"Gue jadi anak kecil gelandangan? yang bener aja, rugi dong!? Arrghhh!!"
•••••
Gladys Anastasya, seorang gadis SMA yang mati karena tersambar petir saat setelah ia menertawakan dan juga menjelekkan seorang anak kecil yang memiliki wajah cacat.
Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist: Lily - Alan Walker
Baru nemu animasi sekeren ini, btw jujur aja aku bikin cerita ini terinspirasi dari Lagu yg di atas, dan juga terinspirasi dari Anime "Kamisama Kiss" Tapi tenang aja ending nya gak bakalan kaya yg di atas kok, gak bakalan dipisahkan🤣
Okay... please enjoy and beri aku bintangnya⭐
•••
POV GLADYS
Di sebuah perpustakaan dengan interior yang sedikit usang, namun tak dapat di pungkiri, ukiran demi ukiran yang terpahat di setiap dinding dan rak buku terasa begitu mewah dan mahal. Ruangan itu di penuhi oleh aroma debu, kayu dan juga tinta tua.
Terasa sangat menenangkan.
Sesosok tubuh mungil mengelilingi ruangan tersebut, mencari buku apa yang seharusnya bacanya... Sosok tersebut adalah, diriku sendiri.
Setelah terbangun dari tidur, aku merasa bingung saat tak menemukan sosok Arnold yang tidur di sampingku, tak biasanya pria itu pergi tanpa membangunkan ku terlebih dahulu, ditambah lagi pada saat sarapan aku juga tak menemukan sosok pria tersebut. Lantas aku bertanya kepada Merlin, dan Kepala Pelayan tersebut menjawab bahwa Tuan nya itu sudah pergi ke Istana pada pagi buta.
Aku berpikir, mungkin Arnold pergi ke Istana untuk lanjut membicarakan tentang pemberontakan yang terjadi di perbatasan. Maka dari itulah, disini diriku berakhir, di sebuah perpustakaan tua milik Arnold, sepertinya perpustakaan ini jarang di datangi.
Entah mengapa aku ingin sekali pergi ke perpustakaan saat ini, sudah lama aku tak membaca novel semenjak terbangun di dunia ini.
Jika mengenai soal Baroe, asisten Arnold itu telah kembali dari Perbatasan Barat sejak kemarin sore.
"Gimana jadinya ketika lo di dunia novel tapi baca novel?" Gumamku, tertawa pada diriku sendiri.
Aku kembali mengelilingi perpustakaan tersebut, namun aku menghela nafas dengan berat saat tak menemukan novel sama sekali di sana, yang aku temukan hanyalah Sejarah Kekaisaran Crysthon, tata tertib Etiket Kekaisaran dan Kerajaan, juga buku cerita rakyat turun temurun tentang mitologi kuno lainnya. Bahkan buku tentang Sejarah Kerajaan Flavius belum aku temukan.
Aku bersedekap dada. "Apalah ini!? Masa gak ada novel sama sekali? Perasaan udah ada sejak abad ke-18!" Gerutuku dengan kesal.
Brukk!
Tiba-tiba saja terdengar suara seperti barang yang terjatuh dari salah satu rak buku yang tak jauh dari tempatku berdiri, lantas aku membalikan badanku dan melihat sebuah buku yang sudah terjatuh di lantai.
Aku mengerutkan keningku, lalu berjongkok untuk mengambil buku tersebut. "Ugh... Kotor." Gumamku dengan ekspresi jijik yang terukir jelas di wajahku saat melihat buku tersebut yang begitu kotor dan dipenuhi oleh debu.
