TEMPAT YANG TEPAT

1.1K 159 5
                                    



Tidak mudah, karena seumur hidup itu lama.

******

Semesta kadang bersifat aneh, kadang seperti menjauhkan kita dari seseorang dan kadang juga mendekatkan kita pada seseorang itu. Awal risih, tapi, kelamaan menjadi nyaman. Jika kita di takdirkan akan bersama, pasti, semesta punya cara yang terbaik untuk kita.

Erine saat ini sedang di suruh untuk membeli perlengkapan masak oleh ibunya, Cynthia. Ia pergi sendirian, berjalan, lagian toko itu tidak terlalu jauh dari rumah Erine.

Mencari-cari tepung di toko itu, hingga sudah mengelilingi semua tempat di toko itu, ia tak menemukan tepung yang ia cari.

"ini tempat terakhir" batin Erine lalu mencari dari bawa sampai atas.

"nahh, finally"

Ia berfikir sejenak, bagaiman ia akan mengambil tepung yang di taroh di atas itu?, Erine sudah mencoba namun tak sampai. Inilah tidak enaknya memiliki badan tak terlalu tinggi.

"udah kayak Lion aja, tuh tepung. Dia terlalu tinggi hingga aku tak sampai" Kalimat itu terlontarkan di hati Erine.

Sempat ingin menyerah dan mencari toko lain. Tapi, semesta berkehendak lain.

"nih," Lion memberikan sebuah tepung yang baru saja ia ambil.

Apakah bumi memang sempit? kenapa tiap hari selalu bertemu dengan orang itu-itu saja?, apakah tidak ada yang lain?.

Erine terkejut, lalu ia menoleh siapa yang memgambilkan tepung itu. "hah, Lion"

Lion tersenyum. "kayak baru ketemu aja"

"ngapain lo?"

Serius Erine bertanya seperti itu?, kan ini di toko perlengkapan dapur. "beli pulsa"

Erine melotot, kaget. "hah, emang jual, ya?"

Apalah Erine ini, bertemu orang ganteng emang bikin otak ga jalan, ya?. "lucu, lo"

"apaan?, malah ketawa, gajelas" bingung Erine.

Tak ada obrolan lagi, Erine langsung pergi ke kasir untuk membayar belanjaan yang ia beli, tak terlalu banyak, tapi, berat. Dalam antrian pun Lion berada di belakang Erine. Apa ini cara semesta untuk mempertemukan kedua manusia itu.

Erine keluar dari toko setelah selesai membayar, ia membawa dua kantong plastik di tangan kanan dan tangan kiri. Saat sampai di luar toko, langkahnya terhenti.

Melihat langit sore yang ada di atasnya, Erine tertarik untuk memotretnya lalu menguploadnya di story nya.

"Masya Allah tabarakallah, sungguh indah dan sangat indah ciptaan tuhan" Lion membaca caption yang baru saja di ketik oleh Erine, Lion kini berdiri di belakang Erine, matanya tertuju pada ponsel Erine.

Erine menoleh. "bisa gak sih, gausah ngagetin!"

Lion hanya tersenyum mendengar Erine membentaknya. "padahal, kalau lo gunain kamera depan dan selfie dengan wajah lo, caption yang lo pakai itu akan berada di tempat yang paling tepat."

ABOUT ERINE (orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang