39

110 6 0
                                    

Setelah kehilangan alana, gulf menjadi lebih diam dan ia bahkan mengalami depresi berat. Gulf dirawat di rumah lamanya, rumah yang dibeli oleh mild kala mereka bersembunyi dulu.

Gulf hanya termenung diam menatap kosong keluar jendela, mild tak jauh berbeda dengan gulf bahkan mild setiap malam akan menangis kesakitan dan berteriak diiringi isakan, fourth? dia merawat gulf dan kakaknya, bahkan baby alex juga ia rawat.

Mew? tak bisa ia pungkiri perasaannya juga sangat hancur kehilangan putri satu*nya tapi ia berusaha kuat agar istri dan anaknya kuat, mew selalu menjaga dan merawat keluarganya dengan telaten. 

"daddy apa buna dan abang akan makan bersama?" keluh fourth melirik 2 kursi kosong disamping sang daddy

"maafin daddy na luk, maaf daddy nggk bisa jaga kalian, maafkan daddy" tangis  mew pecah, perasaannya hancur ia kehilangan putri satu*nya, sang istri dan putranya mengalami depresi berat bahkan ketika gulf dan mild bermimpi buruk kala malam, mew hanya menangis memeluk mreka.

"hiks.... daddy jangan bilang begitu, maafin adek yang nggk bisa bantu daddy hiks..." acara makan malam itu diisi dengan tangisan ayah dan anak itu

Seluruh maid dan bodyguard mendengar itu juga ikut menangis, suster yang berjaga pun tak bisa berbuat apapun. Rumah besar itu hanya diselimuti kabut kesedihan, tak ada sedikit pun cahaya terang yang dapat masuk ke rumah itu.

"Aaaaaaaaaaa.... Bunaa...... Alanaaa" triak mild histeris dengan tubuh meringkuk bergetar hebat

Mendengar triakan itu mew dan fourth berlari menuju kamar mild, namun mew tak mengijinkan fourth untuk masuk demi keamanan sang bontot. Mew yang masuk ke kamar pun langsung memeluk sang putra yang sudah berkeringat dan tubuhnya bergetar hebat, mild semakin memberontak dipelukan mew namun mew semakin mengeratkan pelukannya. Mew hanya bisa menangis melihat kondisi putranya yang semakin hari semakin memburuk.

"hey.... tenang lah mild, ini daddy" ucap mew pelan mengelus punggung sang putra

"...." tak ada jawaban dari mild, hanya ada isakan

"mild" suara yang sangat lembut namun masih terdengar

Itu suara gulf yang ini sudah berada di depan pintu dengan tatapan kosong namun menatap lurus kearah mew yang tengah memeluk sang putra. Gulf berjalan menaiki ranjang mild dan merentangkan kedua tangannya, mild yang melihat itu melepaskan pelukannya dari sang daddy dan memeluk gulf.

"Abang.... sudah ya nak, masih sakit ya sayang? Mau jenguk kak al besok, hm?" tanya gulf lembut mengusap surai sang anak

"bun... alana bun.. hiks.. hikss..."

"husshh.... udah nggk papa, masih ada buna. Sini tidur sayang buna temenin!" merebahkan tubuhnya dan memeluk sang anak

Mew hanya terdiam melihat itu, karna itu sudah biasa terjadi ketika mild atau gulf yang berteriak tengah malam, maka mreka berdua akan saling menenangkan satu sama lain. Sedangkan fourth dan mew hanya akan terdiam memandangi mreka, mew pernah mencoba menenangkan mreka berdua namun tak pernah berhasil.

"buna... abang...." lirih fourth

"ayo adek, kita tidur biarin buna sama abang dulu ya, mreka pasti capek!" ajak mew

"tapi adek juga mau di peluk buna dad, adek kangen buna, adek kangen abang. Kenapa sekarang nggk ada yang sayang sama adek?" triak fourth

Gulf yang mendengar pun terbangun dan menatap ke arah fourth yang tengah marah dan menangis melampiaskan emosinya, ia terbangun dan mulai berjalan ke arah si bontot.

Hayalan Harapan!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang