ʚMelk's First Kissɞ

557 52 5
                                    

Di umur tiga belas tahun saat masih duduk di kelas satu sekolah menengah pertama, di situlah pertama kali Mark mengenal Haechan, si bocah kecil kelas enam sekolah dasar yang ceria tapi tingkahnya sangat bar-bar membuatnya kerap kali kesal setengah...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di umur tiga belas tahun saat masih duduk di kelas satu sekolah menengah pertama, di situlah pertama kali Mark mengenal Haechan, si bocah kecil kelas enam sekolah dasar yang ceria tapi tingkahnya sangat bar-bar membuatnya kerap kali kesal setengah mati.

Bocah bar-bar itu sering sekali mengganggunya, setiap datang kerumahnya Haechan akan terus menempelinya tanpa henti. Bahkan parahnya ia ke kamar mandi mau buang air saja anak itu akan ikut, tapi Mark tentu tak membiarkan Haechan melakukan hal gila itu, ia dengan cepat kabur dan mengunci pintu kamar mandinya agar si bocah bar-bar tidak bisa masuk.

Kesal, rasanya sungguh mengesalkan ditempeli terus-menerus oleh si bocah bar-bar. Ia merasa risih ketika Haechan melakukan skinship dengannya yang paling anti pada sentuhan, bersama keluarganya saja ia sangat jarang bersentuhan karena ia tidak begitu suka, ia lebih suka diberi perhatian daripada sentuhan.

Kesialan bermula kala ada sebuah keluarga yang pindah mengisi rumah kosong di samping rumah milik orangtuanya, mulai dari situlah hidupnya tidak lagi tenang dikarenakan sosok bocah kecil yang satu tahun lebih muda darinya.

Di hari pertemuan pertama mereka saja sudah memberikan kesan buruk baginya.

Mengapa Mark menyatakan demikian? Jadi beginilah kejadian....

Kala itu Mark sedang mengerjakan pekerjaan rumah dari guru di kamarnya, ia dipanggil oleh sang ibu menyuruhnya keluar untuk berkenalan dengan tetangga baru mereka yang datang bertamu ke rumah. Terpaksa Mark menurut meskipun ia malas karena sang ibu mengancam akan memberikan semua semangka miliknya untuk Jeno, adiknya. Tentunya saja ia tidak bisa merelakan belahan jiwanya jatuh ke tangan sang adik, semangka miliknya tidak ada yang boleh dimakan oleh siapapun.

Di ruang tengah ia melihat ada orangtuanya, sang adik, dan dua orang dewasa yang seumuran orangtuanya serta dua orang anak kecil. Satunya tinggi dan putih yang sepertinya seumuran dengannya, lalu satunya lagi bertubuh mungil dan lumayan gempal.

Mark pun berkenalan dengan tetangga baru, sementara Jeno sudah duluan berkenalan dengan mereka. Mark duduk di samping ibunya setelah berkenalan. Dan ia tidak begitu memperdulikan anak kecil bernama Haechan yang terus menatapnya dengan binaran mata cerah.

Para orang tua berbincang-bincang, Hendery dan Jeno mulai dekat membahas superhero yang mereka sukai, sedangkan Mark duduk diam saja tanpa berniat bergabung bersama adiknya dan Hendery ataupun mengajak Haechan mengobrol.

Sampai pada akhirnya ibunya Mark menegur anaknya yang diam tidak memperdulikan anak bungsu tetangga baru mereka, padahal jelas-jelas anak imut itu terus menatap si sulung seperti ingin mengajak bicara tapi tidak berani karena sikap si sulung yang cuek.

"Abang, diajak ngobrol dong Haechan-nya jangan di cuekin."

Mark berdecak dalam hati, ia malas sekali untuk mengobrol dengan anak kecil itu.

"Ah gapapa mungkin Mark masih canggung, kan baru kenalan," ujar Mae Ten tersenyum maklum.

"Makanya mereka harus ngobrol bisa gak canggung lagi, kan seterusnya mereka bakal jadi teman," tukas Mommy Taeyong.

Short Story About Markhyuck/Markchan 🐯🐻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang