Bab 17: Kebimbangan Valen

23 12 5
                                    

Siapa yang kangen sama Key? Aku contohnya:D

Ada banyak hal yang berkecamuk di pikiran Valen. Lelaki itu memikirkannya sambil bersandar di dinding rumah pohon. Ada tugas dari Airru yang belum ia kerjakan selama seminggu dan juga seorang gadis yang amat mengganggu tiap kali dirinya tidur. Akira Putri Sunshine. Mengganggu sekali bak hama.

Menyebalkan.

Ah, kalau Valen menghilangkan hama itu, apa pikiran tentangnya akan menghilang?

"Sejak kapan Valen kampret diem-dieman kayak gini? Kenapa sih? Cerita, woi! Kita tuh dah temenan dari zaman sebelum bumi diciptakan. Masa kamu nggak mau cerita masalah kamu, sih?" ketus seseorang menjitak kepala Valen. Oh, ternyata dia. Dasar Key sialan.

"Bukan urusanmu, deh. Memangnya semua yang kupunya harus kuceritakan semuanya ke kamu? Nggak, toh?"

Jawaban itu sontak membuat gadis itu membulatkan matanya. Dih, sejak kapan teman masa kecilnya jadi sok begini?

"Hei, Valen kampret... kamu kan masih bocil, belum dewasa kan pikirannya. Karena bapak kamu lagi capek sama kamu, makanya aku nawarin diri buat jadi penasihat pribadi kamu. Cih, nggak tahu terima kasih banget deh."

"Hah? Penasihat pribadi apanya? Lagian bukan penasihat pribadi namanya kalau ujung-ujungnya sampai ngeghibah kucing Mang sayur yang mau melahirkan. Ya, aku mau sih bantu proses lahirannya, tapi harus ada upahnya dong," terang Valen dengan bangga. Membuat Key harus mengelus dadanya agar sabar.

"Dasar, ya kan siapa tahu aku bisa bantu kamu!" protes Key geram.

"Nggak, ah. Aku cuma sedikit pusing karena belakangan ini ada yang menggangguku aja."

"Cewek?"

"Iya! Nggak tahu, tapi keknya banyak banget cewek yang gangguin aku belakangan ini. Bahkan salah satunya ada yang wajahnya muncul pas mau tidur."

Hah? Tunggu sebentar. Gadis itu membelalakkan matanya. Seorang Valen terganggu oleh bayangan seorang perempuan ketika tidur? Wah, wah.

Kalau serius, mari kita adakan acara syukuran kecil-kecilan antar keluarga kali ini. Key menahan senyumnya mati-matian. Ia harus bisa tahan mendengar Valen yang hendak menceritakan apa yang mengganggunya belakangan ini. Valen memang benar. Kebanyakan inti permasalahannya disebabkan oleh perempuan.

Key menghirup napas banyak-banyak guna mengatasi rasa terkejutnya. "Baiklah, tenanglah diriku. Sahabatmu bakal cerita dan kamu harus menghargainya," gumam gadis itu berkali-kali.

"Jadi tuh ya, Key. Tiap kali, tiap kali aku lagi sial, pasti anak itu selalu ada di sana. Menabrakku tanpa sengaja dan membuat masalah. Kamu tahu apa yang telah diperbuatnya? Dia itu telah menumpahkan jus jeruk dan menjatuhkan dokumen yang telah kubuat susah payah. Menyebalkan, bukan? Apalagi dianya nggak mau tanggung jawab! Nyebelin banget!"

"Lah, kok gitu?"

"Serius, Key. Dua rius malahan. Pokoknya aku mau bikin dia pergi jauh-jauh, tapi gimana caranya? Aku bingung banget. Jangan-jangan dia itu gadis yang sial? Soalnya tiap kali ketemu dia, dadaku rasanya sesak banget kayak dihantam palu..."

"Hah?"

Valen kembali terpikir hal tadi. Sontak lelaki itu mematri senyum miringnya. "Apa ia perlu kusingkirkan saja ya agar aku terbebas dari perasaan sesak ini?"

Hei, Apa Warna Kesukaanmu? (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang