Tentang kehidupan si kembar Bagaskara Akbar yang hobbynya berantem tapi sebenarnya saling bucin dan sayang satu sama lain.
Rajendra si perkasa nan jenius dan Rakasa si urakan tapi penyayang.
"Rakasa tuh sebenernya pinter. Sayang aja otak nya gak pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rakasa membuka matanya perlahan, dan hal pertama yang dia lihat adalah cahaya yang amat terang. Rakasa sempat berfikir jika dia sudah mati dan kini berada di surga. Tapi 2 suara berat menyadarkannya bahwa dia masih berada di dunia dan tidak barada di surga.
"Pah Nana bangun pah."
"Syukur alhamdulillah."
Rakasa mengerjapkan matanya beberapa kali, dan pandangannya tertuju pada wajah Rajendra yang berada di sampingnya.
"Gue kira gue lagi di surga." Ucap Rakasa akhirnya membuka mulut.
"Apa apaan lo mikir begitu?! Lo gak boleh mati dulu, utang sama dosa lo masih banyak sama gue." Ucap Rajendra.
Rakasa berdecih sambil memandang sengit kembarannya itu. Lalu Rakasa memilih bangun dari posisinya. Pemuda itu baru sadar jika kini dia sedang berada di rumah sakit. Entah apa yang bisa membuatnya berada disini, tapi yang pemuda itu ingat dia menyelamatkan Rajendra dari Bharata dan memeluk kembarannya erat sampai akhirnya semuanya gelap.
"Gue pingsan ya tadi?" Tanya Rakasa.
"Menurut lo?" Ucap Rajendra dengan ketus.
"Cuman tutup mata." Ucap Rakasa lagi, dan hal itu sukses membuat Rajendra emosi dan menyentil dahinya.
"Orang gila mana yang nutup matanya sampe 2 jam, terus gak bangun bangun hahh?!" Ucap Rajendra.
Rakasa hanya merespon itu dengan tawanya.
"Kamu nih ya mas hobi banget masuk rumah sakit. Gak ada hobi yang lebih bermanfaat apa." Ucap papah Jef.
"Abisnya suster disini cantik cantik pah. Makanya mas betah bolak balik kesini hehehe." Ucap Rakasa.
"CEWEK AJA LO PIKIRIN. Cewek gak suka sama cowok lemah yang hobi pingsan kaya lo." Ucap Rajendra sewot.
Rakasa tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sebal Rajendra. Lalu pemuda itu menarik-narik kecil baju Rajendra sambil menatap kembarannya itu dengan wajah tengil khasnya.
"Kenapa sih marah marah aja abang ku. Khawatir banget ya sama adik mu yang unyu ini hmm?" Ucap Rakasa.
"YA KHAWATIR LAH BEGO! Abang mana yang gak khawatir kalo adiknya kenapa-napa." Ucap Rajendra.
"Utututut lutuna abang ku. Sini sini kecup dulu kecup." Ucap Rakasa sambil memonyong-monyongkan bibirnya ke arah Rajendra.
"Geli ya anjing." Ucap Rajendra.
Mata Rakasa terfokus pada kepala papahnya yang di tutup kasa dan plester, "Dahi papah kenapa? Kok bisa luka gitu?" Tanya Rakasa khawatir.
"Gapapa mas. Cuman luka kecil aja tadi." Jawab papah Jef.
"Bohong, jangan percaya bapak bapak penuh dusta itu, Na. Tadi setelah hampir mau nabrak gw, om Bhara mau langsung kabur. Tapi papah ngehalangin jalan dia pake mobilnya, jadi mobil om Bhara nabrak mobil papah lumayan kenceng. Om Bhara pingsan, sementara papah luka ringan." Ucap Rajendra.