part 46: Alyssa akan dilamar

10 5 5
                                    

Ost Janji Setia-Tiara Andini

[RUMAH SAKIT]

Kinara tersenyum lega saat melihat Alyssa dalam keadaan lebih baik. Ia kembali duduk di samping ranjang, sementara Kirana masih berdiri di dekatnya.

"Ibu jangan sakit lagi ya," kata Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Alyssa tersenyum tipis, mendengar ucapan Kirana.

"Aku akan berusaha tidak sakit lagi. Aku janji," jawab Alyssa, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Aku dan kakak Kinara sayang Ibu," kata Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Alyssa terharu saat mendengar Kirana mengatakan hal itu. Ia kembali tersenyum, kali ini lebih lebar.

"Aku juga sayang kalian berdua," jawab Alyssa, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Mereka memeluk Alyssa.

Kinara dan Kirana memeluk Alyssa dengan erat. Mereka jelas sangat khawatir dengan kondisi Alyssa sebelumnya.

"Ibu cepat sembuh ya," kata Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Alyssa kembali mengangguk, ia kembali memeluk Kirana dan Kinara dengan erat.

"Aku akan cepat sembuh, aku janji," jawab Alyssa, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Tidurlah lagi, Ibu, agar Ibu bisa cepat pulih," kata Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Alyssa mengangguk lagi, ia kembali berbaring di atas ranjang dengan tangan yang terlipat di atas perutnya.

"Oke, aku akan tidur lagi," jawab Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Selamat istirahat, Ibu," kata Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Alyssa tersenyum dan menutup mata. Ia perlahan-lahan tertidur, tubuhnya terlihat lebih rileks sekarang.

"Tubuh Ibu sepertinya mulai membaik, Kak," kata Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Kinara juga melihat Alyssa mulai terlihat lebih baik, tubuhnya sudah tidak sepanas sebelumnya. Ia mengangguk, setuju dengan Kirana.

"Iya, sepertinya tubuhnya mulai membaik," jawab Kinara, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Syukurlah, nanti Ayah pasti akan cerita soal Ibu, kan?" tanya Kirana, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Kinara mengangguk lagi, ia tahu Kirana ingin mendengar apa yang akan dikatakan ayah mereka tentang kondisi Alyssa.

"Iya, Ayah pasti akan cerita nanti," jawab Kinara, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Okay, kita tunggu saja yuk. Sambil jagain Ibu," kata Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Kinara mengangguk lagi dan mereka kembali duduk di samping ranjang, mengawasi Alyssa dengan penuh perhatian.

...


Beberapa hari kemudian

Alyssa sudah mulai terlihat lebih sehat. Ia sudah mulai bisa beraktivitas dengan normal lagi, namun tubuhnya masih terasa lemah setiap kali bangun dari tidurnya.

"Ibu masih pusing?" tanya Kinara, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Alyssa mengangguk pelan, kepalanya terasa sakit saat ia mencoba untuk berpikir.

"Ya, aku masih pusing kepala," jawab Alyssa, suaranya penuh kelesuan. Ia menatap ke arah Kinara dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Istirahat saja dulu, Bu," kata Kinara, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Alyssa kembali berbaring, menutup mata dan kembali tertidur. Tubuhnya terasa sangat lelah dan sakit kepala membuatnya ingin terus tertidur.

Kinara pun memijat kepalanya Alyssa.

Kinara mulai memijat kepala Alyssa dengan lembut, berharap pijatannya dapat membantu mengurangi rasa sakit kepala Alyssa.

"Tenang, Bu. Pijatan ini bisa membantu meringankan sakit kepala," kata Kinara, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Alyssa dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Kirana sedang mengobrol bersama Dipta, ayahnya.

Dipta sedang duduk di dekat Kirana, mereka sedang mengobrol dengan tenang. Kirana tampak sangat khawatir pada Alyssa, sedangkan Dipta terlihat tenang dan tenang.

"Ayah, Ayah, kapan nikahin Ibu?" tanya Kirana, suaranya penuh keingintahuan. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Dipta terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan Kirana dengan tegas.

"Masih belum, sayang. Alyssa masih dalam masa pemulihan setelah sakit yang dia alami," jawab Dipta, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Tapi secepatnya ya, Ayah. Kasihan Ibu," kata Kirana, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Dipta mengangguk, mengusap kepala Kirana dengan lembut.

"Aku tahu, aku ingin dia cepat sembuh juga. Tapi kita harus bersabar, dia membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya," jawab Dipta, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Baiklah, Ayah. Ayah harus menikah dengan Ibu," kata Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Dipta tersenyum tipis mendengar ucapan Kirana. Ia tahu kalau Kirana sangat mencintai Alyssa.

"Ya, aku akan menikah dengan Ibu nanti. Aku akan melakukan apapun untuk membuat dia bahagia," jawab Dipta, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Beberapa Minggu kemudian

Alyssa sudah mulai lebih baik dari sebelumnya. Ia sudah bisa makan dengan normal, berjalan tanpa bantuan, dan bahkan mulai bekerja lagi di sekolah.

"Ayah, ayo lamar Ibu," kata Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Dipta terkejut dengan permintaan Kirana, namun ia tersenyum lembut.

"Apakah kamu yakin? Aku inginnya kamu yakin kalau kamu benar-benar ingin aku melakukan ini," jawab Dipta, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Ya, aku yakin. Kirana juga yakin," jawab Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Dipta menghela napas, lalu tersenyum lagi.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan melamar Alyssa nanti malam," jawab Dipta, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Yey!" teriak Kirana, suaranya penuh kegembiraan. Ia menatap ke arah Dipta dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Dipta tertawa kecil melihat Kirana yang terlihat sangat bersemangat. Ia mengacak-acak kepala Kirana dengan lembut.

"Kau terlihat sangat antusias," jawab Dipta, suaranya penuh kasih sayang. Ia menatap ke arah Kirana dengan tatapan yang penuh kekaguman.

Malam harinya pun tiba

































































Wah sepertinya akan ada lamaran malam ini ya, jangan lupa tinggalkan jejak 🥰

Love Behind The Shadows (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang