Cita-cita, dan Harapan

1.3K 189 6
                                    




banyak cinta datang dan pergi,
tapi tak pernah aku senyaman ini

******

Jakarta memang kota yang tak pernah tertidur, di malam hari saja masih sangat ramai, apalagi sekarang matahari sudah mulai naik dari arah timur. Semua orang berbondong untuk bekerja, bersekolah, beraktivitas pada pagi hari.

10 menit dari gerbang SMA 48, Lion kini mempelankan laju motornya, dan segera memasuki kawasan sekolah. banyak juga yang menatap Lion memasuki kawasan sekolah. kenapa? pikirnya

setelah parkir dengan sempurna, Aralie lebih dulu turun dari motor yang di naiki oleh Lion. mungkin karna ini Lion jadi pusat perhatian.

"Ribka lo kemanain dah?" tanya Nino

"suka lo? kok nanyain dia" pekik Lion sembari berjalan memasuki sekolah

langkah Lion terhenti, lagi-lagi dirinya terfokus pada perempuan yang baru saja datang dengan seorang laki-laki. Erine?.

"kenapa?" tanya Aralie yang tak sadar ikut memberhentikan lamgkahnya

"cemburu, liat tuh" Nino menunjuk tepat dimana Erine berdiri tak sendiri

"ohh" balasnya dengan mulut berbentuk O. "pacarnya kah?" lanjutnya

"siapa? Lion?" Nino berbalik tanya. Aralie mengangguk "bukan, Lion cuma suka, iya kan, Lin?" jawab Nina

"entahlah, gue cuma mengangumi" jawab Lion berjalan palinh depan. "nyesel kan lo, gamau pacaran sih lo" ledek Gio terkekeh

"bagaimana bisa Erine tak menyuaki Lion?" pikirnya dalam hati. ia sudah mendapat cerita semuanya tentang kebaikan Lion terhadap Erine selama ini. entahlah.

Mereka berjalan berjejer dengan menambah satu personil yakni Aralie yang ikut bergabung dengan geng mereka. mereka kini menjadi pusat perhatian. Sebenarnya mereka sudah hits di sekolah mereka, mereka terkenal dengan segala masalah mereka dan pembuat onar di sekolah. Namun semenjak perginya Liam mereka terlihat sedikit kalem.

*****

bel Jam istirahat yang selalu ditunggu oleh semua murid di SMA 48 akhirnya berbunyi. mereka berlarian dari arah kelas ke arah kantin. ramai? ya sangat.

"Aralie mana?" tanya Lion saat menarik kursi untuk ia duduki

"gatau, belum keliatan" jawab Delyn. mereka tak satu kelas, Aralie masih duduk di kelas 11, sementara Lion, Delyn, Nino, Gio berada di kelas 12

sorak-sorak bermunculan dari arah lapangan, membuat semua mata tertuju pada sumber suara yang berasal. semua murid kini mengerubungi.

"ada apa sih?" tanya Lion celingak celinguk melihat sumber suara namun tak terlihat, sudah terlanjur banyak orang.

"Erine," Delyn melihat sosok Erine lah yang di kerubungi murid itu

"Lin, tunggu" Ucap Nino lalu menyusul Lion yang berlari ke arah keramaian.

di tengah keramaian itu, Lion berhasil menemukan Erine yang memiliki badan sedikit mungil. Dirinya langsung melindungi Erine dari cibiran Wota fomo, eh salah. dari murid murid yang ada di sana maksudnya.

ABOUT ERINE (orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang