Happy Reading 🐺
Playlist: MIIA - Dynasty
•••
"Ugh!" Rintihku saat tubuh mungilku terjatuh dikarenakan tak sengaja menabrak seseorang.
Aku mendongakkan kepalaku, dan sedikit tertegun kala melihat bagaimana rupa dari seorang pria muda yang berada di hadapanku saat ini. Pria muda tersebut memang memakai tudung jubah, namun aku masih bisa melihat dengan jelas bagaimana rupa pria tersebut. Iris mata berwarna biru kelam, seakan mampu membunuh lawan hanya dengan tatapan matanya saja. Kulit seputih salju, rambut silver-putih panjang, rahang nya yang tampak kokoh dan tegas, hidung mancung layaknya sebuah perosotan, juga bibirnya yang tipis dan tampak berwarna merah ranum. Tanpa sadar aku menahan nafasku seketika, sampai pada akhirnya sebuah suara mampu menyadarkan ku.
"Apa kau baik-baik saja?"
Aku sedikit tergagap, lalu menganggukkan kepalaku dengan kikuk, dan bangun dari posisi duduk sambil menepuk-nepuk pakaianku. "A-aku baik-baik saja paman dan mohon maafkan aku karena tak berjalan hati-hati, permisi." Ucapku lalu menunduk dan pergi begitu saja melewati pria tersebut dengan langkah kecilku, sedangkan pria tersebut memandangku dengan ekspresi yang tak dapat di mengerti.
Aku melangkahkan kaki kecilku mendekati salah satu pohon, lalu mendudukkan diriku di bawah pohon tersebut. Aku memeluk erat tubuhku sendiri saat merasa kedinginan, lalu memegang perutku yang kembali berbunyi keroncongan dan semakin terasa perih. Tanpa sadar setetes air mata jatuh membasahi pipiku, aku benar-benar kelaparan dan kedinginan saat ini.
Aku membenamkan wajahku di antara kedua tangan dan kakiku, terdengar sedikit isakan tangis keluar dari bibirku.
Benar, diriku ini menangis.
"Hmph! Kenapa gue jadi cengeng gini?" Gumamku dengan kesal sambil terus membenamkan wajahku.
Entahlah, aku pun tak mengerti dengan diriku sendiri. Di kehidupan sebelumnya, aku bukanlah orang yang mudah menangis. Tetapi saat ini? mungkin alasan aku bisa menangis saat ini dikarenakan diriku sedang berada di dalam tubuh seorang anak kecil yang membuatku tak bisa mengendalikan emosiku.
Aku terus membenamkan wajahku hingga tiba-tiba...
Hangat.
Aku mendongakkan kepalaku saat merasakan sebuah jubah hangat yang menutupi tubuhku, aku menatap sang pelaku dengan mata dan hidung yang sedikit memerah.
"Pria tadi?" Batinku lalu mengelap ingus yang sedikit keluar dikarenakan menangis atau mungkin saja... aku terkena flu.
Benar, seseorang tersebut adalah pria yang sebelumnya tak sengaja aku tabrak. Pria tersebut memandangku dengan wajah tanpa ekspresi lalu memberikan sepotong rotinya kepadaku.
Aku mengerutkan keningku. "B-buatku?" Tanyaku dengan suara yang masih terdengar sedikit sesenggukan.
Pria itu menganggukkan kepalanya pelan, lantas aku menerima sepotong roti tersebut dengan senang hati dan langsung memakannya dengan lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Gelandangan and Her Daddy Werewolf
Fantasia"Gue jadi anak kecil gelandangan? yang bener aja, rugi dong!? Arrghhh!!" ••••• Gladys Anastasya, seorang gadis SMA yang mati karena tersambar petir saat setelah ia menertawakan dan juga menjelekkan seorang anak kecil yang memiliki wajah cacat. Namun...