Dua anak adam itu saling bertatapan, belum ada yang mau memutus kontak mata. Dengan tenang, sepasang mata coklat itu terus memandang iris mata hijau yang justru menatap balik dengan sorot mata khawatir. Keduanya saling terdiam dengan jarak kurang lebih seratus meter, berdiri ditengah terotoar yang tidak cukup lebar. Posisi yang cukup menganggu lantaran banyak pejalan kaki yang melintasi jalan tersebut, namun keduanya seolah tidak peduli akan kondisi tersebut. Mereka tetap tidak mau bergerak, tidak mengeluarkan suara barang sepatah kata pun. Bahkan sekedar untuk menganggapi umpatan orang-orang yang meminta mereka untuk minggir pun, mereka tidak lakukan. Keduanya tetap membisu, enggan untuk beranjak.
"Hey Rachel, long time no see,"si pemilik mata coklat, laki-laki dengan tinggi 180cm itu akhirnya membuka suara. Menyapa dengan senyuman terbaik. Kakinya maju langkah, bersamaan dengan itu gadis yang ia sapa dengan nama Rachel juga melangkahkan kakinya mundur.
"What you doing here jerk!"
"Wow, kita sudah lama tidak bertemu dan kau mengataiku jerk? Sapaan yang menyakitkan,"laki-laki itu berkata penuh dramatis. Tetap melangkah gontai walau dia tahu lawan bicaranya sedang dilanda ketakutan dengan terus melangkah mundur.
"Harusnya kau sadar diri, kata jerk bahkan kurang untuk menggambarkan seberapa buruknya dirimu Tuan Arnold David Smith!"
Arnold David Smith tertawa jenaka, kakinya tak lagi melangkah, "Akan aku anggap itu sebagai pujian. Dan apa yang kau lakukan disini? Apa ada Rubby disekitarmu? Boleh aku bergabung?"
"Dengar! Aku tidak akan pernah membiarankmu bertemu dengan Rubby, aku juga yakin suaminya pasti tidak akan membiarkan dirimu tetap hidup jika kau menampakkan diri!"Rachel berkata dengan kepercayaan diri penuh. Mendadak, dirinya dipenuhi oleh rasa keberanian untuk memberikan peringatan kepada mantan kekasih dari sahabatnya itu.
"Apa menurutmu, aku mudah untuk dihabisi Nona Rachel?"seulas senyum mirip Arnold berikan, semakin membuat Rachel muak dan ingin sekali menghabisi dan mencabik-cabik laki-laki yang kenapa bisa tiba-tiba berdiri dihadapannya.
Sungguh, Rachel ingin menikmati waktu liburannya selama di Bali namun bertemu dengan Arnold, segala rencananya seperti rusak dalam sekejab. Dia harus segera menemui Rubby secepatnya, dia tidak mau sahabatnya itu bertemu dengan Arnold.
"Kau tahu, suatu keputusan yang salah karena kau berani menginjakkan kaki disini. Akanku beritahu Rubby dan suaminya jika kau disini, aku yakin tidak lama lagi kau akan di deportasi dan mendekam di jeruji besi!"
"Itu tidak akan pernah terjadi,"Arnold masihbisa berkata dengan santai, bahkan ketika iris mata Rachel menatapnya dengansorot membunuh, Arnold tetap tenang. Gertakan yang pasti bisa dilakukan Rachelitupun juga tidak mempengaruhinya, seolah bisa ia tangani dengan jentikan jari.
"Gertakanmu tidak akan pernah terjadi kalau aku bisa membungkammu, bukan?"
Pukul sebelas malam lebih dua puluh menit, seharusnya tubuh lelah Danny sudah berada di atas ranjang empuk. Terbaring nyenyak dan mungkin saja bermimpi indah. Seharusnya seperti itu namun kenyataannya dia masih berada di ruang tamu apartemen dengan laptop yang masih menyala terang. Meja kaca persegi panjang berukuran 120 x 60 itupun dipenuhi lembaran kertas berserakan. Kelopak mata Danny sudah terasa berat, ingin segera dipejamkan tetapi ia masih memaksa agar tetap terbuka sempurna. Bagaimanapun dia harus menyelesaikan untuk mengecek hasil laporan terbaru Jerricho agar tidak menganggu pekerjaan utamanya esok hari. Dia harus terlihat biasa saja tanpa mendapat rasa curiga dari Hananta, bahwa dia sedang mencari Joyi Kainamara. Saudara sepupu ayahnya yang ia yakini tahu atau bahkan mungkin terlibat dari renggangnya hubungan Hananta dan Kainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY & HAPPY
FanfictionFt. Treasure's Hyunsuk & Aespa's Ningning Lokal - Non Baku •••••••••••••••• treaespa •••••••••••••••• Geovander Daniell Andikarukma & Anastasya Harubby Na Ayudhya. Dua anak yang terlahir dari keluarga berada itu akan segera melangsungkan pernikahan...