Apa yang sebenarnya manusia kejar tentang cinta? kebahagiaan atau kesedihan?.*****
Setelah kejadian yang ada di sekolah tadi, Lion memutuskan untuk tidak mampir ke markas Aderfia, ia berfikir, lebih baik dirinya jangan ke sana daripada memperkeruh keadaan.
Saat ini Lion pulang bersama sang adik, walaupun ia tadi membolos pelajaran di belakang sekolah, tapi, ia bertanggung jawab, jika berangkat bersama Ribka, maka pulang juga dengan Ribka. kecuali ada hal tertentu.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Lion tiba di rumahny, jalanan tak seramai biasanya, mungkin orang-orang sedang malas menaiki kendaraan.
"Bang," bentak Ribka setelah ia berhasil turun dari motor. "lo mau bawa gue ke akhirat, ya?"
Lion terkekeh. "alay, lo"
"awas aja, gue kompor-komporin Erine biar ga sama lo"
Ah, Sepertinya Ribka sudah tau tentang kelemahan abangnya itu sendiri, ancam saja tentang Erine.
"dih, ngancem" mata Lion sinis menatap Ribka.
Tak menggubris, Ribka mengambil langkah lebih dulu untuk memasuki rumahnya, di susul dengan Lion yang berada di belakang.
"halloo,"
Terdengar balasan dari dalam. "salam dulu kalau masuk ke dalam rumah"
Balasan itu terdengar dari mulut Daniel, sang ayah. "Ribka kan ga punya adab" Saut Lion setelahnya.
"assalamualaikum" Ribka memperbaiki.
"wallaikumsallam" balas Daniel dan Indah
Ribka kini dengan segera memasuki kamarnya, sementara Lion ia pergi menuju dapur untuk mengambil minum.
"kenapa wajah mu?" Daniel datang menghampiri Lion
"berantem"
"sama siapa? berguna tidak? kalau iya, lanjutkan" maksud dari Daniel, jika berantem ada gunanya seperti mendapatkan medali, membela orang yang benar, itu lanjutkan saja. Tapi, jika hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada hasilnya, jangan.
"berguna" balas Lion. Toh Lion berantem memang berguna, ia membela Erine yang susah payah membuat roti, tapi, justru malah di buang.
"yasudah, sana mandi" orang tua memang masih saja menyuruh anaknya mandi, padahal sudah dewasa, mungkin kita di mata orang tua tetaplah anak-anak.
*****
Di malam yang sunyi ini, Lion berniat untuk keluar rumah, ia ingin pergi ke lapangan basket, sungguh, di rumah terus sangat membosankan. Lion bukanlah tipe anak yang suka di rumah seharian. ia tak suka jika dirinya gabut.
Sesampainya di lapangan, ia melihat ada satu perempuan yang sedang bermain bola basket sendirian. mungkin dia sama seperti Lion.
Tanpa di sengaja, bola yang di mainkan oleh perempuan itu jatuh dan menggelinding tepat dimana Lion berdiri, di pinggir lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ERINE (orine)
Short StoryAdanya dia di hidup gue, benar benar membuat gue untuk semangat melanjutkan hidup setelah adanya masalah di hidup gue. Cerita ini hanyalah fiksi, ini cuma karangan author saja, kalian contoh saja yang baik-baik di cerita ini, yang jelek jangan. semo...