Bab 4 "Keputusan Herna"

5.9K 355 4
                                    

Agasa melangkahkan kakinya mendekati ranjang Agisna "ulang" pintanya.

"Kalian menikah ya" jelas Agisna kembali

Agasa mengukung tubuh Agisna dengan menggenggam ujung Brankar, Agasa menatap Agisna tepat dimatanya.

"Ulang sekali lagi"

"Kalian berdua menikah ya please"

Agasa mencengkram erat Brankar tersebut "kamu belum sembuh, istirahatlah, efek biusnya membuat otakmu tidak bekerja dengan benar" Agasa hendak menarik tangannya, namun sebelah tangannya ditarik Agisna untuk tetap diam di posisinya.

"Demi aku, kumohon...." Agisna menggenggam erat tangan Agasa.

"Ini hal tergila yang aku dengar dari kamu" Agasa menarik tangannya dan mundur beberapa langkah, rahangnya terlihat mengeras,kilatan emosi jelas terlihat di manik matanya.

"Dia tidak punya siapa-siapa disini, dan aku berhutang nyawa padanya"

"Tapi dia orang asing, asal usulnya tidak jelas, kamu rela aku menikah dengannya?" Tuntut Agasa.

"Makanya kalian menikah, kalian akan saling mengenal secara perlahan, dia orang yang baik, aku akan jadi jaminannya"

"Bagaimana jika dia hanya memanfaatkanmu? Kamu terlalu lugu" jelas Agasa retorik.

"aku janji, jika kamu sudah menikah, sudah memiliki istri, kamu bebas menemui aku, aku tidak akan menjaga jarak lagi" Agisna menganggukan kepalanya meyakinkan.

Sedari dulu Agisna selalu menghindari untuk bertemu Agasa terlalu sering, semenjak mereka menginjak bangku SMA Agasa cenderung bertingkah berlebihan.

Ketika Agisna mengobrol dengan lawan jenis, Agasa datang dan menatap lawan bicara Agisna dengan pandangan yang dapat membuat siapa saja menghindar.

Ketika Agisna akhirnya mendapatkan pacar pertamanya, Agasa mengamuk dan memukuli pacarnya hingga dirawat dirumah sakit selama hampir sebulan.

Sejak itu tidak ada yang berani mendekati Agisna secara terang-terangan, karena dimana Agisna berada disitulah ada Agasa.

Saat memasuki bangku kuliah, Agisna memilih untuk berkuliah di luar negeri, dan Agasa ingin ikut setahun setelahnya karena Agisna setahun lebih tua maka Agisna lebih dulu memasuki dunia perkuliahan.

Tapi Agisna memohon kepada orang tuanya untuk menahan Agasa, Ia menangis didepan orang tuanya dan mengatakan adiknya itu sudah diluar kendali, Ia tidak berlaku seperti adik pada umumnya.

Dengan terpaksa orang tuanya memisahkan mereka. Menyebabkan hubungan orang tuanya dengan Agasa menjadi semakin dingin bahkan hingga sekarang.

"Kamu serius dengan ucapanmu?" Agasa membuka suaranya yang terdengar lebih berat dari biasanya.

Agisna menelan ludah meyakinkan dirinya "aku serius, nikahilah dia" final Agisna.

"Kamu setuju kan, Herna?" Ucap Agisna.

Agasa menoleh mendapati Herna tengah berdiri merapat ke tembok dengan tubuh yang kaku menatap keduanya, pandangan mereka bertemu.

*****

Saat mendengar ucapan dari Agisna dan mendapati Agasa mendekati ranjang Agisna, dengan kaki yang Ia paksakan berdiri, Herna memundurkan langkahnya sampai punggungnya menyentuh tembok.

Herna menatap kedua adik kakak itu tengah beradu argumen, Herna merasa linglung, Ia meninggalkan rumah orang tuanya karna ingin menghindari perjodohan.

Alasan Herna menolak selain karna status pria yang akan Ia nikahi merupakan duda anak 1, dimana Herna tidaklah siap menjadi ibu sambung, alasan lainnya karna Ia mempertahankan egonya dan berbagai alasan lainnya.

Sekuat PesonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang