JANJI - 16

48 12 2
                                    

Happy Reading..
Masih lanjutan part sebelumnya..

_____

Wendy menghentikan laju mobilnya di depan pekarangan rumah Sehun disusul Sehun yang memarkirkan mobilnya di belakang mobil Wendy keduanya turun secara bersamaan namun tidak bersama Hein.

Hein memutuskan untuk pulang bersama supir pribadinya bahkan kencan mertua dan menantunya itu terkesan gagal Hein nampak kecewa karena melihat Sehun bersama perempuan lain.

Sebelum pulang Hein mengatakan kepada Sehun jika ia melakukan sesuatu yang menyakiti Wendy maka Hein tidak segan-segan akan mengatakan hal ini kepada Jumyeon sang ayah.

Kejadian tadi membuat Laura memilih untuk pulang, sebelum Sehun mengantarnya Laura lebih dulu pergi tanpa basa basi kepada mereka, nampaknya Laura pun terlihat marah dengan keadaan yang menderanya, tidak perlu menyalahkan diri sendiri karena memang patut Hein marah saat melihat anaknya berjalan dengan perempuan lain bahkan istrinya melihat hal itu.

Wendy membanting pintu mobilnya dengan kencang membuat Sehun menoleh menatap gadis yang sudah lebih dulu pergi masuk ke dalam rumahnya.

Sehun memenjamkan matanya dan kemudian menyusul langkah Wendy yang cepat Sehun bersiap untuk mendengar Wendy memakinya karena memang lagi-lagi Sehun bersikap bodoh.

Wendy menghentikan langkahnya sebelum menaiki anak tangga ia menoleh menatap Sehun yang berjalan ke arahnya raut wajah Wendy terlihat marah bahkan Wendy mengepalkan kedua tangannya. wajahnya memerah dan pikirannya tidak menentu rasanya ingin sekali Wendy memukul pria yang kini berdiri dihadapannya.

"Wendy dengarkan aku"

"Berapa kali aku bicara kepadamu Sehun, bertemulah di tempat yang tidak seharusnya orang-orang tau. kau adalah suamiku siapapun mengenalmu begitupun aku kenapa kau tidak bisa menjaga dirimu kau merusak semuanya Sehun, kau merusak rencanaku"

"Aku mengerti Wendy aku minta maaf aku tidak tau jika"

"Kau tahu atau tidak pakai logikamu kau pergi bersama Laura masih di kota yang sama jika kau ingin berkencan dengannya pergilah sejauh mungkin, kau benar-benar tidak bisa diandalkan sementara kau terus menuntut aku harus lebih baik darimu"

"Aku menuntutmu? dalam hal apa?"

Wendy mendecih mendengar ucapan Sehun apa pria itu lupa? "apa perlu aku menjelaskan apa saja yang kau tuntut dariku"

"Apa?"

"Kau menahan diriku untuk tidak bicara panjang lebar tentang Laura di mana hari itu acara peresmian kantormu dan kantor ayahku bekerja sama, kau mengatakan jika aku tidak boleh mengatakan apapu yang sudah terjadi diantara kita, itu tandanya kau memintaku untuk melindungimu bukan?"

Sehun terdiam menatap Wendy.

"Sejauh ini aku masih melindungimu Sehun aku tidak berpikir untuk menyakitimu dan kita tidak perlu saling menyakiti atas hubungan ini dan satu hal yang perlu kau tahu tidak boleh ada yang terlibat dari hubungan kita, dan jika kau menyakitiku maka sebaiknya kau tidak perlu memberitahu siapapun termasuk kedua orang tua kita karena menurutku mereka tidak perlu tahu hal ini , kita sudah  merencanakan ini sebelum kita menikah tapi kenapa lagi-lagi kau merusak rencana ini?"

"berapa kali orang orang melihatmu pergi bersama Laura setelah ayahku kemudian sekarang ibumu"

"aku tidak berniat mengguruimu namun aku selalu menjaga nama baik suamiku, semua orang tahu jika kau adalah suamiku dan semua orang harus tau jika kau memperlakukanku dengan baik meskipun TIDAK, dan aku tidak pernah membuka sikap burukmu sedikit pun, bahkan pada sahabatku sendiri aku tidak pernah menjelekkanmu, seharusnya kau tahu diri aku menjaga nama baikmu sebaik mungkin demi kelancaran usahamu demi kelancaran bisnismu apa kau tidak tahu malu? kau selalu berulah kau membuatku pusing, kau membuatku menjadi rumit kau menyakiti semua orang bukan aku tapi pihak-pihak tertentu seharusnya aku tidak melakukan itu kau gila Oh Sehun"

AFTER MARRIAGE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang