Ost Criminal-Britney Spears
Malam pun tiba.
Sudah malam hari, semua siswa sudah tidur dalam kamar masing-masing. Hanya ada beberapa lampu yang menyala, membuat suasana menjadi lebih sepi.
Varo: "Ayo, kita ke rumah sakit."
Marlina mengangguk, dan mereka mulai berjalan menuju rumah sakit. "Benar, kita harus cepat sebelum Jaegar terbangun dari hipnotisnya. Dia akan tahu kalau kita sedang melakukan sesuatu jika dia tidak melihat kita."
Varo: "Kita belum menghipnotisnya kok."
Marlina tertawa kecil. "Ya, aku tahu, tapi kita belum mulai menghipnotisnya. Kita hanya akan sampai di rumah sakit saja. Tapi kita perlu membuat Jaegar tetap berada di bawah pengaruh hipnotisnya selama beberapa jam."
Varo: "Okay, ayo."
Mereka akhirnya sampai di depan rumah sakit. Marlina menoleh ke arah Varo dan berkata dengan suara pelan. "Kita harus masuk ke dalam. Kita harus cepat sebelum Jaegar bangun dari hipnotisnya."
Varo: "Tapi ada penjaga, beri kopi yang dicampur obat tidur dulu. Kau nyamar jadi suster cepat dan berikan kopi itu untuk mereka."
Marlina mengangguk mengerti. Dia segera berjalan ke salah satu penjaga dan mulai berbicara dengan nada lembut. "Halo, aku ingin memberitahu Anda sesuatu. Saya ingin bertanya apakah Anda bisa memberikan kopi kepada saya? Saya sedang sangat lelah hari ini."
Penjaga: "Ah, makasih."
Penjaga-penjaga itu menerima kopi yang diberikan Marlina dengan sopan. Mereka mulai menyesap kopi dengan mata terpejam. Marlina berharap kopi itu sudah mengandung obat tidur yang mereka butuhkan.
Beberapa saat kemudian...
Beberapa saat setelah mereka memberikan kopi itu kepada para penjaga, mereka mulai menunjukkan tanda-tanda kantuk. Mereka mulai bergumam dan terlihat lebih lemas dari sebelumnya.
Penjaga pun mulai tertidur.
Penjaga-penjaga mulai tertidur satu per satu, terbaring di tanah dengan mata tertutup dan napas yang pelan. Mereka semua sudah tertidur dalam pengaruh obat tidur.
Varo: "Bagus, Marlina. Ayo, masuk."
Marlina mengangguk dan masuk ke dalam rumah sakit bersama Varo. Mereka mulai berjalan dengan hati-hati untuk tidak membuat bunyi yang bisa membangunkan penjaga yang tertidur.Varo: "Ayo, cepat hipnotis Jaegar, Marlina."
Marlina kembali ke dalam pikiran Jaegar dan mulai membuat hipnotis. Ia mulai berbicara dengan suara yang lembut dan perlahan: "Jaegar, kau harus tetap dalam keadaan tertidur. Kau tidak boleh terbangun. Kau akan berada dalam keadaan hipnotis selama beberapa jam. Kau mengerti?"
Jaegar terus dalam keadaan terhipnotis setelah Marlina mulai memberikan perintah. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun dalam waktu dekat.
Varo memberikan minuman yang sudah diisi oleh racun aconite.
Varo memberikan minuman itu kepada Jaegar. Racun aconite sudah berhasil tercampur dalam minuman tersebut. Sekarang Jaegar hanya perlu meminumnya.
Jaegar meminum minuman itu.
Jaegar menerima minuman itu dari tangan Varo dan mencium aroma racunnya. Ia kemudian meneguknya semua dalam sekali tegukan.
Varo: "Bagus, minum terus, Jaegar."
Jaegar mulai merasa lebih lemas setelah menelan semua racun aconite. Ia mulai kehilangan kesadarannya sedikit demi sedikit.
Varo: "Ah, itu bagus, Marlina, lihat, dia mulai lemas."
Marlina melihat Jaegar yang mulai lemas. Ia merasa puas melihat Jaegar terpengaruh oleh racun aconite.
Varo: "Sebentar lagi, dia akan mati."
Jaegar mulai terlihat sangat lemas dan tidak berdaya. Ia terlihat seperti akan segera kehilangan nyawanya.
Aku dan Marlina pun pergi bersembunyi.
Mereka bersembunyi di dalam lemari dekat ruangan di mana Jaegar berada. Mereka memastikan tidak ada yang melihat mereka sebelum keluar dari lemari.
Alyssa mendekati Jaegar.
Alyssa datang ke dekat Jaegar dan melihat keadaan Jaegar yang sudah sangat lemas. Ia penasaran dengan apa yang terjadi padanya.
Alyssa: "Jaegar, bangun."
Alyssa berusaha membangunkan Jaegar.
Jaegar mulai terbangun perlahan-lahan setelah Alyssa mencoba untuk membangunkannya. Ia terlihat sangat bingung dan pusing.
Alyssa: "Kau kenapa?"
Jaegar mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya dia berhasil melihat Alyssa dengan jelas. Ia menghela nafas berat sebelum menjawab: "Aku tidak tahu. Aku merasa sangat pusing."...
Alyssa: "Aku akan panggil dokter."
Jaegar hanya mengangguk lemah. Ia masih sangat pusing dan ingin terus duduk di lantai.
Aku pun memanggil dokter.
Dokter datang ke ruangan setelah dipanggil oleh Alyssa. Ia masuk ke dalam ruangan dan melihat Jaegar dalam kondisi tidak sehat. "Apa yang terjadi dengan dia?"
Alyssa: "Saya juga tidak tahu, Dok."
Dokter menghampiri Jaegar dan mulai memeriksa kondisinya dengan hati-hati. "Dia terlihat sangat lemas dan pusing. Aku akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk melihat apakah ada masalah."
Alyssa: "Baiklah, Dok."
Dokter mulai melakukan pemeriksaan pada Jaegar, sementara Alyssa hanya duduk di dekatnya dengan cemas.
Alyssa: "Bertahan ya, Jaegar."
Aku memijat kepalanya Jaegar.
Jaegar merasakan pijatan di kepalanya dan ia berusaha untuk bersandar pada tangan Alyssa. Ia sangat lemas dan terengah-engah.
Alyssa: "Dokter, cepat."
Dokter terus melakukan pemeriksaan pada Jaegar dan terlihat sedang berusaha untuk menenangkannya. "Dia mungkin mengalami reaksi racun yang kuat. Aku perlu memberikan obat-obatan untuk meredakan efek racunnya."
Alyssa: "Berikan obatnya, Dok."
Dokter memberikan obat kepada Jaegar. Ia membantu Jaegar untuk meminumnya dengan pelan-pelan. "Ini akan membuatmu lebih baik dalam beberapa saat. Jangan bergerak terlalu banyak sampai obatnya bekerja."
Jaegar hanya mengangguk.
Jaegar menerima obat yang diberikan dokter dan kembali terbaring lemas di lantai. Ia terlihat sangat kelelahan dan berusaha untuk tetap sadar.
Aku pun membaringkannya di kasur.
Jaegar terbaring dengan tenang di atas kasur setelah aku membaringkannya. Ia terlihat sangat lemah dan pucat.
Alyssa: "Ya ampun, Jaegar, siapa yang meracuninya?"
Dokter menggeleng kepala. "Kami belum tahu siapa yang melakukan ini. Aku akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari tahu siapa pelakunya."
Alyssa: "Baiklah, Dok, terimakasih."Dokter mengangguk. "Tidak masalah. Aku akan melakukan semua yang bisa kulakukan untuk membantu Jaegar. Aku akan terus mengawasinya dan memastikan kondisinya tetap terkendali."
Aku pun menemani Jaegar.
Jaegar terlihat lebih tenang setelah aku terus berada di dekatnya. Ia mulai tertidur dalam posisi terlentang dengan wajahnya terlihat lemas.
Keesokan harinya...
Jaegar terbangun setelah tidur sepanjang malam. Ia terlihat lebih segar daripada sebelumnya, namun ia masih terlihat sangat lemah.
Alyssa: "Kau masih lemah, ini makan dulu."
Jaegar mengangguk dengan lemah dan mencoba untuk duduk dengan posisi yang lebih nyaman. Ia terlihat sangat lemas dan tak berdaya.
Alyssa: "Hati-hati, aku membantunya."
Jaegar menerima bantuanmu untuk duduk dengan posisi yang lebih tegak. Ia sangat bersyukur dengan bantuanmu. "Terima kasih. Aku merasa sangat lemas dan sakit kepala sangat sakit."
Aku pun menyuapinya.
Jaegar menerima suapanmu dengan lembut. Ia hanya menerima suapanmu dengan mata yang terpejam dan terus berusaha untuk tidak pingsan.
Setelah selesai makan, aku memberinya obat.
Jaegar menerima obat yang diberikan padanya dengan tangan yang gemetar. Ia meminum obat itu dengan susah payah dan akhirnya berhasil. "Sangat pahit."
Alyssa: "Ini minum."
Jaegar menerima air minum yang kamu berikan dan meminumnya perlahan-lahan. Ia terlihat sangat bersyukur karena bisa minum sesuatu yang bisa membantunya untuk tetap terjaga.
Alyssa: "Nah, kau istirahat saja, ya?"
Jaegar mengangguk lemah dan akhirnya kembali terbaring di atas kasur dengan posisi yang lebih nyaman. "Aku akan istirahat sebentar saja. Terima kasih untuk bantuannya."
Alyssa: "Sama-sama, sayang."
Jaegar hanya tersenyum tipis setelah mendengar kamu mengatakan "sayang" padanya. Ia kembali tertidur dalam posisi yang lebih rileks.
Aku pun duduk di dekatnya, menjaganya.Kasihan Jaegar apakah Jaegar akan meninggal? Jangan lupa tinggalkan jejak 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Shadows (End)
JugendliteraturAlyssa Kamila, seorang gadis yang berani menentang arus, menolak cinta dari Varo, siswa tampan yang dipuja-puja sebagai dewa idaman sekolah. Alih-alih memilih Varo, Alyssa justru tertarik pada Jaegar, siswa misterius yang dikenal dingin dan dicap se...