[22]✨✨

8 3 2
                                    


✨[Happy Reading]✨

*
*
*
*
Makin lama makin gak ada yang baca😌

*
*

"Tolongin apa ce?" Tanya bocah itu sambil terus mengikuti langkah gadis itu.

Gadis kecil itu memberhentikan langkahnya tepat di depan seorang cowok, yang juga menyenangkan pakaian rumah sakit."bantuin abang ambilin hapenya di kamar"cengir gadis itu.

Ken--bocah laki-laki itu memutar bola matanya malas"kenapa harus aku sih kamu aja ce"

"Iih gak mau ken"gadis itu menolak.

" Aku juga gak mau"

Cowok itu mengeleng mendengar perdebatan kedua adiknya,lalu mensejajarkan tingginya dengan kedua bocah itu."kalau gitu kalian berdua ajah yang ambilin"

"Gak mau!!" Keduanya kompak berteriak.

Cowok itu menutup matanya malu"stt jangan triak-triak malu di liatin orang"tegurnya menempelkan jari telunjuknya di depan bibir.

Kedua bocah diam tetap kekeh tak mau mengambil ponsel milik cowok itu"yaudah nanti bang ganes beliin permen kaya punya ken"

Kedua bocah itu terdiam sambil bertatapan,sambil menampakkan senyum jahil"dua bungkus yah"kompaknya,sambil menampakkan cengiran khas mereka.

Cowok itu hanya mengangguk pasrah saat mendengar ucapan keduanya."itu ajah taunya,udah cepetan ambilin di tas abang yah"dorongnya pelan pada dua bocah itu.

"Iya" Balas keduanya sambil bergandengan.

Cowok itu memandang sebentar keduanya lalu berjalan mencari tempat duduk.

Tak jauh dari tempat ia berada,melihat bangku kosong dekat pohon besar.berjalan menuju bangku itu lalu mendudukinya sambil menunggu kedua adiknya datang.

Dari arah sebeleh kiri pohon besar itu terdengar tipis-tipis suara seorang gadis yang tengah bernyanyi riang.

Tak ingin kepo,ia lebih memilih menyandarkan punggungnya di pohon tersebut sambil menikmati kembali sura nyanyi itu.

Tak jarang ia mendengar sorak-sorak anak kecil, yang memujir nyanyian itu.

Saat akan beranjak dari duduknya,melihat siapa pemilik sura tersebut.ia lebih dulu di hampiri kedua adiknya.

"Nih hapenya,mana permennya?" Tagih ken sambil menyodorkan ponsel miliknya.

Ia dengan cepat mengambil benda itu saat ken ingin menyembunyikan ponselnya di belakang tubuh kecilnya.

"Ait..nanti pas abang udah keluar dari tempat ini yah"

"Iih ngak mau harus sekarang" Tukas gadis kecil itu sambil memukul pelan tanggan cowok itu.

"Abang lagi gak bawa uang"

"Yudah ambil lah" Sahut ken,yang mendapatkan anggukan dari gadia yang mengikat dua rambutnya.

" No Nanti abang beliin"

"Is janji yah" Ucap ken menyodorkan jari kelingkingnya.

"Iya"katanya sambil menautkan kelingkingnya ke kelingking ken.

"Okeh deh yo ce kita ke tempat kaka cantik tadi"

"Ayo" Semangat gadis itu.

Cowok itu hanya diam memandang punggung kedua bocah itu."ngapain mereka ke sebelah?"batinnya.

***

Argan tengah berlari pelan memasuki sebuah bangunan tua.ia mengikuti langkah seseorang yang ia curigai.

Ia memberhentikan langkah lalu bersembunyi saat orang tersebut melihat ke belakang.melanjutkan jalan memasuki sebuah rungan yang tempat terang dan di isi beberapa orang.

Menempelkan telinganya ke dinding menguping pembicaraan orang dalam.

"Apakah teman mu itu membeberkan semuanya?" Tanya seorang wanita kepada anak buahnya yang baru datang tadi.

"Ti-tidak dia lebih memilih bunuh diri dari pada harus membeberkan semua ini" Jawab anak buahnya.

Wanita itu tersenyum smrik menatap anak buahnya yang sedang menunduk. "Bagus"

Mereka hanya diam tak berani memandang wanita itu.

"Lalu bagaimana dengan balasan surat dari gadis itu sebelum dia koma?" Tanya wanita muda itu lagi sambil bangkit dari duduknya,berjalan mendekat ke arah anak buahnya itu.

"Ka-kalau soal surat itu saya sudah menaruhnya di dalam ruangan anda bos"

"Kau taruh begitu saja?"

"T-tidak bos sama taruh di dalam kotak kecil"

Wanita itu terkekeh pelan"pintar"

Wanita itu kembali berjalan ke arah tempat duduknya,sebelum mendudukkan dirinya ia berbalik badan mengadap ke arah anak buahnya yang tengah menunduk itu.

"Bagaimana dengan obat yang saya suruh kamu suntikan ke dalam kantong infus gadis itu?"

"Be-belum"

"Bagaimana bisa?" Tanya wanita itu menatap nyalang anak buahnya.

"Saat saya inggin menyuntikkan cairan itu ke dalam kantong infus gadis itu,tiba-tiba ibunya datang"

"Akhh sial gagal lagi,saya kasih dua hari buat kamu bunuh gadis sialan itu,kalau dalam dua hari saya tidak mendapatkan kabar kematian gadis itu,keluarga mu yang akan menanggung akibatnya" Ancam wanita itu.

Dari arah luar argan ingin sekali memergoki mereka tapi ia tak inggin gegabah."sekarang waktunya belum pas"

Setelah merasa cukup menguping pembicaraan mereka,sebelum ketahuan argan memilih meninggalkan tempat ini"

***

Tepat jam sepuluh malam,zelyn memutuskan untuk berjalan keluar rumah sakit.meski sudah larut malam namun di sekitaran rumah sakit itu tetap ramai.

Merogoh sakunya saat melihat penjual bakso pramanan.

"Yah gue gak bawa uang lagi"

Berbalik badan lalu berlari ke arah ruang rawatnya.

Saat tak fokus zelyn tak sengaja tersandung kakinya sendiri.

Memeluk seseorang yang ada di depannya.mendongak sambil menyengir menatap orang yang ia peluk.

"L-lo"kaget zelyn saat menyadari siapa yang ia peluk.

-
-
-
-
-

Bantu semangatin author dngn cara pencet i ni "⭐"

Makasihh 🐣💗

Cinta Terakhir Untuk Liam[Tamat]-[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang