Bab-30

5K 370 36
                                    

Vote dulu baru baca!
Tandai typo!
______________

Happy Reading!!!

*
*
*

Saat ini Nindy sudah berada di rumah setelah tadi jalan-jalan bersama ifdhal. hari ini ia merasa sangat lelah tapi juga menyenangkan. Tapi tidak apa-apa, besok juga weekend sehingga Nindy bisa bersantai dirumah.

Nindy tak melihat keberadaan Dewa dan Diana, padahal ini sudah jam empat sore yang seharusnya mereka sudah ada di rumah. Untuk ayahnya Jayden akan pulang seperti biasa jam tuju malam.

Mungkin Dewa dan Diana sedang belajar kelompok dirumah temannya, pikir Nindy.

Setelah mandi Nindy ingin tidur sebentar sebenarnya, tapi tidak jadi ketika ada maid yang mengatakan bahwa dirinya kedatangan tamu, kata maid tersebut yang bertamu adalah seorang laki-laki, dia juga mengatakan sebagai temannya.

Tanpa berlama-lama Nindy langsung menunju ruang tamu untuk menemui orang tersebut.

Tapi pandangan Nindy langsung datar setelah sampai di ruang tamu ketika melihat siapa orang tersebut.

"Mau apa lo kesini kak?" tanya Nindy.

Laki-laki tersebut yang sedang sibuk dengan ponselnya pun lantas langsung menatap Nindy, ketika mendengar suara perempuan itu.

Ia kemudian berdiri, "Gue mau minta maaf sama lo atas kejadian kemarin malam," ucap Niko cepat dengan raut merasa sangat bersalah. Sedangkan Nindy sedikit terperangah ketika melihat wajah Niko yang babak belur, tapi ia membuang pikiran penasaran serta kasihannya pada laki-laki itu, ia tak perduli.

"Cuma itu? Yaudah sana pergi dari rumah gue!" usir Nindy tanpa perasaan, ia masih ingat kejadian kemarin malam. Dirinya sangat kesal bahkan mungkin benci pada laki-laki di depannya ini.

Niko menggeleng keras, ia kemudian lebih mendekat ke arah Nindy, "Gue gak akan pergi sebelum lo maafin gue," sahutnya tak mengindahkan usiran perempuan itu.

"Lo egois banget jadi orang kak! Segitu gampangnya lo minta maaf sama gue dan berharap gue langsung maafin lo gitu aja, setelah apa yang lo udah lakui sama gue."

"Asal lo tau waktu itu gue ketakutan banget saat di turunkan di tengah jalan yang sepi. Apa lo nggak mikir kedepannya gimana kalau gue ketemu penjahat? Untung aja ada kak Sagara, kalau gak gue juga nggak tau bagaimana nasib gue nantinya," sambung Nindy dengan menggebu-gebu ia mengungkapkan perasaan kesalnya pada laki-laki di depannya ini.

Niko menundukkan kepalanya, ia jelas merasa sangat bersalah pada perempuan itu. "Maafin gue." sahutnya lirih. Namun masih bisa didengar oleh Nindy.

Nindy membuang muka ke samping, tak mau melihat Niko. Sampai suara Niko terdengar kembali yang langsung membuat Nindy tak percaya.

"Tapi lo saat ini nggak apa-apa kan? Jadi seharusnya lo bisa maafin gue!"

"Brengsek banget lo jadi cowok!" Maki Nindy menatap nyalang pada Niko, dadanya kembang kempis menandakan bahwa dirinya sangat emosi. Ia tak perduli jika kesannya saat ini sudah keterlaluan tidak sopan pada kakak kelasnya itu.

"Seenaknya lo bilang gitu, gue emang nggak apa-apa tapi apa pantas lo berlaku seperti itu sama cewek. Gue juga sebelumnya udah bilang sama lo kalau gue mau pulang sama kak Sagara, tapi Lo malah maksa gue sama lo! Dan setelahnya lo malah seenaknya nurunin gue di tengah jalan."

"Lebih baik lo pergi dari rumah gue."

"BIBI!" teriak Nindy keras memanggil beberapa maid.

Melihat dua maid yang muncul Nindy langsung membuka suara, "usir orang ini, dia bukan teman saya. Kalau tidak mau paksa saja!" ucap Nindy, kemudian langsung meninggalkan Niko yang masih terdiam mendengar perkataannya itu.

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang