"Tidak ada yang bisa memutuskan hubungan darah. Sejauh apapun itu."
.
.
.
.
👑👑Keluarga yang dipandang sebagai kumpulan manusia gila. Tidak adanya cinta yang menjadi dasar sebuah bahagia. Hanya aturan yang menjadi sebuah kegilaan.
"Ada apa? Tumben kamu mau ketemu Daddy."
Pemuda dengan manik sehitam malam yang menatap kelam. "Aku mau ketemu Yasa."
Antonio, pria paruh baya dengan wajah dingin itu menatap dalam. Auranya sedikit suram sesaat. Lalu menghembuskan nafas kecil.
"Yasa belum boleh ketemu keluarga nya. Tugas dia belum selesai."
Saga menaikkan satu aslinya. Menatap bingung. "Aku kan bukan keluarga nya."
Saat itu juga tatapan dingin langsung mengarah padanya. Nampak aura pria itu begitu beku. Membuat Saga heran kembali.
"Kamu sudah bagian De Gavrilo." Katanya dingin.
Saga jelas menggeleng. "Bukan aku gak tau terimakasih, tapi aku masih mau ada digaris keluarga ku sendiri."
Saat itu juga, bibir Antonio tertarik membentuk senyum miring. Matanya menatap pemuda itu pekat. "Jadi kamu lebih bangga menjadi bagian Atmadja?"
Tanpa ragu Saga mengangguk. Membuatnya terkekeh. "Bagian dari keluarga Raja yang terkenal memiliki ajaran sesat."
Saga terdiam dengan bingung. Ia mencerna kalimat barusan. "Apa?"
"Nak, kamu belum tau siapa sebenarnya keluarga asli mu." Pandangannya berubah dalam. Nadanya menjadi sangat tenang.
"Memang, apalagi keluarga asing." Balas Saga tenang. Nampaknya ia ikut mempermainkan peran.
"Kamu hanya belum tau."
"Akan ku cari tau."
"Lalu?"
"Tidak ada."
Anton kembali terkekeh. Lucu melihat pemuda ini. Ia tergesa melangkah tanpa tau tujuan utamanya. Tanpa sadar justru menunjukkan kelemahannya pada musuh.
"Kamu mengambil langkah terlalu cepat. Permainan mu masih kurang."
Saga memutar bola matanya malas. Hidup menjadi bagian keluarga pria itu ia jadi tau seperti apa dia. Antonio sangat misterius. Dia mudah mempermainkan. Segala hal yang dia ucapkan selalu merujuk pada hal aneh, menurutnya.
Tanpa dirinya sadari, semua keluarga itu sangat manipulatif. Mereka pandai bermain peran. Saga hanya belum menyadari.
"Pilihan saya, anda tidak bisa mencegahnya." Katanya lalu bangkit. Tak akan ada jawabannya. Anton tak membalas. Hanya menatap pekat.
Saat ia sampai didepan pintu, dirinya terdiam. Melirik pria yang masih menatapnya itu kecil. "Terimakasih atas bantuan mu dimasa lalu untuk Galen dan Raga."
Saga lalu keluar ruangan itu. Meninggalkan Anton yang diam dengan pandangan dingin.
👑👑
KAMU SEDANG MEMBACA
DIDYMO [Raga 2] || END✓
Mystery / Thriller[Book 2 || Kathréftis]✓ 5 tahun lebih Saga ditinggalkan. Dia masih menanti mereka untuk pulang. Tidak pernah dia membenci lautan. Namun dia selalu memohon untuk memulangkan. "Laut, bawa mereka pulang. Walaupun raga tanpa jiwanya." Nyatanya semua ya...