Di dalam pagar jeruji yang cukup dingin itu, Seokmin hanya bisa duduk merenung melihat nasib dirinya dan keluarganya.
"Gara-gara perempuan sialan itu kita jadi kayak gini"
"Pa, berhenti salahin (Yn). Ini yang harusnya papa dapetin dari dulu"
"Kamu masih belain perempuan itu?"
"Aku membela yang benar. Anggap aja ini karma buat papa"
Plakk
"Papa ngelakuin ini juga demi kamu"
"Berhenti pakai alasan aku dan mama. Papa ngelakuin ini karna keinginan papa yang gamau kalah sama orang lain. Akui aja pa, semua udah terjadi, percuma nyalahin orang lain"
Jimin menatap kesal anaknya itu. Seokmin kembali diam, ia merindukan hari-harinya bersama (Yn) dulu.
'Maafin aku (Yn). Semoga kamu bahagia setelah ini'
Sedangkan di cafe, (Yn) masih terus membuat beberapa cake untuk pelanggan yang semakin siang semakin ramai.
Doyoung yang baru selesai rapat pun memandang (Yn) yang tengah bekerja itu.
"Mau sampai kapan ngeliatin dia?"
Doyoung menatap sekretarisnya malas.
"Lagian gue ngeliat sama mata gue"
"Lo suka sama dia?"
"Menurut lo?"
"Kayaknya dia ngga suka sih sama lo. Dia cuma anggap lo temen yang baru kembali 21 tahun kemudian. Aneh kalau dia bisa suka sama lo. Lo juga aneh bisa suka sama perempuan yang 21 tahun lamanya ngga lo temui"
"Gue juga heran sama perasaan gue sendiri"
"Emang sulit hidup lo"
Yuta hanya menyeruput minumannya sembari melihat teman sekaligus bosnya itu memperhatikan gadis pujaannya.
"Lo beneran jatuh cinta sama dia? Meskipun kalian lama ngga ketemu?"
"Hm. Buktinya gue selalu deg-degan kalau deket sama dia. Artinya gue emang jatuh cinta kan?"
"Gini ya, gue kasih saran nih sebagai temen lo. Jangan buru-buru nyatain perasaan lo. Gimanapun kalian baru ketemu setelah sekian lama. Ya setidaknya kalian bisa temenan dulu, terus pdkt tipis-tipis baru lah ungkapin perasaan lo"
Doyoung menatap Yuta menganggukkan kepala.
"Thanks sarannya. Gue bakal transfer bonus lo malem ini. Ayo balik kantor"
Doyoung berdiri diikuti Yuta dibelakangnya dengan wajah sumringahnya. Doyoung mendekati (Yn) yang tengah menata cake di etalase.
"(Yn), gue balik kantor dulu ya. Thanks udah kasih pelayanan terbaik di cafe lo"
"Sama-sama, makasih juga Doy"
"Gue pergi dulu"
"Hati-hati. Byee Yuta"
Yuta melambaikan tangan kepada (Yn) membuat Doyoung sedikit cemburu.
"Mbak, lagi deket ya sama cowok itu?"
"Dia temen aku dari kecil, sempet lost contact"
"Kayaknya dia suka deh sama mbak"
"Mana ada sih Lus. Lagian aku sama dia hampir ngga ketemu 21 tahun, masak iya ada perasaan selama itu lagian kan aku juga punya pac--
Ucapannya terhenti ketika ia baru sadar jika dirinya dan Seokmin sudah putus.
"Oiya, mbak kan pacaran sama mas Seokmin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Count On Me [Yn x Doyoung]
FanfictionPercaya ngga sama takdir? Kalau ternyata jodoh kalian itu teman masa kecil kalian, mau nolak atau terima aja?