya berdiri"

Herna menepis lengan Agasa "stop dong!"

"Okee" Agasa mengangkat tangannya tanda berdamai.

Lama mereka hening Agasa melirik Herna pelan dengan ekor matanya "Herna"

"Hm?"

"Ngomong-ngomong tadi kamu ga nolak pas aku bilang ada solusi, yang itu looh"

"Anak?" Ucap Herna santai.

"Kamu ko ga bilang, ogah, atau ucapan ga suka lainnya?"

"Tho the point aja, kamu mau nanya, aku keberatan atau engga punya anak sama kamu?"

Agasa menganggukan kepalanya.

Herna menatap Agasa, bajingan ini, seingin itu aku stuck sama dia? Herna tersenyum "nanti ya bahas itu, hubungan kita aja baru mulai, jangan sampai perasaanku yang sedang kacau ini mempengaruhi jawabanku, kamu mau jawaban yang murni dari aku kan?"

Agasa tersenyum "oke, aku paham, perlahan"

Agasa melirik ke arah Herna dengan senyum lebar, rasa geli yang Ia rasakan di perutnya tiap kali berdekatan dengan Herna lama-lama menjadi candu bagi Agasa.

*****
"Itu juga, beli semua aja lah" Herna mengambil buah jeruk sunkist yang tersisa 4 kg.

"Ga kebanyakan?"

Herna menggeleng "ini enak, jadi ga bakal puas kalau sedikit"

Agasa yang mendorong trolly menatap geli ke arah Herna "ini kita mau beliin temanmu atau kamu makan sendiri nih?"

Herna menatap Agasa kemudian meletakkan telapak tangannya di pinggang "nanti kalau mereka udah paham masalah kita dan kami berbaikan ya kami juga bakal makan barenga ko"

Sekuat PesonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang