"Hiks.."
Jeno menatap gumpalan lemak di balik selimut itu dengan raut wajah datarnya. Sedikit menghela nafas lalu berjalan menghampiri tempat tidurnya.
"Sayang.."
Panggilnya lirih. Hanya terdengar suara isakan dari balik selimut itu. Suara hujan di luar sana semakin menambah kesedihan si manis."Kan hujan. Jalan-jalannya di tunda minggu depan aja, ya?"
Bujuk Jeno. Mark menyembulkan wajahnya dari balik selimut itu."Tapi aku kan udah masak. Hiks..tapi..tapi..hiks.."
Tangisan kembali terdengar. Mark menyembunyikan wajahnya di balik bantal itu."Jangan nangis. Kalau anak-anak lihat, aku bisa di gebukin nanti"
Ucap Jeno masih dengan ekspresi yang sama. Mark semakin menangis, Jeno bujuknya kayak nggak pakai hati. Tapi ya dari kecil tuh anak memang kayak gitu sih. Ya mau gimana lagi?"Anak-anak mana, sayang?"
Tanya Mark yang masih sesegukan."Di bawah sama bibi Kim"
Ucap Jeno."Nyariin aku nggak?"
"Enggak, sayang"
"Kamu nggak usah manggil aku sayang. Kan lagi nggak ada anak-anak"
"Udah kebiasaan. Kamu juga dari tadi manggil aku sayang"
"Oh, ya? Aku nggak sadar"
Mark menyibak selimutnya. Lalu mengusap wajahnya.
"Beneran nggak nangis mereka?"
"Tadinya. Tapi tadi aku buat diam"
"Kamu pukul lagi, ya?"
"Cuman Jarrel. Karena Javer diam terus"
"Kamu ih! Kasihan banget anak aku di pukulin"
"Anak kita"
Mark hanya mendengus.
"Kamu sini. Mau peluk!"
Ucap Mark sambil menarik lengan Jeno. Jeno langsung naik keatas tempat tidur dan langsung membaringkan tubuhnya di samping Mark."Aku mau bobo, boleh?"
Tanya Mark memandang wajah tampan Jeno.Jeno mengangguk,
"Anak-anak juga sebentar lagi akan tidur, biar bibi yang bawa mereka ke kamar""Anter kesini aja. Nanti kalau bangun pasti mereka nangis"
"Nanti aku yang nenangin. Kamu istirahat aja"
"Tapi jangan di pukul lagi"
Peringat Mark. Jeno hanya diam saja."Lagian aku nggak capek juga"
"Terus kenapa mau di peluk?"
"Nggak boleh?"
"Boleh.."
Mark semakin menenggelamkan wajahnya pada dada Jeno.
"Masakan aku udah di simpen kan?"
"Hm"
"Kamu laper? Biar aku panasin lagi"
"Kita baru saja makan siang"
Mark hanya mengangguk pelan. Ingin tertidur tapi dia keinget sesuatu.
"Besok aku ada urusan osis. Sebentar aja. Kamu bisa jagain Jarrel sama Javer?"
"Urusan osis?"
Tanya Jeno sambil menaikan sebelah alisnya. Mark mengangguk gugup."Yaudah, kalau ada perlu telepon aku aja"
Mark mengangguk senang, dan kembali melanjutkan acara tidurnya.
KevanoAlvynSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad And Mom (NoMark)
Novela JuvenilKisah sang ketua osis yaitu Mark yang harus tinggal serumah dengan sang kapten basket yaitu Jeno, demi merawat dua anak kembar yang datang entah dari mana. Inspired by anime Gakuen Babysitter. My favorite anime.