Chapter 4

100 12 6
                                    

Sssshhuurr..

Suara deru ombak terdengar nyaring di telinga, seorang wanita dengan seorang anak kecil terlihat duduk di atas pasir pantai.

"Ibu~"

Wanita itu menoleh dan mencoba untuk tersenyum.

"Kenapa sayang?.."

"Di sini dingin ibu.. aku ingin pulang.."

Sang ibu mengelus pipi halus putri kecilnya dan menggenggam tangannya dengan begitu erat, membawanya bangun untuk pergi menjauh dari tepi pantai.

Keduanya terus berjalan, tangan mungil itu tetap di genggam oleh jemari besar sang ibu sampai akhirnya mereka berhenti di depan sebuah rumah.

Yang lebih tua menatap lekat rumah sederhana itu dan mengencangkan genggamannya di tangan mungil sang putri.

"Ibu~"

Ia kembali menoleh saat tangan mungil sang anak bergerak menggoyangkan lengannya.

"Iya sayang?.."

"Aku ingin roti coklat.."

"Kau ingin roti coklat?.."

Bocah mungil itu mengangguk sembari menatap polos wajah sang ibu, sementara sang ibu tersenyum hangat dan menarik pelan tangan kecil itu.

Ia mendudukkan putrinya di tangga gerbang kemudian merogoh tasnya dan mengeluarkan sebungkus roti dari dalam sana.

Ia membuka bungkusnya dan memberikan pada si kecil, ia akan selalu tersenyum setiap kali ia berbicara pada putri cantiknya itu.

"Sunoo-yaa.."

Panggilnya begitu lembut membuat putri cantik itu langsung menatap sang ibu dengan kerjapan polosnya.

"Sunoo mau berjanji pada ibu?.."

"Berjanji apa ibu?.."

Sang ibu menggenggam erat tangan mungil Sunoo yang juga sedang menggenggam roti coklatnya.

"Sunoo lihat minimarket yang ada di tepi jalan tadi?.."

Sunoo mengangguk dan sang ibu tersenyum untuk itu.

"Roti coklat kesukaan Sunoo sudah habis dan ibu akan membelinya ke sana, jadi apa Sunoo mau berjanji untuk tidak kemana-mana selama ibu pergi?.."

"Apa Sunoo tidak boleh ikut bersama ibu?.."

Sang ibu menggeleng.

"Sunoo pasti lelah.. iya kan?.."

Gadis cilik itu mengangguk, ia memang merasa cukup lelah karena sudah diajak berjalan sejak pagi menjelang.

"Nah.. jadi duduklah di sini dan tunggu saja ibu.. okey?.."

"Okey.. ibu.."

Sang ibu tersenyum dan mengeluarkan satu syal panjang dari dalam tas, melilitkannya pada pagar sebelum kemudian mengikatkannya pada tubuh mungil Sunoo.

"Kenapa Sunoo diikat ibu?.."

"Sunoo bilang dingin jadi pakai syal ini agar hangat, jadi jangan dilepas sampai ibu kembali.."

Sunoo hanya diam menurut sampai sang ibu selesai, setelah selesai wanita itu tersenyum dan mengelus pipi gembul Sunoo yang terasa dingin.

"Ibu janji ibu akan kembali saat rotinya habis.."

The Scar Healer || SunSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang