||20|| Flashback Arnold

6.6K 711 85
                                    

Happy Reading 🐺

Playlist: FanTaisia Ambience - Fairy Lands

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist: FanTaisia Ambience - Fairy Lands

•••

Flashback On, tiga hari yang lalu.

"Tapi saya tau siapa yang bisa melakukannya."

Mata yang tadinya terlihat kosong, hampa, dan putus asa. Seketika berbinar saat setelah sang pendeta mengucapkan satu kalimat yang membuat harapannya kembali muncul.

Arnold mendongakkan kepalanya dengan cepat. "S-siapa? Siapa orangnya?!" Tanyanya dengan tergesa-gesa sambil mencengkram kedua pundak sang pendeta dengan erat.

"Tenanglah."

Pendeta tersebut dengan perlahan menjauhkan kedua tangan Arnold dari pundaknya. "Kau tau rumor tentang seorang penyihir hitam yang tinggal di sebuah kastil yang berada jauh di jantung hutan itu, bukan?"

Arnold seketika terdiam, "Jangan bilang..." Gumamnya.

Pendeta menganggukkan kepalanya pelan. "Benar, Harvey. Sang penyihir hitam yang tinggal di jantung hutan, dialah yang tau caranya untuk menyelesaikan masalahmu." Ucapnya sambil berdiri dari posisi jongkoknya.

"Harvey..." Gumam Arnold sambil menatap lantai dengan tatapan menerawang.

"Hanya saja kau perlu tau satu hal... Harvey bisa saja mengabulkan permintaan mu, tapi setiap permintaan pasti ada konsekuensinya, terlebih lagi dia adalah seorang penyihir yang menggunakan ilmu sihir hitam." Ujar sang pendeta dengan ekspresi khawatir yang terukir jelas di wajahnya.

Arnold mengepalkan kedua tangannya dengan erat sambil menggertakkan giginya pelan. "Bawa aku..." Gumamnya.

Sang pendeta yang mendengar gumaman Arnold melebarkan kedua bola matanya.

"Y-ya?"

Arnold mendongakkan kepalanya dan menatap sang pendeta dengan serius, iris matanya yang berwarna biru kelam itu sedikit berkilau, menunjukkan kesungguhan dan tekad yang kuat dari perkataan nya.

"Bawa aku, bawa aku menemuinya."

•••

Keesokan harinya...

Arnold benar-benar menanggapi ucapannya dengan serius, saat ini ia telah bersiap untuk pergi ke jantung hutan bersama dengan Pendeta untuk menemui Harvey, sang penyihir hitam.

"Apa anda yakin dua pengawal saja sudah cukup, Tuan?" Tanya Giorgio memastikan, merasa khawatir dengan keputusan yang di ambil oleh jenderal sekaligus sahabatnya tersebut.

Sedangkan Arnold memutar kedua bola matanya malas saat mendengar pertanyaan dari ajudannya tersebut. "Apa kau meremehkan keahlian bertarungku, Gio?" Arnold balik bertanya dengan nada dinginnya.

Little Gelandangan and Her Daddy Werewolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang