Pagi ini (Yn) pergi ke sebuah ruko yang tengah dibangunnya untuk mendirikan sebuah usaha baru. Ia berencana membuat cafe belajar yang sangat bersahabat bagi pelajar yang ingin belajar sekaligus menikmati suasana cafe.
"Kamu bisa bagi waktu kamu?" tanya bunda
"Harus bisa dong bun. Gimanapun ini kan niat aku sendiri"
"Kalau butuh bantuan, bilang sama bunda"
"Iya. Gimana menurut bunda?"
"Tempatnya strategis sih pasti banyak pelajar yang wira wiri lewat sini. Bunda juga suka sama konsep yang kamu tawarin. Di medsos bunda sering lihat pelajar itu stres kebanyakan belajar dan gaada waktu buat main. Jadi, konsep cafe belajar ini semoga bisa diterima sama semuanya"
"Aamiin. Aku juga berharap dengan adanya cafe belajar ini, bisa buat mereka lebih semangat lagi"
Setelah cukup lama melihat renovasi tempat itu, (Yn) mengajak Nara untuk ke cafenya. Baru saja turun dari mobil, ia melihat Seokmin yang tengah berteduh dari panasnya matahari dengan wajah lesu.
"Bunda masuk dulu"
"Kamu mau kemana?"
"Mau ngobrol sama dia"
Nara menatap arah yang ditunjuk oleh (Yn).
"Mau ngapain lagi sih kamu ngobrol sama dia"
"Bunda, dia ngga salah, yang salah itu ayahnya. Jadi aku minta, bunda jangan marah sama Seokmin dan ibunya"
"Yaudah terserah kamu lah"
Nara dengan perasaan kesalnya pun memasuki cafe. Sedangkan (Yn) berjalan ke arah Seokmin.
"Seokmin"
Seokmin yang dipanggil pun menoleh ke arah (Yn) dengan wajah terkejut.
"(Yn)"
"Lo ngapain disini?"
"Lagi istirahat bentar"
"Kenapa ngga di cafe gue aja?"
"Gue kira lo di dalem, makanya gue disini aja"
Terlihat pria itu tengah mengenakan pakaian rapi dengan amplop coklat dibawanya.
"Lo lagi cari kerja?"
Seokmin tersenyum tipis dan mengangguk.
"Iya. Tapi gaada satupun perusahaan yang mau terima gue"
(Yn) terdiam melihat wajah pria yang pernah mengisi hatinya itu terlihat sangat putus asa.
"Gue jadi tau rasanya, gimana kerja keras sendirian. Roda kehidupan itu terus berputar dan sekarang gue percaya hal itu"
"Lo mau ngga kerja di tempat gue?"
Seokmin yang mendengar itu sedikit terkejut.
"(Yn), bukannya gue gamau terima niat baik lo. Tapi gue udah jahat sama lo, gue rasa kurang sopan kalau gue minta kerjaan sama lo"
"Seokmin, lo ngga jahat sama gue. Ini semua kesalahan bokap lo, jadi berhenti menyalahkan diri sendiri"
"(Yn)--
"Setidaknya lo kerja di tempat gue biar lo sama nyokap lo bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekaligus lo coba cari kerjaan yang lebih layak. Lo mau kan?"
Seokmin terdiam. Ia menatap (Yn) berkaca-kaca.
"Kenapa lo masih baik sama gue. Harusnya lo marah sama gue"
"Kalaupun gue marah, apa itu ada manfaatnya buat gue?"
"Makasih (Yn)"
"Kalau gitu ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Count On Me [Yn x Doyoung]
FanfictionPercaya ngga sama takdir? Kalau ternyata jodoh kalian itu teman masa kecil kalian, mau nolak atau terima aja?