PERNIKAHAN - 02

133 15 1
                                    

Happy Reading ..

____.____


1 week later ..

Dengan raut wajahnya yang terlihat masam dan tak bahagia, Wendy berdiri di sebuah altar dengan gaun indah yang menyatu dengan warna kulitnya, gaun yang memperlihatkan punggung mulusnya membuat ia terlihat sangat cantik dan elegan,

Rambut blondenya yang ditata dengan gaya french braid, membuat Wendy terlihat anggun karena leher jenjangnya cukup terekspose, kulit putih pucat itu sangat mendominasi gaun yang dipakainya, hampir saja kulit dan gaun itu menyatu menjadi satu.

Wendy menghelakan nafasnya, kemudian ia menoleh ke arah dimana Jennie yang terus berteriak untuknya, Wendy menggeleng melihat energi sahabatnya itu yang tidak pernah habis.

Wendy berdiri seorang diri disana dengan memegang satu ikat bunga yang akan ia genggam hingga sampai didepan pendeta yang akan menikahkannya, Wendy menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri dengan raut wajahnya yang gelisah.

Waktu semakin berjalan, namun Sehun belum kunjung datang.

"Kemana si brengsek itu" gumamnya.

Tidak lama berselang, Sehun pun sampai. pria itu langsung berdiri di samping Wendy dengan helaan nafasnya yang panjang. tanpa mengatakan sepatah kata pun pria itu kemudian menatap Wendy, Musik antifon pun mulai mengalun, sorak sorai orang-orang yang menghadiri pesta megah itu pun saling bersahutan, tepuk tangan meriah pun terdengar jelas.

Sehun mengambil tangan Wendy dan kemudian menggandengkannya. Wendy sedikit terkejut dengan sikap pria itu, kemudian keduanya berjalan bersama menuju altar, Wendy tidak ingin berfikir yang lain. ia hanya mengikuti perintah pria itu tanpa banyak bicara lagi.

Wendy dan Sehun terlihat saling menatap namun hanya sekilas, keduanya terlihat canggung dan saling memalingkan wajahnya saat kedua netra saling membidik tajam. Wendy berdehem dan kemudian mencoba tenang. jujur saja perasannya kini sedang tidak menentu. Wendy merasa debaran jantungnya semakin kuat, bukan karena ia merasa bahagia namun justru sebaliknya Wendy merasa takut saat langkahnya hampir mendekat ke arah pendeta yang sudah menunggunya.

"Aku harap kau tidak menciumku"

Mendengar hal itu Sehun menoleh menatap Wendy, setelah mengucapkan hal tersebut, Wendy memelototi Sehun yang hanya menatapnya, Wendy pun mencubit pergelangan tangan Sehun untuk menghalau tatapan tajamnya , Sehun menggigit bibirnya merasakan cubitan kerasa dari gadis itu, kemudian keduanya terlihat berakting seolah tengah bahagia menyapa para tamu yang bersorak memanggil namanya.

"Sebaiknya kau mendengarkan ucapanku tadi"

"Memangnya kenapa?"

"Kau tidak perlu melakukannya, karena aku tidak sudi" desis Wendy.

"Itu sebuah kewajiban di agama katolik"

"Tapi itu tidak perlu"

"Kau akan menjadi istriku, jadi terserahku" ucap Sehun seraya menyunggingkan mulutnya, Sehun tersenyum seolah tengah meledek Wendy. Lucunya mereka bersahutan dibalik keramaian para tamu menyoraki keduanya.

Wendy dan Sehun naik ke atas altar, mereka terlihat disumpah oleh seorang pendeta yang akan mengesahkan dam memberkati pernikahan mereka, setiap janji dan kewajiban satu sama lain pun disebutkan, Sehun menyeringai menatap Wendy yang terlihat sebal, sungguh Wendy ingin sekali memukul pria itu.

AFTER MARRIAGE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang