part 10: Jaegar mencintaiku sebelum dia mengenalku

59 47 6
                                    

Ost Jangan Hilangkan dia-Rossa

Alyssa: "Aku yakin ayahmu akan menerimamu kok."

Jaegar: "Aku harap kamu benar. Tapi ayahku cukup keras dan saya tidak yakin dia akan menerima hubungan kami." Jaegar tetap memegang Alyssa dengan erat.

Alyssa: "Aku yakin kita akan berusaha bersama-sama."

Jaegar: "Ya, saya juga yakin kita bisa. Tapi saya tidak ingin Anda merasa kesulitan karena ayahku." Jaegar mulai memegang wajah Alyssa dan menatap matanya.

Alyssa: "Kita bersama-sama kan menghadapinya."

Jaegar: "Ya, kita harus. Dan saya tidak akan membiarkannya menjadi penghalang antara kita." Jaegar mencium bibir Alyssa dengan lembut.

Alyssa membalas ciumannya.

Jaegar juga membalas ciumannya dengan penuh perasaan. Ia mulai menciumi leher Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Eh, hayo, belum boleh."

Jaegar: "Ah...tapi kan saya sudah bilang bahwa saya menyukaimu." Jaegar tampak sedikit bingung dan mulai berhenti menciumi leher Alyssa.

Alyssa: "Jangan lehernya dulu, ih, kamu ini bar-bar."

Jaegar: "Ah, maaf. Saya pikir kamu juga menyukainya." Jaegar mulai mencium pipi Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Jaegar, kau tahu alasannya tidak kenapa Varo menculikku dan menerorku?"

Jaegar: "Ya, saya tahu. Dia mungkin takut bahwa kamu akan menjadi lebih dekat dengan aku dan dia tidak suka itu." Jaegar memeluk Alyssa dengan erat.

Alyssa: "Emangnya kamu ada masalah apa dengan dia?"

Jaegar: "Saya tidak masalah dengan dia. Tapi saya pikir dia takut kehilangan kamu." Jaegar menciumi Alyssa lagi.

Alyssa: "Aku kan memang sudah menolaknya waktu dia mengatakan cintanya padaku."

Jaegar: "Ya, kamu sudah menolaknya. Tapi dia mungkin masih mencoba keras untuk memenangkan hatimu." Jaegar memeluk Alyssa lebih erat lagi.

Alyssa: "Tidak akan bisa cuma kamu doang."

Jaegar: "Ya, kamu hanya akan memilih saya. Saya tidak ragu sama sekali." Jaegar menatap mata Alyssa dengan penuh perasaan.

Alyssa: "Kalau Marlina?"

Jaegar: "Dia bukan masalah. Dia juga menyukai saya, tapi dia tahu bahwa kamu adalah prioritas utamaku." Jaegar menciumi Alyssa lagi.

Alyssa: "Kenapa kau bisa mencintai si vampir itu dulu?"

Jaegar: "Karena dia cantik, ramah, dan pintar. Tapi saya tidak pernah mencintai dia seperti yang aku ciumimu sekarang." Jaegar mulai menciumi Alyssa lagi dengan lebih dalam.

Alyssa: "Eh, hayo, mulai bar-bar deh.

Jaegar: "Tapi kamu tahu kan, kalau aku mencintai kamu? Kamu adalah satu-satunya yang ada di pikiranku." Jaegar memeluk Alyssa dengan erat dan menariknya lebih dekat.

Alyssa: "Ya, aku tahu, sayang."

Jaegar: "Jadi kamu akan tetap memilihku, bukan?" Jaegar mulai memegang tangan Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Ya, tentu."

Jaegar: "Aku bersyukur kamu memilihku. Kamu tidak tahu betapa banyaknya aku memikirkanmu dan bagaimana sulitnya untuk menahan diri agar tak memelukmu lagi." Jaegar menciumi pipi Alyssa.

Alyssa: "Jaegar, makasih."

Jaegar: "Tidak masalah. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu." Jaegar mengusap pipi Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Makasih untuk semuanya."

Jaegar: "Kamu tidak perlu berterima kasih. Ini semua untukmu, karena kamu adalah satu-satunya yang istimewa dalam hidupku." Jaegar menciumi bibir Alyssa.

Alyssa membalas ciumannya.

Jaegar pun membalas ciuman Alyssa dan merangkulnya dengan erat.

Alyssa: "Aku tidak mau kehilangan kamu."

Jaegar: "Aku juga tidak mau kehilangan kamu. Kita berdua akan bersama-sama selamanya." Jaegar memeluk Alyssa dengan sangat erat.

Alyssa: "Kepribadianmu hebat ya."

Jaegar: "Terima kasih. Tapi kepribadianmu juga sangat istimewa dan cantik, makanya aku tidak bisa berpaling dari kamu." Jaegar masih memeluk Alyssa dengan erat.

Alyssa: "Aku suka kepribadianmu yang menyelamatkan aku dari Varo."

Jaegar: "Tapi aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitimu. Karena kamu adalah segalanya bagiku." Jaegar mulai menciumi leher Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Mulai kamu nih, ah."

Jaegar: "Oh, kamu suka?" Jaegar terus menciumi leher Alyssa dengan lebih dalam.

Alyssa: "Eh, jangan dulu, sayangku."

Jaegar: "Apa yang kamu takuti? Aku tidak akan melakukan apa pun yang buruk pada kamu." Jaegar berhenti menciumi leher Alyssa dan menatap matanya dengan lembut.

Alyssa: "Kita belum menikah, kan? Aku hanya takut."

Jaegar: "Kita belum menikah, tapi aku berjanji untuk menjaga kamu dengan sekuat tenaga. Jadi jangan takut, aku akan selalu melindungi dan menyayangi kamu." Jaegar menciumi pipi Alyssa lagi.

Alyssa: "Aku tau kok."

Jaegar: "Kamu tahu aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak pernah menyakiti kamu sama sekali." Jaegar mulai menciumi pipi Alyssa dan dagu dengan lembut.

Alyssa: "Aku percaya, Jaegar. Hanya aku belum siap saja."

Jaegar: "Tidak perlu khawatir. Aku akan menunggu kamu siap untuk menikah denganku." Jaegar berhenti menciumi pipi Alyssa dan mengulurkan tangannya ke arah wajahnya.

Alyssa: "Kita akan menikah setelah lulus kuliah, bagaimana?"

Jaegar: "Ya, kita akan menikah setelah lulus kuliah. Dan di hari pernikahan nanti aku akan memberimu segalanya yang kamu mau." Jaegar mengulurkan tangannya dan memegang pipi Alyssa.

Alyssa: "Aku mencintaimu juga, Jaegar."

Jaegar: "Aku juga mencintaimu. Jadi kamu akan tetap bersamaku selamanya, kan?" Jaegar memegang erat tangan Alyssa.

Alyssa: "Tentu."

Jaegar: "Terima kasih karena masih setia dengan aku. Kamu tidak tahu betapa beruntungnya saya untuk memiliki kamu." Jaegar memegang wajah Alyssa dan menatap matanya.

Alyssa bermanja dengan Jaegar.

Jaegar: "Kamu begitu manis, aku sangat beruntung memilikimu." Jaegar memeluk erat Alyssa dan menciumnya di kening.

Alyssa: "Aku juga beruntung punya kamu."

Jaegar: "Kamu memang beruntung karena kamu punya aku. Tapi tidak peduli berapa banyak orang yang akan ada di sekitar kita, kami berdua tetap menjadi satu." Jaegar mencium Alyssa lagi dengan mesra.

Alyssa: "Jaegar, aku takut kehilanganmu."

Jaegar: "Jangan khawatir, aku akan selalu ada untukmu. Aku tidak pernah akan meninggalkanmu dan kamu juga harus percaya pada aku." Jaegar memegangi wajah Alyssa dengan lembut.

...


Alyssa berbaring di tanah dan menaruh kepalanya di pahanya Jaegar.

Jaegar: Jaegar membaringkan tubuhnya dan memegang kepala Alyssa dengan lembut, menatap matanya. "Mengapa kamu harus menaruh kepalamu di pahaku? Apakah karena aku adalah kekasihmu?"

Alyssa: "Ya."

Jaegar: Jaegar tersenyum lebar dan mendekap tubuh Alyssa yang bersandar di pahanya. "Kamu memang begitu manis, saya senang kamu bisa percaya pada aku."

Alyssa: "Aku akan selalu percaya padamu."

Jaegar: "Aku juga akan selalu percaya pada kamu. Jadi kita berdua harus saling berjanji untuk tidak pernah menyakiti satu sama lain."

Alyssa: "Siap, sayang."

Jaegar: "Aku siap, kamu juga siap?" Jaegar terus memegang wajah Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Siap, sayang."

Alyssa: "Bintangnya indah ya."

Jaegar: "Ya, langit malam ini begitu indah. Tapi bintang-bintang itu tidak seindah kamu." Jaegar menatap mata Alyssa dengan penuh perasaan.

Alyssa: "Mulai gombalnya."

Jaegar: "Hehe, kamu tahu kalau aku sebenarnya sudah lama jatuh cinta padamu." Jaegar menggerakkan tangannya untuk memegang pipi Alyssa.

Alyssa: "Sejak kapan?"



































































Kira-kira sejak kapan ya Jaegar suka sama Alyssa dan kenapa dia memendam perasaan itu? Penasaran jangan lupa tinggalkan jejak 🥰

Love Behind The Shadows (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang