"Gue jadi anak kecil gelandangan? yang bener aja, rugi dong!? Arrghhh!!"
•••••
Gladys Anastasya, seorang gadis SMA yang mati karena tersambar petir saat setelah ia menertawakan dan juga menjelekkan seorang anak kecil yang memiliki wajah cacat.
Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist: Joe Hisaishi - Howl's Moving Castle
•••
Lima hari kemudian.
Sudah lima hari berlalu, namun aku masih saja terus berdiam diri di dalam kamar, tak keluar sama sekali dari dalam sana, bahkan musim salju pun sudah berlalu dan berganti menjadi musim semi. Selama itu pula aku tak pernah melihat Arnold yang mandi di kamar mandinya sendiri, Arnold lebih memilih mandi di kamar mandi yang aku pun sendiri tak tau letaknya dimana, yang Arnold lakukan di kamarnya sendiri hanyalah tidur bersamaku, tidak lebih.
Sebenarnya aku tak masalah jika dikurung di dalam kamar, asalkan aku selalu dibawakan makanan oleh Bibi Merlin dan di temani oleh kepala pelayan tersebut.
Namun bagaimanapun, lama kelamaan juga pastinya semua orang akan merasa bosan jika hanya terus berada di satu ruangan. Dan saat ini, aku tengah berdiri sendiri di atas balkon kamar tidur Arnold, memandang bagaimana taman belakang Mansion yang di penuhi oleh pohon dan bunga-bunga yang indah, di sana juga aku dapat melihat sebuah Danau kecil dan di sampingnya terdapat gazebo yang cocok untuk sekedar bersantai sambil meminum kopi atau teh di tambah dengan makanan manis seperti biskuit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tanpa sadar tersenyum sendiri saat membayangkan hal tersebut sambil memejamkan kedua mataku, lalu aku menghela nafas dengan berat. "Huft... Membosankan!" Gumamku.
Aku kembali membuka kedua bola mataku. "Oh ya... gue belum keliling Mansion ini, gue cuma tau jalan ke ruang tamu sama ruang makan doang!" Gerutuku lalu duduk dilantai balkon kamar dengan kesal.
"Psttt... Ssttt... Lily!"
Aku mengerjapkan kedua bola mataku, lalu dengan capat aku bangun dari posisi dudukku. "Eh? S-suara siapa itu? H-hantu? Tapi ini siang bolong!" Ucapku dengan ketakutan sambil melihat sekeliling.
"Sstt... Lily!"
Lagi-lagi aku mendengar suara seseorang yang entah dari mana asalnya, membuat diriku semakin ketakutan. "Aaaa... S-suara siapa itu? T-tunjukkan dirimu wahai setan!" Ucapku sambil memasang kuda dan tangan yang terkepal kuat.
