pt.13

384 40 7
                                    

Time skip ~~~~~

Gita POV

Aku dan ketiga sahabat ku benar benar melalui masa masa suram itu bersama , kami kembali menjadi satu setelah perpecahan yang hampir saja kejadian.

Rana , dia sempat dilabrak oleh Reni tapi untung saja dia sudah berani melawan Reni saat itu . Oh iya , Kami sudah UN loh~ aku dan Rana mendaftar kuliah melalui Jalur Mandiri sedangkan Jenof dan Jaema melalui Jalur prestasi.

Kedua anak itu memang sangat pintar, TAPI kita gak kalah pintar kok hehe emang rejekinya berbeda saja !

"Kak Ara!"

Aku menoleh , adikku yang tahun ini sudah kelas 1 SMP itu berdiri tepat didaun pintu kamarku.

"Why?"tanyaku sinis.

"Ada Kak Ari tuh!"

"Suruh naik dong!"

"Dia gak mau, kakak liat dijendela!"

Dengan langkah berat aku berjalan menuju balkon yang bertepatan dibawahnya adalah halaman rumahku , kuliat dia sedang berada dimotornya menatap arab balkon ku.

Seperti nya dia memang menunggu.

"Kenapaaa ??"ucapku sedikit teriak.

"AYO JALAN!"

"Kemana???!!"

"UDAH GANTI AJA BAJU LO SEKARANG KITA JALAN!"

Yatuhan anak itu memang tak berubah, suka ajak jalan tiba tiba entah kemana dia bakal ngajak aku pergi yang jelas aku bergegas ganti baju.

"Kak , beliin jajan yaaa~"ucap bocah ingusan yang masih berada disana.

"Ih !! Nyusahin aja kamu gamau!"omelku.

"Gak boleh pelit atau aku kasih tau ibu kalau kak Ara- mmmpppp!"

"Iya iya bawel banget! Pergi sana lo mau gue kunci ni kamar"omelku.

"Kata ibu kan gak boleh kunci kamar!!"ucapnya ngotot.

"Itu kalau Kamu masih dibawah 17 Tahun! Kaka sudah 18 tahun yaa udah bebas wleee"

Aku meninggalkan adikku yang ngomel ngomel sendiri diatas , sesampainya dibawah aku bertemu Ibu dan ayahku yang sedang biasalahh pacaran.

"Mau kemana ?"tanya Ayah.

"Jalan sama Ari yah"jawabku sembari memakai sepatu.

"Tumben gak masuk"tanyanya lagi.

"Dia bilang nanti mampir nya pas pulang , ayah kan kalo ngobrol sama dia lama selesai nya.. Ara pergi dulu ya ibu ayah assalamualaikum"

Mereka hanya menggeleng saja melihat kepergian ku , sedangkan Jenofan Arigi sudah menunggu didepan Pagar ssmbari memainkan ponselnya.

"Sorry lama hehe"

"Iya aman aman"

Akupun naik kemotornya , seperti biasanya aku hanya memegang pinggang nya. Jujur aku belum pernah sama sekali memeluk Jenof kalau dimotor , takut dia marah.

"Mau kemana sih ri?"tanyaku.

"Mmmm~ gak tau, jalan aja dulu bosen dirumah"

Sudah kuduga , Ngukur jalan! Jenof punya kebiasaan seperti itu semenjak Dia boleh bawa Motor saat SMA kelas 1.

Dia memberhentikan motornya dipinggir jalan , lalu dia menoleh sedikit kearahku.

"Ada rekomendasi gak?"tanya nya.

Our Friendship [00 line] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang