02

419 22 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hy guys semoga suka ya
Happy reading
🌻☀️

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

T

ok...tok...tok..
Ceklek.....
Pintu terbuka secara perlahan, kini aku melihat kearah kasur melihat bunaku yang tertidur dengan damai, aku melihat makanan yang ku taruh diatas nakas sudah habis dan juga obat suda diminum.

Aku perlahan mendekat dan duduk dipinggir kasur, memegang tangan bunaku mengelus pelan punggung tangan bunaku.

"Hiks... buna... ini alana anak buna... hikss maafin alana yang baru sekarang nyariin buna... hikss.. maafin alana bun maaf.... ini semua salah alana bun.. maaf hiks.. hiks... aku mohon buna bertahan ya bun.. alana janji bakalan ngejaga dan ngelindungi buna... alana akan membalaskan semua perbuatan daddy ke buna... hiks... alana janji bun.... please buna bangun ya... alana kangen buna... hiks...😭😭" tangisanku pecah seketika tubuhku gemetar ketika mengetahui orang yang dikurung dan disiksa daddy begitu lama bahkan sampai sudah besar adalah bunanya.

Aku yang tengah menangis tersedu sedu menunduk kini merasakan kepalaku dielus lembut pun mendongak dan melihat wajah manis bunanya.

Tanpa basa basi aku memeluk buna dan kembali menangis sejadi jadinya, rindu yang aku tahan kini aku lepaskan semua. Hampir setengah jam aku menangis dipelukan bunaku.

Aku bangun dan menatap bunaku, buna senantiasa masih tersenyum terhadapku.

"Nama kamu siapa nak? Kenapa kamu manggil aku buna? Dan terimakasih sudah menolongku"

JDER.... bak tersambar petir di siang bolong hatiku sakit saat buna tak mengetahui aku anaknya.

"Bun.. apa buna gtw aku? Apa buna melupakan aku? Apakah aku benar benar dibuang buna?? Kenapa buna tak mengenali aku? Aku anak buna hiks...hikss.."

Gulf kaget mendengar pernyataanku, aku bisa melihat betapa syoknya dia. Ntah apa yang dipikiran buna, ia menarik kerah bajuku yang memperlihatkan tanda lahirku yang berbentuk bulan sabit.

(Ngarang gue gess ngarang jangan diseriusin yak gue gtw ada apa gk tanda lahir bgtu)

Kini ekspresi buna berubah, tubuhnya bergetar hebat, air mata nya mengalir deras. Aku yang melihat reaksi buna mulai panik dan memeluk buna sekuat kuatnya.

"Buna... buna kenapa... hiks... kumohon bun.... maafkan aku bun... hiks.. hiks.. maafkan alana bun..."

"Anak aku.... anak buna... anak buna masih hidup...hiks... anak aku....."

Kami menangis dan saling berpelukan, hingga merasa tenang aku mulai melepaskan pelukanku dan melihat ke arah buna ku

"Buna.. kenalin ini alana anak buna.. anak buna bukan cuma satu tapi 2. Namanya phi pawat, tapi phi pawat masih di london dengan kakek. Nanti kalo buna udah sembuh aku bakalan bawa phi kesini ya bun. Sekarang buna istirahat dulu ya, aku buatin buna makan dulu biar buna cepet sembuh."

Gulf terdiam lalu tersenyum ke arah ku, aku tersenyum kembali dan pergi meninggalkan bunaku untuk mempersiapkan makan malam untuk kita bertiga.

~~Skip makan malam

"Oh iya bun.. ini mild sahabatku, kami berteman sejak sd, dan sekarang kami sudah SMA kelas 1."

Hayalan Harapan!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang