[9]✨✨

5 3 0
                                    

                      ✨Happy reading✨

*
*
*

Subuh tadi Liam mendapatkan kabar dari artnya jika mamanya ngedrop.cepat-cepat Liam memasuki kamar mamanya.di sana sudah ada papanya dan artnya, ada juga Cheryl yang menangis sesenggukan.

"Setelah tau mamanya ngedrop baru tau rumah,dari mana saja kamu liam" Tanya Papa liam berusaha mengontrol emosinya.
Liam diam tak berani menjawab ia melihat wajah pucat mamanya "mah" Lirihnya menjatuhkan badanya di samping kasur mamanya.

"Mama kenapa Cheryl" Tanya Liam pada garis di sebelahnya,gadis itu tak menjawab iya tetap menagis.

"Tidak usah sok sedih kamu"

Liam mengepalkan tangganya wajahnya memerah menahan amarah"pah Liam juga capek kalau terus-terusan di rumah.liam capek dengar papa yang selalu nuntut liam buat nerusin bisnis papa.liam punya cita-cita"

"Kalau bukan kamu yang nerusin jadi siapa liam. Kamu anak laki-laki,anak pertama harus jadi contoh buat adek kamu.Cheryl juga butuh bimbingan dari kakanya.kemana kamu selama ini tidak pernah betah di rumah"

"Justru itu pah Liam itu anak pertama Liam juga butuh bimbingan  Liam sebagai anak pertama gak tau apa-apa,Jagan mentang-mentang Liam anak pertama laki-laki jadi papa seenaknya"

Papa Liam berjalan mendekat ke arah Liam lalu menarik paksa tangannya "ikut ke ruangan papa"

Saat sudah sampai di ruang kerja papanya.

Plakk!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Liam.dia memegangi pipinya yang terasa panas "pah"

"Papa gak tau,Liam juga capek Liam juga pengen di mengerti sama papa Liam ju..."

Plakk!!

Kali ini tamparan itu lebih keras dari sebelumnya.

Liam mengusap kasar darah yang keluar dari sobekan di bibirnya."kenapa Liam  kamu itu anak pertama"

"IYA PAH LIAM TAU,LIAM ANAK PERTAMA LIAM JUGA BUTUH DI MENGERTI."

Bughh!!

Satu bogeman mendara mulus di pipi liam. Liam tersungkur memegangi pipinya.Lagi-lagi dia mengusap darah dari bibirnya.

"Berani kamu bersuara keras sama papa?papa ini orang tua kamu.yang mencarikan nafkah buat kamu. Yang mati-matian kerja lembur itu buat siapa?BUAT KAMU JUGA"

"heh" Liam tertawa miris "kalau papa perhitungan begitu sama Liam kenapa papa gak bunuh Liam ajah dari dulu"

"Papa juga gak tau sekeras apa Liam buat nyembuhin luka mental liam.papa gak ngerti seberapa kerasnya Liam nyembuhinya"

"Papa selalu mau di mengerti mau di turuti, tapi gak pernah papa nuruti ataupun ngertiin Liam,gak pernah kan pah?!!"

"Papa pikir Liam selama ini di luaran sana ngapain?,liam berusah buat nyembuhin MENTAL LIAM PAH, MENTAL LIAM DOWN GARA-GARA PAPA. dan dengan enaknya papah nambahin luka"

"Saya menyesal pernah merawat kamu Liam!!"

"Liam juga menyesal jadi anak dari WIRA GANESWARA.Terserah papa,suatu saat papa bakalan MENYESAL"

Liam berjalan keluar ruagan sambil menyeka darah dari hidungnya "sial" Umpatnya meremas kembali kepalanya."kenapa sakit itu datang di waktu yang gak tepat"

Liam meraih benda pipi di sakunya dan mengetikkan sesuatu di sana.

Brukhh! Iya menjatuhkan dirinya di depan motornya.memegangi kepalanya yang terasa nyeri.

***

Perlahan mata abu-abu itu terbuka.semerbak bau minyak kayu putih masuk ke dalam indra penciumannya.

Ia melihat sekelilingnya sudah ada kalandra dan keluarganya.liam berusaha untuk duduk namun kepalanya masih terasa nyeri.

"Kalau masih sakit jangan di paksa duduk nak liam"ucap pria setengah baya itu ia beralih mengambilkan air hangat yang ada di atas nakas. " Minum dulu"

Liam tersenyum lalu meraih gelas itu.meneguknya hingga tandas"makasih om"

Pria itu hanya mengangguk."oh iya tadi Andra bawa kamu ke sini,tapi degan keadaan pingsan kamu kenapa?kalau ada masalah boleh kok cerita ke om"tanya ayah zelyn mengusap lembut rambut lebat liam.liam tersenyum terus memandang wajah tampan ayah zelyn.

"Hey?kamu kenapa mata kamu merah?" Tanya ayah zelyn saat melihat mata liam memerah.

"Gakpapa om liam cuma terharu baru kali ini liam ngerasain di usap kepalanya"

Ayah zelyn mendekat kan kursinya ke ranjang menatap sendu laki-laki itu"kenapa bisa seperti itu?"

Liam terdiam menundukkan kepalanya "gakpapa om" Hanya kata itu yang keluar dari mulut liam.

Ayah zelyn tersenyum sambil mengusap kembali rambut lebat milik liam. "Yasudah kalau kamu gak bisa ceritain sekarang gakpapa om bakalan setia mendengarkan semua keluh kesah kamu"

Liam masih dalam keadaan menunduk dia menyeka sedikit buliran benih yang keluar dari sudut matanya "maaf om.liam boleh peluk om?" Tanya liam hati-hati.

Ayah zelyn terdiam,membuat liam takut "gakpapa kok om kalau gak boleh.

Happ!!

Ayah zelyn mendekap liam degan hangat.liam yang awalnya kaget.lalu membalas pelukannya" Hangat,gini yah rasanya di peluk seorang ayah"hatinya sendu.

Ternyata ada seseorang yang melihat itu semua dari luar pintu,ia menatap liam degan rasa iba."lo boleh anggap ayah gue ayah lo juga"lirihnya lalu berlalu dari sana.

***

-
-
-
-
-

Segini dulu readers.
Bantu votenya yah ✨✨

Cinta Terakhir Untuk Liam[Tamat]-[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang