"Gue jadi anak kecil gelandangan? yang bener aja, rugi dong!? Arrghhh!!"
•••••
Gladys Anastasya, seorang gadis SMA yang mati karena tersambar petir saat setelah ia menertawakan dan juga menjelekkan seorang anak kecil yang memiliki wajah cacat.
Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist: Monster - Katie Sky
Mungkin lagunya agak cerita gitu, tapi liriknya sangat cocok untuk part kali ini, so... Please enjoy guys^^
•••
Saat ini aku bersama dengan Giorgio, dan keempat bawahannya telah berhasil keluar dari dalam hutan yang lebat tersebut. Netra mataku menangkap bagaimana sekeliling ku dipenuhi oleh para rakyat ibu kota yang terluka, rumah-rumah yang terlihat hancur dan asap api yang memenuhi udara, jelas sekali mereka terluka di sebabkan oleh penyerangan yang di lakukan oleh Kekaisaran Tidore, tetapi syukurlah penyerangan itu dapat diselesaikan dengan cepat, itulah yang kupikirkan.
"Apa kau tahu?" Tanya Giorgio dengan sangat tiba-tiba, membuatku sedikit tersentak di buatnya.
"Tentu saja tidak!" Ucapku dengan kesal.
Giorgio menghela nafasnya dengan berat. "Apa yang kau pikiran saat melihat kekacauan yang ada di ibu kota ini? Apa kau pikir ini hanyalah ulah dari Penyerangan yang di lakukan oleh Kekaisaran Tidore?" Tanya Giorgio yang lantas membuatku bingung dengan dahi yang mengernyit jelas.
"Tentu saja ini semua ulah Kekaisaran Tidore, memangnya ulah siapa lagi?" Ucapku balik bertanya.
"Arnold."
Seketika aku terdiam saat mendengar Giorgio yang menyebutkan salah satu nama, aku terdiam kaku dan masih memproses apa yang baru saja ku dengar. sedangkan Giorgio yang melihat keterdiaman ku kembali melanjutkan perkataan nya. "Kekacauan yang kau lihat saat ini adalah ulah dari Arnold, dia... Mengacak-acak ibu kota hanya untuk mencari keberadaan mu."
"Saat itu pasukan kami masih berada di wilayah perbatasan dan masih dalam perjalanan ke ibu kota, tetapi saat kami sudah sampai di ibu kota, semua prajurit dari Kekaisaran Tidore sudah tumbang, begitupun juga dengan rakyat yang malahan ikut terluka dikarenakan ulah dari Arnold." Jelas Giorgio yang semakin membuatku terdiam dikarenakan terlalu terkejut setelah mengetahui hal tersebut.
"Dan perlu kau tau satu hal lagi, saat Arnold membenamkan wajahnya di ceruk lehermu, aku bisa melihat dengan jelas dari kejauhan bagaimana netra mata Arnold yang bersinar dan kembali berubah menjadi cokelat kekuningan."
Deg.
Aku menggelengkan kepalaku tak percaya. "Tapi itu tidak mu---"
"It's possible!" Tegas Giorgio yang dengan sengaja memotong perkataan ku.
"Kau benar-benar akan habis jika aku tak segera menembakkan anak panah itu ke tubuh Arnold."
