Chapter 6: Overdosis Overthinking

712 77 86
                                    

"Sam tidak mau membantumu? Apa menurutmu Sam suka pada Haiden Adhikara?"

Jian masuk ke kamar Shea tanpa menyalakan lampu.

Adiknya yang sedang maskeran dan menyumpal telinga dengan playlist Taylor Swift, pura-pura tak sadar dirinya datang.

"Cia, biasanya kalau ada apa-apa, kamu selalu cerita pada Kakak..."

"Kak Jian sekarang satu kubu sama diktator itu. Shea jadi ilfeel sama Kakak."

Shea memiringkan badan, memunggungi Jian, persetan maskernya lepas dan playlist-nya terhenti.

Apa kakaknya mengira ia tidak bisa marah?

Shea meraih ponsel dan mengetikkan sesuatu, lalu meng-upload foto Jian sambil bersungut-sungut.

"Hei, kamu mendaftarkan Kakak ke situs pencarian jodoh?"

Jian masih positive thinking, meski sedikit tersinggung.

Memangnya dia tidak laku? Yang benar saja.

Kalau saja dia mau open BO, semua gadis, baik yang berkaki atau melayang satu inci di atas tanah, pasti akan mengantre jadi kliennya.

"Cia, hei, jangan ngambek begini..."

"Kak Jian keluar saja. Shea mau tidur."

"Kakak boleh tidur di sini?"

"Boleh."

"Yes."

"Tapi tidurnya di kamar mandi."

Tanpa perasaan, Shea menedang paha Jian hingga yang lebih tua tersungkur di karpet bulu.

Jian yang sadar Shea marah betulan, hanya tersenyum maklum.

Ia mengambil salah satu dari tumpukan boneka Shea yang banyak seperti menggunakannya sebagai bantal untuk terlelap di lantai.

Namun, baru saja rasa kantuknya terkumpul, ponselnya bergetar karena Sam mengirim pesan:

[Jian, barusan aku lihat fotomu ditawarkan di grup jual beli hamster.]

Jian terlonjak hingga kepalanya kejedug meja lampu. "Cia! Kenapa kamu jual kakakmu sendiri!?" Jian protes, tak terima.

Demi apapun, kalau boleh membanding-bandingkan besarnya kekuatan cinta, Haiden Se-than Adhikara yang baru kenal Shea kemarin sore itu, tidak ada apa-apanya.

Ini seperti membandingkan kekuatan Thanos dengan Tuan Krab!

"Cia! Jangan pura-pura tidur! Hapus sekarang postingan-nya! Nanti kalau sampai ada yang beli, bahaya!"

"Tidak ada yang beli," Shea duduk, menatap Jian dengan aura permusuhan. "Tidak ada yang tertarik sama Kakak—eh ada! Bentar, kubalas dulu DM-nya."

"..."

"Ya ampun udah dibilang harganya 200 ribu, masih aja dinego..."

"Duh, Cia! Kemarikan hp-nya!"

Jian terkesiap membaca postingan jahanam itu:

Lepas adopt. Kakak otoriter menyerempet diktator. Bisa COD. Gratis ongkir. Tanpa kandang, mahar 2A buat ganti pakan.

"Astaga, Cia, mending kalau dikirim ke grup open BO. Lha ini, masa ke grup jual beli hamster?"

"Biarin. Mending dilepas adopt daripada bikin aku jomblo seumur hidup."

Shea merebut ponselnya dan kembali mendorong Jian agar menjauh sejauh-jauhnya, kalau bisa sampai offside ke ujung bumi.

Brothers Complex | ENHYPEN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang