17. Kotak hitam

127 13 7
                                    

"Segalanya, apapun miliki mu. Akan tetap kembali."
.
.
.
.
👑👑

Rasanya, kenyataan baru yang membuat dirinya semakin kacau. Namun sumpahnya harus ia tepati. Apapun yang terjadi, akan ia selesaikan segalanya. Biarkan ia yang berkorban. Asal tidak ada orang lain lagi yang tersakiti.

Kotak hitam usang. Dengan gembok kecil. Tidak ada kunci untuk membukanya.

Saga menatap kotak itu lamat. Berfikir cara apa agar membukanya. Karena tidak ada kunci atau benda lain. Mencari benda apapun yang ada dimeja belajar. Namun meja bersih dari apapun selain yang dirinya bawa.

"Nggak mungkin disini gak ada apapun." Lirihnya bangkit. Menatap sekeliling kamar. Pandangannya pun jatuh pada meja disamping tempat tidur.

"Izin geledah kamar lu, Reg." Katanya mendekati meja tersebut. Melihat isi dalam lacinya, yang ternyata kosong.

Tidak menyerah, ia menjadi ke lemari pakaian. Terdiam sesaat, melihat baju anak-anak milik Rega yang masih rapi. Karena takut merusak ia mencari ketempat lain.

Semua tempat yang berkemungkinan ada sesuatu ia geledah. Hingga ia melihat laci dibawah ranjang. Agak heran melihatnya. Namun segera mendekati. Mengeceknya cepat.

Ada benda yang dibuntal dengan kain merah kecil. Didalamnya terdapat belati dengan ukiran sederhana. Nampak masih sangat bagus.

Saga heran mengapa benda ini ada disini. Namun cepat tak peduli karena ia lebih membutuhkan untuk membukanya. Segera ia kembali kemeja belajar.

Gembok kecil ia congkel paksa. Namun karena terlalu kuat dan tidak berfikir gembok itu rapuh tangannya tergores.

"Shh.. untuk gak banyak." Ia bersihkan darah yang keluar dengan kaosnya. Lalu menjauhkan belati tersebut.

Merasa sudah lebih baik ia menatap kotak tersebut. Dengan ragu mulai membukanya. Berdoa bukan sesuatu yang buruk.

Saat kotak terbuka ia terdiam bingung dan takjub. Terdapat mahkota yang terbuat dari emas. Dengan berlian merah membentuk bunga pada bagian atas.

Saga tak yakin, ia takut itu benda aneh atau apa. Memilih menggunakan kain yang membungkus belati untuk mengambilnya. Mengeluarkan dari kotak. Lalu ia letakkan ke sisi lain meja. Tak berani menyentuhnya.

Di lihat kedalam kotak kembali. Terdapat buku usang tua yang tidak tebal. Merasa hanya buku ia mengambilnya dengan tangan kosong. Menatap buku tanpa judul itu lamat.

"Kebanyakan buku usang kuno. Benar-benar peninggalan." Lirihnya melihat buku-buku yang memang sudah usang. Namun isinya sangat membuat pusing.

Setelah menarik nafas dengan dalam. Ia membuka buku tersebut. Pada halaman pertama terdapat gambar pola lingkaran dengan bintang. Terdapat lingkaran kecil yang mengelilingi. Lalu sebuah garis tidak beraturan. Terdapat pula gambar seperti mahkota yang melayang.

"Saat amarah tidak bisa lagi dikendalikan, diri sendiri yang terbakar boleh api." Ia membaca kalimat dibawah gambar dengan lirih. Saat itu teringat dengan pengendalian diri dari inti yang dia miliki.

 Saat itu teringat dengan pengendalian diri dari inti yang dia miliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DIDYMO [Raga 2] || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang