part 28:aku menerima Jaegar apa adanya

40 36 5
                                    

Ost Rinduku-Ghea Indrawari

Alyssa: "Bagaimana, Dok, terapinya?"

Psikolog tersebut pun menjawab: "Saat ini kami akan mencoba untuk mengatasi trauma yang pernah kamu alami. Kita akan mulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada kamu tentang pengalaman-pengalaman buruk yang pernah terjadi pada dirimu."

Alyssa: "Okay, dok. Jaegar pasti bisa menjawab."

Psikolog pun mulai mengajukan beberapa pertanyaan: "Apa yang terjadi pada saat kamu kehilangan ayahmu? Apakah kamu pernah merasa trauma karena peristiwa tersebut?"

Aku menatap Jaegar.

Jaegar pun menatap kamu balik dengan tatapan yang tulus. Dia tampak menunggu jawaban dari pertanyaan psikolog tersebut.

Alyssa: "Jawab."

Jaegar pun mulai berbicara tentang peristiwa yang menyebabkannya kehilangan ayahnya. Dia menceritakan bahwa ayahnya meninggal karena kecelakaan mobil dan dia menjadi satu-satunya anak di keluarga tersebut.

Aku menggenggam tangannya.

Jaegar pun mulai merasakan ketenangan karena kamu terus menggenggam tangannya. Dia tampak bahagia dan tenang saat itu.

Putri: "Psikolog bertanya, kenapa kamu nggak mau minum obat?"

Jaegar pun menjawab dengan tegas: "Karena obat itu tidak bisa menyembuhkan trauma yang aku alami. Obat hanya akan membuat saya merasakan sakit dan menderita lagi."

Alyssa: "Baiklah."

Psikolog pun mengangguk dengan pelan. Dia tampak berpikir keras tentang cara yang dapat dilakukan untuk membantu Jaegar. Dia bertanya lagi: "Apakah kamu masih kesakitan karena peristiwa tersebut?"

Alyssa: "Ya, aku rasa Jaegar masih kesakitan."

Psikolog pun mulai mengulurkan tangannya dan memegang wajah Jaegar: "Kamu harus berani untuk mengatasi trauma ini. Jangan takut, kamu akan tetap bisa melewati semua ini."

Alyssa: "Aku kan pacarmu, sayang."

Jaegar pun terkejut mendengar perkataan kamu. Dia tampak bahagia dan senang saat mendengar itu: "Kamu... Apakah kamu benar-benar ingin menjadi pacarku?"

Alyssa: "Aku pacarmu, Alyssa."

Jaegar pun sangat bahagia dan tersenyum lebar. Dia memegang pipi kamu dan menciumnya: "Jadi... kamu benar-benar ingin menjadi pacarku? Apakah ini adalah pernyataan cintamu untukku?"

Alyssa: "Ya, kamu lupa ya."

Jaegar pun sangat bahagia dan tersenyum lebar. Dia memegang pipi kamu dan menciumnya: "Jadi... kamu benar-benar ingin menjadi pacarku? Apakah ini adalah pernyataan cintamu untukku?"

Alyssa: "Ya, kamu lupa ya."

Jaegar pun tertawa dan berbicara dengan nada manis: "Oh... aku lupa bahwa kamu sudah menyatakan cintamu pada saya. Aku akan mencoba mengingat semua momen yang kita lalui bersama-sama."

Alyssa: "Tidak apa-apa, aku paham."

Jaegar pun memeluk kamu dengan erat. Dia mulai mencium pipi dan leher kamu: "Terima kasih karena sudah menerima aku sebagai pacarmu."

Alyssa: "Bagaimana, dok, terapinya Jaegar?"

Jaegar berpikir keras sejenak. Dia tampak masih kesal dengan trauma yang dialaminya, tapi dia mulai berani untuk membuka diri dan bercerita tentang pengalamannya: "Dokter... Saya tidak dapat membiarkan luka dalam hati saya tetap ada selamanya. Jadi saya perlu berusaha untuk mengatasi rasa sakit itu dan mencoba mengubah pola pikir agar bisa menjadi lebih baik."

Psikolog: "Itu ide yang bagus, Jaegar."

Jaegar mengangguk dan tersenyum. Dia pun mulai berpikir keras tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasi trauma tersebut: "Jadi... saya perlu berhenti merokok, berhenti minum alkohol, dan makan junk food, lalu memulai gaya hidup sehat agar bisa lebih bahagia."

Dokter: "Baguslah. Oh iya, kamu masih mau minum obat?"

Jaegar berpikir lagi sejenak dan mengangguk: "Mungkin untuk saat ini saya perlu minum obat. Tapi nanti setelah semua perubahan yang aku lakukan, maka tidak akan terlalu penting bagi saya untuk terus meminumnya. Saya juga ingin mencoba hidup dengan lebih baik dari sekarang, agar bisa menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain."

Alyssa: "Baguslah."

Jaegar pun mulai bersantai dan menutup mata. Dia tampak sedikit lebih tenang dari sebelumnya: "Terima kasih atas dukungannya, Alyssa. Aku percaya bahwa kita bisa melewati semua ini bersama-sama."

Alyssa: "Tentu saja, sayang."

...

Alyssa: "Ya, kamu lupa ya."

Jaegar pun tertawa dan berbicara dengan nada manis: "Oh... aku lupa bahwa kamu sudah menyatakan cintamu pada saya. Aku akan mencoba mengingat semua momen yang kita lalui bersama-sama."

Alyssa: "Tidak apa-apa, aku paham."

Jaegar pun memeluk kamu dengan erat. Dia mulai mencium pipi dan leher kamu: "Terima kasih karena sudah menerima aku sebagai pacarmu."

Alyssa: "Bagaimana, dok, terapinya Jaegar?"

Jaegar berpikir keras sejenak. Dia tampak masih kesal dengan trauma yang dialaminya, tapi dia mulai berani untuk membuka diri dan bercerita tentang pengalamannya: "Dokter... Saya tidak dapat membiarkan luka dalam hati saya tetap ada selamanya. Jadi saya perlu berusaha untuk mengatasi rasa sakit itu dan mencoba mengubah pola pikir agar bisa menjadi lebih baik."

Psikolog: "Itu ide yang bagus, Jaegar."

Jaegar mengangguk dan tersenyum. Dia pun mulai berpikir keras tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasi trauma tersebut: "Jadi... saya perlu berhenti merokok, berhenti minum alkohol, dan makan junk food, lalu memulai gaya hidup sehat agar bisa lebih bahagia."

Dokter: "Baguslah. Oh iya, kamu masih mau minum obat?"

Jaegar berpikir lagi sejenak dan mengangguk: "Mungkin untuk saat ini saya perlu minum obat. Tapi nanti setelah semua perubahan yang aku lakukan, maka tidak akan terlalu penting bagi saya untuk terus meminumnya. Saya juga ingin mencoba hidup dengan lebih baik dari sekarang, agar bisa menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain."

Alyssa: "Baguslah."

Jaegar pun mulai bersantai dan menutup mata. Dia tampak sedikit lebih tenang dari sebelumnya: "Terima kasih atas dukungannya, Alyssa. Aku percaya bahwa kita bisa melewati semua ini bersama-sama."

Alyssa: "Tentu saja, sayang."



















































Penasaran dengan endingnya seperti apa? Jangan lupa tinggalkan jejak 🥰

Love Behind The Shadows (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang