||07|| Di kurung di kamar

10.1K 816 6
                                    

Happy Reading🐺

Playlist: Ruth B - Dandelions

📌Persiapkan hati dan jantung kalian, persiapan google translate juga, awokawok🤣

•••

"Tch! Jadi begini...." Aku menarik nafas dalam-dalam sambil menggantungkan kalimatku, sedangkan Arnold mengangkat salah satu alisnya, menunggu jawaban dariku.

"Ini semua itu salah Daddy! Kalau saja Daddy mengijinkan aku untuk ikut pergi ke pesta yang di adakan di istana utama, pastinya aku tidak akan diam-diam pergi ke Festival yang ada di pasar bersama dengan Bibi Merlin dan Paman Baroe, aku bosan jika terus berada di Mansion, Fynn juga sudah kembali pulang karena Daddy! aku itu ingin hiburan Daddy, aku itu ingin hiburan!!" Jelasku dengan panjang kali lebar dan juga begitu cepat, di akhiri dengan kedua tangan yang di rentangkan ke atas dan kepala yang mendongak ke atas.

Merlin dan Baroe yang mendengar dan melihat gestur tubuhku hanya bisa mengerjapkan kedua mata mereka dengan ekspresi melongo tak percaya, dan mulut yang setengah terbuka, Sedangkan Arnold mengusap wajahnya dengan kasar, mencoba menahan kedutan di sudut bibirnya.

Arnold berdehem dan dengan cepat kembali menetralkan ekspresinya, ia kembali menatapku dengan tajam. Sedangkan aku melirik ke arah Merlin, saat wanita berkepala empat tersebut menyenggol bahuku sambil menggerakkan dagunya ke arah Arnold.

Aku yang mengerti kode dari Merlin lantas berganti melirik ke arah Arnold, dengan cepat aku menurunkan kedua tanganku saat melihat ekspresi Arnold yang di tunjukkan kepadaku, lalu aku menundukkan kepalaku.

Sungguh, diriku saat ini merasa malu sekaligus takut disaat yang bersamaan.

Arnold menghela nafasnya dengan lelah, lalu berdiri dari duduknya dan berjalan mendekatiku, Arnold menyetarakan tingginya dengan tubuh mungilku. "Lily... Kamu seharusnya sudah tau alasanku tak mengijinkanmu untuk ikut, aku khawatir dengan kondisimu yang masih demam." Ujarnya dengan lembut.

Aku cemberut sambil memutar kedua bola mataku dengan malas. "Aku itu sudah sembuh Daddy, lihat!" Ucapku sambil berkacak pinggang dan dengan dagu yang terangkat ke atas, sedangkan Arnold menyipitkan kedua matanya saat melihat hidungku yang sedikit berkedut.

"B*ngke! Kenapa idung gue harus gatel di waktu yang gak tepat sih? ish... Janc*k!" Batinku merasa kesal sambil menahan diri untuk tidak bersin.

1

2

3

Hacyihhh!!

Namun aku tak dapat menahan bersinku lebih lama lagi, dengan tiba-tiba aku bersin tepat di wajah Arnold, membuat ingusku mengenai wajah tampan pria tersebut.

Little Gelandangan and Her Daddy Werewolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang