3. Mistake [boy and girl]

185 19 2
                                    

Mereka lahir dari rahim yang sama. Namun, kehidupan yang mereka berdua jalani sangat berbeda.

Sarada hidup berlimpah kasih sayang dan harta. Ia memiliki semua nya. Tapi, dirinya tak tahu bahawa kembaran sedarah dengan dirinya hidup di belahan dunia lain.

Kembaran Sarada pun tak mengetahui jika dirinya memiliki saudari tak seiras.

Shotaro, hidup dengan menyembunyikan identitas. Sang ibu, yang bekerja di tukang roti untuk menghidupi keduanya, terpaksa melakukan hal tersebut.

Demikian, agar kehidupan mereka tak terganggu akan masa lalu Sakura yang kelam. Hingga saat ini, masa lalunya masih menghantui nya dalam mimpi.

Sakura yang wajahnya muram, kini berubah sumringah melihat malaikat kecilnya keluar dari gerbang sekolah. Dari sebrang jalan sana, Sakura melambaikan tangan dan memanggil nama putra kecilnya.

"Shotaro!"

Anak berhelaian merah muda bermata hitam itu menoleh dan langsung berlari.

"Ibu!"

Sakura di sana menggelengkan kepala dan berlari ke arahnya. Namun, Shotaro hanya bisa merasakan tubuhnya terpental lalu rasa sakit di sekujur tubuhnya membuatnya menangis. Tapi air matanya tak keluar sama sekali.

Ia ingin melihat ibu nya. Dalam kegelapan yang tak berujung, saat tersadar dirinya mendengar seseorang menangis.

"Ibu? Kenapa... Lampunya di matikan?"

Rasanya jantung Sakura terkoyak, mendengar pertanyaan dari Shotaro. Anak laki-laki nya baru saja menginjak usia sepuluh tahun. Namun, sudah tak bisa menikmati keindahan dunia lagi.

Satu jalan yang dapat ditempuh nya. Hal itu sudah menjadi keputusan yang Sakura ambil, saat hasil pemeriksaan Shotaro keluar.

Apapun hasilnya, Sakura harap, ini yang terbaik.

Sebulan telah berlalu setelah operasi yang di lakukan Shotaro berhasil. Kini, dia dapat melihat keindahan dunia yang hampir terenggut. Namun, aneh nya saat ini dirinya merasa ada sesuatu mengganjal.

Ibunya juga jarang berkunjung. Mungkin, toko sedang ramai. Begitulah yang Shotaro pikirkan.

Bruk!

Seseorang jatuh di luar sana di waktu tengah malam, saat Shotaro tak kunjung mengantuk.

Saat itulah, kebenaran terungkap.

"Ibu?"

Wanita yang menggunakan tongkat agar dirinya dapat mengetahui jika itu ada jalan. Namun, ekspresi wanita itu tampak bahagia. Walaupun kini ia hanya dapat terpejam.

"Kenapa... Itu, harus ibu?" Shotaro menangis ia tak kuasa membendung air mata, melirik warna bola matanya kini mirip seperti milik Sakura.

"Taro sayang, jangan begitu. Ibu, baik-baik saja, lihat?"

"Nggak, Ibu nggak baik-baik saja. Hiks."

"Maafkan Ibu, hanya ini pilihan satu-satu nya. Tak ada pendonor yang siap. Hanya ada itu saja Shotaro, maafkan ibu, kali ini juga, ya?" Sakura akhirnya menemukan tubuh Shotaro pun menariknya dalam pelukan. Menghiraukan orang yang melewati mereka.

"Tapi ibu, bagaimana dengan ibu?"

Woof!

Sakura mencengkram kuat tali kendali Bubu, si anjing terlatih untuk menuntun nya. Cukup mahal, namun uang Sakura lebih dari cukup untuk kehidupan keluarga kecilnya saat ini. Di tambah lagi, dirinya kini sudah mendapatkan pekerjaan baru.

"Nama nya, Bubu?" Shotaro kini telah di perbolehkan untuk pulang.

Sakura tersenyum. "Mirip anak anjing yang waktu itu, kan?"

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang