~HAPPY READING~
...
.3 jam berlalu, Jihoon masih menunggu Hyunsuk pulang. Hari sudah mulai gelap, matahari yang tadinya masih berada di langit, kini sudah bergeser ke ufuk barat. Hanya memancarkan cahaya jingga yang menerangi setengah dari langit. Jihoon yang tadinya berada di rooftop kini beralih ke ruang tamu. Villa Hyunsuk begitu indah jika semua lampu yang ada di setiap sisinya menyala, bahkan lampu tamannya juga menyala. Hal itu membuat villa ini begitu indah jika dilihat dari kejauhan.
Tak beberapa kemudian, suara mobil Hyunsuk terdengar memasuki garasi. Dengan cepat Jihoon berdiri di depan pintu villa untuk menyambut Hyunsuk.
Klek
Kenop pintu berputar dan terbuka dari luar. Wajah Hyunsuk langsung terlihat oleh Jihoon begitu pemuda itu memasuki villanya.
"Astaga, Jihoon! Kau membuatku terkejut!"
Tanpa aba-aba, Jihoon langsung memeluk Hyunsuk dengan erat. Ada perasaan yang aneh dalam diri Jihoon saat ini. Hyunsuk yang terkejut pun langsung menahan keseimbangan tubuhnya agar tidak terjatuh karena pelukan Jihoon yang sedikit membuatnya terhuyung tadi.
"Hei, ada apa Jihoon?" tanya Hyunsuk sembari mengelus pundak Jihoon.
"Ada sesuatu yang aneh dengan diriku. Ada sesuatu yang membuatku cemas setiap memikirkan mu. Sesuatu ini begitu menyesakkan. Aku seperti ingin menangis setiap saat."
Sebenarnya Hyunsuk juga tidak paham dengan perkataan Jihoon. Namun ia membiarkan Jihoon memeluknya untuk saat ini, pemuda itu perlu ditenangkan terlebih dahulu. Setelahnya Hyunsuk bisa bertanya kepada Jihoon apa yang terjadi.
Setelah 5 menitan mereka berpelukan di depan pintu dan dengan pintunya yang masih terbuka, akhirnya Jihoon melepaskan pelukannya kepada Hyunsuk. Kemudian ia menghela nafas panjang, seperti membuang semua kesesakkan yang ada pada dirinya. Hyunsuk kemudian menutup pintu dan menarik Jihoon ke sofa. Keduanya duduk bersebelahan. Jihoon yang masih menunduk dan sepertinya masih tidak ingin bercerita kepada Hyunsuk.
"Ada apa?"
"13 hari lagi untuk musim dingin."
Hyunsuk seketika terdiam, ia ikut merenung seketika setelah menyadari perkataan Jihoon. 13 hari lagi, tepatnya pada hari pertama salju turun. Jihoon akan kembali ke dimensinya.
"Kau benar-benar akan pergi?" tanya Hyunsuk.
"Jika aku bisa, aku ingin tetap di sini bersama mu. Tapi aku tidak bisa melanggar hukum alam yang memang sudah berlaku."
Hening seketika. Udara di sekeliling Hyunsuk tiba-tiba menjadi dingin. Mungkin ini sebab suasana hati Jihoon yang sedang sedih.
"13 hari ini akan kita habiskan bersama. Apapun yang ingin kau lakukan, lakukanlah bersama-sama."
Jihoon meganggukan kepalanya pelan. Perasaan yang tidak ia mengerti ini membuatnya bingung. Rasa kekhawatirannya kepada Hyunsuk saat ia tak bersamanya, rasa rindu kepada Hyunsuk ketika Jihoon tidak bertemu dengannya, rasa ini begitu membingungkan baginya. Rasa yang sungguh-sungguh aneh.
"Perasaan apa ini, Hyunsuk? Kenapa begitu menyesakkan diriku?" Jihoon mengenggam tangan Hyunsuk sembari melirihkan kata-kata tersebut.
"Apa yang kau rasakan?" tanya Hyunsuk sembari berusaha menatap wajah Jihoon yang tengah menunduk.
"Rasa sesak setiap aku tidak bertemu dengan mu, rasa khawatir setiap aku tidak bersama mu, rasa tidak rela saat akan berpisah dengan mu. Rasa yang aku ingin selamanya bersama mu."
Hyunsuk terdiam, dia baru memahami apa maksud perkataan Jihoon dari tadi. Perasaan ini, perasaan yang begitu dalam dari seseorang yang sedang jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNOWFLAKE❄️~Hoonsuk✓
Ficção Adolescente"Aku tidak pernah menyangka bisa bertemu dengan mu." "Aku tau, tapi maaf aku tidak akan bisa bersama mu selamanya." Terbentuknya butiran-butiran salju yang membentuk seorang pemuda yang mencari jati dirinya. Tapi, ia malah bertemu seorang pemuda yan...