Langit-langit berwarna putih. Bau obat-obatan mengucur deras di penciuman. Akira belum sadar. Ia masih terbaring dengan damai setelah luka-lukanya diobati.
Sebelumnya, Valen berniat untuk menjemput Akira yang akan berangkat sekolah untuk pertama kalinya setelah hukuman diskors. Ia sangat tahu pasti kalau gadis itu akan amat antusias untuk bersekolah. Meski telah ditolak untuk diantar Akira, lelaki itu tetap melangsungkan niat baiknya untuk menjemput Akira.
Dan betapa terkejutnya Valen ketika melihat tubuh gadis yang ingin ia jemput malah terbaring bersimbah darah. Ia buru-buru menghubungi pihak medis kala itu. Meminta bantuan secepat mungkin.
"Pergi ke lokasi yang aku kirimkan sekarang, kumohon. Akan kubayar berapapun, satu miliar, satu triliun pun boleh, tapi tolong kumohon selamatkan dia."
Kira-kira itulah gambaran singkatnya. Valen kini menatap pemandangan Akira yang terbaring itu dengan tatapan sendu. Ia sengaja bolos demi menemani Akira.
Jika saja ia menjemputnya lebih awal, mungkin saja gadis itu bisa berangkat sekolah pagi ini. Ini semua adalah salahnya.
"Cepat bangun, Akira. Aku belum mengatakan sesuatu yang penting padamu. Kalau kau mau, aku akan pergi dari hidupmu setelah ini asalkan kamu mau bangun. Kumohon bangunlah..." gumam Valen.
Valen menelungkupkan kepalanya lipatan tangannya. Ia bingung harus melakukan apa. Orang tua Akira tak bisa dihubungi. Apa ia harus menghubungi sahabat Akira yang mengancam dirinya? Ah, sepertinya bukan ide yang bagus.
Siapa yang melakukan semua hal ini pada Akira? Fika, Adel, Airru, atau siapa? Banyak sekali variabel nama yang muncul di kepalanya? Kok bisa orang seperti Akira punya banyak pembencinya?
Monkey
Key, boleh tanya?
Kalau kenalan kita yang kecelakaan, apa yang harus kita lakukan?Lima menit menunggu, akhirnya Key membalas pesan yang dikirim Valen.
Siapa? Oh, Akira yang sering kamu ceritakan ya?
Ya jelas kasih tahu keluarganya dulu lah...Iya, udah tapi keluarganya nggk ada yang membalas. Centang dua aja nggk
Hah? Orang tua macam apa tuh?
Tau tuhh
Y
a kamu hubungin aja orang terdekat Akira atau mungkin kalau ada wali yang mengurus Akira bisa?
Setidaknya harus ada yang mengurus dia selain kamu, Len...Oke deh klo gitu
Semoga beruntung, Valen.
Jangan menyalahi diri kamu sebab kejadian ini ya...
Soalnya ini semua bukan sepenuhnya kesalahanmu
Semangat XD
Doa yang terbaik buat kesehatannya AkiraMenghela napas sejenak, Valen mencari-cari kontak Saki di ponsel Akira. Persetan jika Saki akan mengamuk atau apalah. Ia harus mempercayai Monkey-nya. Sebab ia tahu pasti kalau gadis itu begitu bijak dan pandai memutuskan sesuatu dengan cepat. Bahkan firasatnya selalu benar.
Jika Key berkata ini, biasanya perkataannya akan jadi kenyataan.
Siapa sangka hanya dalam waktu setengah jam, Saki telah sampai ke rumah sakit demi menemui Akira. Dan yang ia dapat adalah-
Plak!
-Sebuah tamparan keras di pipinya.
"APA INI? KENAPA KAMU TIDAK MENJAGA AKIRA DENGAN BAIK? KAN WAKTU ITU UDAH KUPERINGATKAN BUKAN?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, Apa Warna Kesukaanmu? (TAMAT)
Teen FictionBagaimana rasanya jika kalian tidak diperbolehkan mendaftar ke sekolah yang kalian inginkan? Bagaimana jadinya kalau kalian dipaksa untuk masuk ke sekolah pilihan orang tua kalian? Marah, sedih, kecewa? Itulah yang terjadi pada Valen. Sejak itula...