POSISI SULIT - 11

51 8 1
                                    

Happy Reading..

_____

Wendy masuk kedalam kamar, ia berdiri didepan cermin kemudian mengeram kesal. Wendy mengacak-ngacak rambutnya kasar, sungguh selama hidupnya Wendy memang tidak pernah berhubungan baik dengan sang ayah, namun bukan berarti dia pernah bertengkar seperti tadi.

Wendy merasa berdosa, karena Wendy memilih membela Sehun dari pada ayahnya sendiri.
Wendy melakukan itu semata-mata karena tidak ingin membuat kegaduhan, dan ia bersikap seperti itu karena ia ingin meyakinkan sang ayah jika semuanya akan baik baik saja.

Wendy membela Sehun mati-matian padahal Wendy tahu jika pernikahan keduanya hanyalah sebuah pernikahan bisnis, namun dimata kedua orang tuanya mereka menikah karena berlandaskan cinta bukan perkara tentang bisnis saja.

Wendy memijat dahinya, ia berfikir sebentar kenapa dengan Jeunggi? bagaimana mungkin dia bisa tahu jika Sehun sudah memiliki kekasih? atau jangan-jangan memang Jeunggi sudah memata matai ini sejak lama.

kecintaan Jeunggi pada Wendy memang tidak diragukan lagi meksipun anak dan ayah itu sering bertengkar nama rasa sayang jeunggi pada Wendy sudah tidak bisa di ukur dalam segi apapun.

"Wendy?"

Wendy yang tengah mondar-mandir terlihat menoleh saat Sehun memanggilnya. Wendy menatap Sehun yang berjalan ke arahnya. Wendy terdiam kemudian memalingkan wajahnya.

"Bagaimana caramu untuk memperbaiki semua ini?"

"Wendy, maafkan aku .. aku tidak bermaksud membuat hubunganmu dengan ayahmu menjadi berantakan"

Wendy menatap Sehun yang menatapnya. "Sejak awal, aku selalu berfikir bagaimana jika hal ini diketahui oleh keluargaku atau keluargamu, bagaimana dengan mereka. aku tidak perduli dengan diriku tapi aku lebih memperdulikan orang tuaku yang mungkin mereka kaget dengan kejadian ini"

"Wendy aku tidak tahu jika akan serumit ini"

"Sehun, sejak peratama kali kita berjanji untuk menikah. kau mengatakan padaku jika selama menikah dengaku kau tidak akan menemui Laura karena takut hal ini terjadi, dan sekarang lihatlah bahkan pernikahan kita belum terhitung dua hari"

Sehun terdiam mendengar ucapan Wendy.

"Aku sudah berjanji tidak akan menganturmu, dan itu bukan urusanku. tapi setidaknya kau pakai logikamu untuk berfikir, seharusnya kau tidak mengizinkan Laura datang ketempatmu, jika kalian ingin bertemu, bertemu saja ditempat lain karena setelah menikah seharusnya kau fikirkan hal yang akan menajdi boomerang untukmu itu apa?"

"Aku mengerti, aku salah, aku .. maafkan aku.."

"Sehun, selama hidupku aku belum pernah bertengkar dengan ayahku. dansekarang aku harus bertengkar demi membelamu, apa kau berfikir bagaimana nantinya hubunganku dengan ayahku?"

"Lalu kenapa kau membelaku Wen? kau seharusnya membiarkanku dipukuli ayahmu" ucap Sehun, Wendy pun mendecih.

"Jika aku egois kau bisa saja mati ditangan ayahku, tapi mau bagaimanapun di surat pernikahan kau adalah suamiku, aku tidak mungkin membiarkan siapapun menyakitimu, aku membelamu bukan karena aku mencintaimu tapi karena rasa kemanusiaanku, dan aku tidak suka jika kau terluka"

Sehun menatap Wendy yang menatapnya, gadis itu terlihat emosional. nafas Wendy memburu gadis itu kemudian memalingkan wajahnya dengan kedua netra yang terlihat berkaca-kaca.

"Aku tahu kau mencintai Laura, tapi tolong .. jangan buat kekacauan seperti ini lagi"

Sehun mendudukan tubuhnya di ranjang, kemudian menatap Wendy yang masih enggan menatapnya.

AFTER MARRIAGE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang