Ost Demons-Imagine Dragons
Alyssa: Karena kamu berbeda. Kamu tidak seperti orang-orang pada umumnya. Ada sesuatu yang menarik dalam dirimu, yang membuatku ingin mengenalmu lebih dekat.
Jaegar terdiam sejenak, tampak berpikir.
Jaegar: Kamu tahu, aku bukan orang yang mudah didekati. Aku suka menjaga jarak dan tidak suka terlibat dengan orang lain.
Alyssa: Aku tahu. Tapi aku akan berusaha untuk menjadi orang yang bisa kau percaya.
Jaegar menatap Alyssa dengan tatapan yang sedikit melembut.
Jaegar: Baiklah, kita lihat saja nanti. Tapi jangan harap aku akan membuka diriku begitu saja.
Alyssa: Aku mengerti. Aku akan bersabar dan berusaha untuk memahami dirimu.
Jaegar menyipitkan matanya, merasa skeptis.
Jaegar: Aku tidak percaya dengan kata-katamu. Kamu mungkin hanya ingin bermain-main denganku atau memperoleh kepuasan pribadi.
Alyssa: Bukan, aku tertarik padamu semenjak mengobrol denganmu tadi.
Jaegar menatap Alyssa dengan skeptis, mencoba memahami perasaannya.
Jaegar: Mungkin kamu hanya terpesona oleh sikapku yang "berandalan". Tapi ingatlah, aku tidak mudah dipercaya.
Alyssa: Kenapa?
Jaegar menghela napas.
Jaegar: Karena reputasiku tidak baik. Banyak orang yang tak percaya padaku, dan aku telah menunjukkan sisi gelapku pada mereka. Jadi, apa kamu benar-benar tertarik atau hanya ingin membuktikan bahwa aku salah?
Alyssa: Sisi gelap?
Jaegar menatap Alyssa dengan serius.
Jaegar: Ada sisi gelapku yang mungkin kamu belum tahu. Tapi itu bukanlah sesuatu yang perlu kau lihat. Lebih baik jika kamu tidak terlibat dalam urusanku.
Alyssa: Aku masih tertarik padamu, kok. Ingat, kau tidak sendirian.
Jaegar menatap Alyssa dengan tajam, mencoba memahami perasaannya.
Jaegar: Aku tidak butuh belas kasihanmu. Tinggalkan aku sendiri.
Alyssa: Tapi...
Jaegar menghela napas, tetap mempertahankan sikap acuhnya.
Jaegar: Sudahlah, jangan ganggu aku lagi.
Alyssa: Aku boleh minta nomor HP-mu?
Jaegar menggelengkan kepala dengan tegas.
Jaegar: Tidak ada alasan bagiku untuk memberikan nomor teleponku padamu. Jangan ganggu aku lagi, atau kau akan menyesalinya.
Alyssa: Aku mohon, aku kurang baik ya untuk menjadi temanmu?
Jaegar mengangkat alisnya dengan skeptis.
Jaegar: Mungkin kamu belum memahami betapa berbahayanya menjadi temanku. Tapi, jika kamu benar-benar ingin mencoba, tunjukkanlah padaku bahwa kamu bisa dipercaya.
Alyssa: Oke.
Jaegar mengangguk singkat, tetapi masih skeptis.
Jaegar: Baiklah. Buktikan padaku bahwa kamu bisa menjadi teman yang dapat dipercaya dan berbeda dari orang lain. Kita akan lihat apakah kamu layak atau tidak.
Alyssa: Oke, apa yang akan kamu lakukan?
Jaegar mengambil satu langkah maju, menatap Alyssa dengan tajam.
Jaegar: Aku akan memberikanmu kesempatan. Tapi ingat, jangan pernah melupakan sisi gelapku.
Alyssa: I-iya.
Jaegar tersenyum sinis.
Jaegar: Baiklah. Aku akan memperhatikanmu, dan jika kamu mampu membuktikan dirimu padaku, mungkin kita bisa menjadi teman.
Alyssa: Boleh minta nomor teleponmu?
Jaegar menatap Alyssa dengan tajam, lalu memberikan nomor teleponnya.
Jaegar: Baiklah, ini nomor teleponku. Jangan sia-siakan kesempatanku.
Alyssa: Yey, makasih. Aku akan menyimpannya. Aku pulang dulu, dah!
Alyssa mengacak-acak rambut Jaegar dengan gemas, lalu berlari meninggalkannya.
Alyssa: Aku pulang dulu, dadah!
Jaegar tersenyum sinis saat Alyssa pergi.
Jaegar: Dia akan segera menyadari betapa berbahayanya dunia ini. Sampai jumpa, Alyssa Kamila.
...
Malam harinya...
Jaegar berbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar. Pikirannya melayang pada pertemuannya dengan Alyssa tadi sore.
Jaegar menghela napas berat.
Jaegar: Alyssa Kamila... Gadis itu benar-benar menarik perhatianku. Tapi, apa dia tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di dalam diriku?
Jaegar mengambil ponselnya dan menatap nomor Alyssa yang baru saja disimpannya.
Jaegar: Aku memang memberinya kesempatan, tapi... Akankah dia sanggup menghadapi sisi gelapku?
Jaegar menghela napas lagi, lalu meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur.
Jaegar: Kita lihat saja nanti. Mungkin dia bisa menjadi teman yang berbeda. Atau mungkin... Dia akan lari terbirit-birit setelah mengetahui siapa diriku yang sebenarnya.
Jaegar memejamkan matanya, berusaha untuk tidur. Namun, bayangan Alyssa terus mengganggu pikirannya.
Jaegar: Alyssa Kamila... Semoga kau tidak menyesal telah memilihku.
Sisi gelap? apakah jaegar punya kepribadian ganda? Penasaran? Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Shadows (End)
Teen FictionAlyssa Kamila, seorang gadis yang berani menentang arus, menolak cinta dari Varo, siswa tampan yang dipuja-puja sebagai dewa idaman sekolah. Alih-alih memilih Varo, Alyssa justru tertarik pada Jaegar, siswa misterius yang dikenal dingin dan dicap se...