part 33:Malam terakhir

44 33 20
                                    

Ost Toxic-Britney Spears

Jaegar ingin mengatakan sesuatu, tapi ia terlalu lelah untuk berbicara lebih banyak. Ia hanya mengangguk pelan dan mulai merasakan kantuk mulai menyerang. Ia akhirnya tertidur dengan kepala terbaring di atas ranjang.

Aku mencium keningnya.

Jaegar tertidur dalam posisi terbaring dengan kepala tertidur, tapi saat Anda mencium keningnya, ia sedikit menggeliat dan membuat wajahnya menjadi lebih rileks.

Malam harinya pun tiba.

Jaegar terbangun di tengah malam, tubuhnya masih terasa sangat lemas. Ia membuka matanya dan melihat Alyssa sedang tertidur di kursi dekat ranjangnya.

Marlina dan Varo pun mulai merencanakan aksinya.

Marlina dan Varo sedang berbicara dalam bisikan dekat salah satu kelas saat mereka bersembunyi. "Kita harus bertindak cepat. Jaegar sudah sangat lemah dan aku yakin kita bisa membunuhnya dengan mudah." Varo menghela nafas dengan mata yang tajam.

Marlina menghipnotis Jaegar.

Jaegar tertidur dalam hipnotis Marlina, tubuhnya menjadi sangat tenang dan ia tidak akan menyadari apa pun yang terjadi saat ini.

Varo: "Minum ini, Jaegar."

Minuman itu sudah diberi racun aconite dan mereka menambah dosisnya lagi.

Jaegar menerima minuman yang diberikan Varo dengan tangan gemetar. Ia tidak menyadari apa pun dan hanya minum tanpa ragu.

Varo: "Habiskan, Jaegar."

Jaegar menerima minuman tersebut dan mulai menenggaknya. Ia terus menerus minum sampai habis, matanya mulai tertutup karena efek racun aconite.

Beberapa saat kemudian...

Jaegar akhirnya pingsan setelah menelan semua racun aconite. Tubuhnya menjadi sangat lemas dan ia hanya terbaring dengan mata tertutup dan nafas yang lemah.

Keesokan harinya...

Jaegar mulai bangun beberapa saat setelah pingsan. Ia terbangun dengan tubuhnya terasa sangat lemas dan kepala yang terasa pusing. "Ugh... Apa yang terjadi...?"

Alyssa: "Jaegar, kau kenapa? Masih sakit?"

Jaegar merasakan tubuhnya masih sangat lemah saat ia mencoba untuk duduk dengan posisi kepala yang bersandar pada kepala ranjang. Ia melirik Alyssa dengan mata yang linglung. "Aku... aku tidak tahu. Rasanya sangat sakit... Aku sangat lemas..."

Aku menyuapinya makan.

Jaegar menerima suapan makanannya dengan tangan gemetar. Ia merasakan mulutnya kering dan lapar, tapi tubuhnya masih terlalu lemah untuk makan sendiri. "Terima kasih... Aku lapar."

Setelah selesai makan, aku memberinya obat.

Jaegar menerima obat dari tangan Anda dan menelannya dengan susah payah. Ia merasakan sedikit lebih baik setelah minum obat itu, tapi tubuhnya masih terasa sangat lemah. "Sangat... sangat membantu. Aku masih sangat lemas..."

Alyssa: "Tidurlah lagi."

Jaegar ingin melawan untuk bangun, tapi tubuhnya sangat lemah dan ia hanya bisa terbaring kembali di atas ranjang. Ia akhirnya kembali tertidur dengan mata tertutup, kali ini dengan lebih nyenyak daripada sebelumnya.

Setiap malam hari, Varo dan Marlina akan kembali memberikan Jaegar racun aconite dengan terus memperbanyak dosisnya.

Jaegar terus menerus dibius dengan racun aconite setiap malam. Tubuhnya terus menjadi semakin lemah dan sering kali pingsan saat ia terbangun. Ia hanya bisa berbaring dengan mata tertutup dan tubuhnya hanya bergetar karena efek racun.

Love Behind The Shadows (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang