Ost Gemintang Hati-Lyodra
[RUMAH SAKIT]
"Kau juga, Kirana, akan menjaga Ibu dengan baik, kan?" kata Dipta, suaranya penuh kepastian. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh harapan.
Kirana juga mengangguk dengan semangat.
"Iya, aku akan menjaga Ibu dengan baik! Aku janji!" jawab Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kepercayaan.
"Okay, yaudah, ayah kerja dulu. Bye bye," kata Dipta, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah kedua anaknya dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Kinara dan Kirana melambaikan tangan saat kamu pergi.
"Hati-hati, Ayah!" kata Kinara, suaranya penuh kepedulian. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kehangatan.
"Ya, hati-hati, Ayah!" kata Kirana, suaranya penuh kepedulian. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kehangatan.
Kamu pun pergi meninggalkan mereka bertiga.
Kinara dan Kirana kembali duduk di samping Alyssa. Mereka terus memperhatikan Alyssa dengan penasaran sebelum akhirnya Kinara berbicara.
"Ibu sedang sakit apa, Kirana?" tanya Kinara, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh keingintahuan.
"Mungkinkah dia sakit demam, kak?" jawab Kirana, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
"Mungkin begitu. Dia terlihat sangat lemas.." jawab Kinara, suaranya penuh keprihatinan. Ia terlihat khawatir saat ia melihat Alyssa yang terbaring lemah.Ceritanya semakin menggemaskan! Aku suka bagaimana kamu menggambarkan kepolosan anak-anak Dipta yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Alyssa.
"Ya, kau betul, kak," jawab Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Kinara terdiam sejenak, mencoba mencerna pertanyaan yang ia tanyakan pada Kirana. Ia kemudian kembali berbicara dengan suara yang penuh keingintahuan.
"Tapi kenapa Ibu sakit? Apakah dia sakit selama ini?" tanya Kinara, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Kirana mengkerutkan keningnya, mencoba mengingat apa yang ia tahu tentang Alyssa.
"Aku juga tidak tahu. Mungkin nanti kita tanyakan saja ketika dia bangun," jawab Kirana, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Kinara mengangguk setuju dengan jawaban Kirana. Ia kemudian melihat sekitar kamar rumah sakit dengan penasaran.Ceritanya semakin menyentuh! Aku suka bagaimana kamu menggambarkan perhatian anak-anak Dipta terhadap Alyssa, dan bagaimana Alyssa menunjukkan rasa syukurnya pada anak-anak.
"Ya, kita tunggu saja sampai Ibu bangun," jawab Kirana, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
"Okay," jawab Dipta, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah kedua anaknya dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Kinara dan Kirana kembali duduk dengan tenang. Mereka terus memperhatikan Alyssa dengan perhatian, berharap dia akan segera sadar.
"Ibu, Ibu, bangun, kak," kata Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya terbuka sepenuhnya. Ia terlihat sangat lemas saat dia duduk dengan posisi bersandar pada kepala ranjang.
"Ah.. aku dimana?" tanya Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia menatap ke sekitar kamar rumah sakit dengan tatapan yang penuh keingintahuan.
"Ibu di rumah sakit," jawab Kinara, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban Kinara. Ia melihat sekitar sebelum akhirnya kembali fokus pada Kinara dan Kirana.
"Aku di rumah sakit? Kenapa aku di sini?" tanya Alyssa, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh kekaguman.
"Ibu kan lagi sakit, kata ayah begitu," jawab Kinara, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa terdiam sejenak, tampak terkejut dengan apa yang dikatakan Kinara. Ia melihat wajah Kinara dan Kirana sebelum akhirnya mengangguk lemah....
"Ah, begitu.. aku sakit.." kata Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh keharuan.
"Ya, Ibu istirahat aja. Kami akan menjaga Ibu," jawab Kinara, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa menghela napas dan mengangguk lemah.
"Baik.. aku akan istirahat saja.." kata Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh keharuan.
"Ibu mau makan?" tanya Kinara, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk.
"Ya, aku ingin makan.. tapi aku ingin sesuatu yang ringan saja.." jawab Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh keharuan.
"Okay, hm, sushi mau, Bu?" tanya Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa kembali mengangguk, terlihat lebih baik daripada sebelumnya.
"Ya, sushi saja.. aku ingin sushi," jawab Alyssa, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh keharuan.
Kirana pun menyuapi Alyssa dengan sushi. Kinara membantu Kirana memberikan sushi kepada Alyssa. Alyssa menerima suapan dengan tangan yang gemetar, terlihat sangat lemas dan lemah.
"Aku suapin aja, Bu. Pelan-pelan ya," kata Kinara, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa mengangguk, menerima saran Kinara untuk disuapi dengan pelan-pelan.
"I-iya.. pelan-pelan saja.." jawab Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh keharuan.
Kinara mulai menyuapi Alyssa dengan sangat lembut, memberikan setiap suapan dengan hati-hati. Ia memastikan Alyssa tidak akan tersedak atau terburu-buru.
"Nah, Ibu sudah habis satu potong. Mau lagi?" tanya Kinara, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
"Hmm, iya, Kinara," jawab Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia tersenyum lembut ke arah Kinara, merasa sangat terharu dengan perhatian dari anak perempuan Dipta.
Kinara kemudian mengambil potong sushi lainnya dan memberikannya ke Alyssa.
"Ini, Bu. Aku suapin lagi," kata Kinara, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Alyssa menerima suapan dari Kinara dengan senyum yang lembut. Ia merasakan kehangatan dari sentuhan Kinara dan merasa sangat terharu dengan perhatian yang diterimanya dari anak perempuan Dipta.
"Terima kasih, Kinara," kata Alyssa, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh kekaguman.
Beberapa saat kemudian, Alyssa sudah habis menyantap sushi yang diberikan oleh Kinara. Ia merasa lebih baik setelah menikmati makanan ringan itu.
"Terima kasih, Kinara, Kirana. Kalian sangat baik," kata Alyssa, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah kedua anak perempuan Dipta dengan tatapan yang penuh kekaguman.
"Sama-sama, Bu," jawab Kinara dan Kirana bersama-sama. Mereka tersenyum lembut ke arah Alyssa, merasa sangat senang dapat membantu Alyssa.
Alyssa kembali berbaring di atas kasurnya, merasa lebih nyaman setelah menikmati sushi dan perhatian dari kedua anak perempuan Dipta.Makin dekat nih ibu sambung dan kedua anaknya, jangan lupa tinggalkan jejak 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Shadows (End)
Teen FictionAlyssa Kamila, seorang gadis yang berani menentang arus, menolak cinta dari Varo, siswa tampan yang dipuja-puja sebagai dewa idaman sekolah. Alih-alih memilih Varo, Alyssa justru tertarik pada Jaegar, siswa misterius yang dikenal dingin dan dicap se...