Afan

1K 100 20
                                    

Yuhu....... 

Ada yang kangen afandra ?

Enjoy 😉

Dua hari setelah kejadian ia dicegat oleh segerombolan orang misterius berbaju hitam,saat ini dia sedang ada di perpustakaan.

Dengan pedenya ia membawa roti dan juga air mineral serta susu kotak rasa coklat,tenang ....  Gini gini afandra sudah amat sangat bestie dengan penjaga perpus.

Selama dua hari ini tidak ada yang spesial bagi afandra, saat ini dia sedang membaca buku ekonomi, memahami tentang akuntansi.

Afandra selama disekolah temannya mengenal nya dengan sebutan afan,anak laki laki biasa biasa saja,memakai kacamata ber frame putih bening menambah kesan cupu padanya.

Ia hanya dikenal sebagai anak dengan peringkat dua, afandra tidak mau terlalu mencolok karena bagaimanapun disekolah dirgantara ini tempat ini seperti hanya untuk ajang pamer dan pamor.

Dirinya yang memang tidak terlalu suka dengan keramaian dan perhatian yang tertuju lebih padanya itu memilih untuk tidak terlalu menonjol.

Lagi pula beasiswa nya masih bisa ia pertahankan walaupun dia berada di peringkat kedua.

Kerena syarat beasiswa nya yaitu tidak harus peringkat satu,tapi harus berada pada peringkat tiga besar,jadi afandra tidak terlalu memperdulikan nilainya yang pasti dia harus memastikan kalau dia masih masuk dalam peringkat tiga besar.

Afandra sekarang berada pada bangku paling pojok belakang perpustakaan bangku itu afandra pilih bukan semata mata karena paling pojok,tapi memang sih salah satunya itu.

Bangku perpustakaan itu dari luar tidak terlihat sehingga dia aman kalau mau melakukan kegiatan yang dilarang di perpustakaan.

Selain itu bangku pojok tersebut terhalang lemari buku yang berisi novel dan komik,di rak paling bawah ada kumpulan buku resep masakan.

Kadang afandra meminjam buku resep itu,membawanya kerumah,dan mengaplikasikan bahkan memodifikasinya sesuai selera afandra.

Afandra dengan tenang duduk bangku perpustakaan itu, tangannya kembali memasukan roti isi coklat tersebut,mulutnya tidak berhenti mengunyah.

Sesekali afandra juga memasukan sedotan putih itu kedalam mulutnya,mengecap rasa manis dari susu kotak coklatnya.

Bangku itu disediakan khusus untuk afandra dari penjaga perpustakaan.afandra dulu saat awal awal masuk SMA dirgantara dirinya sempat dirundung karena statusnya yang hanya murid beasiswa.

Sejak saat dirinya bersembunyi di perpustakaan yang penjaganya terkenal galak dengan tampilan garangnya, afandra selalu selamat.

Penjaga perpustakaan itu seorang lelaki berperawakan tinggi badannya besar dengan jenggot tipis disekitaran wajahnya,wajahnya tidak terkesan ramah,untuk seorang penjaga perpustakaan, dirinya malah seperti anggota preman walau bajunya selalu rapih.

Untuk orang yang belum kenal beliau,mungkin akan sangat takut seperti afandra saat pertama kali bertemu penjaga perpustakaan tersebut.

Tapi ternyata pak beni,nama penjaga perpustakaan itu orangnya baik bahkan mungkin sedikit receh dan jahil.

***

Sementara di salah satu ruangan yang ada di sebuah rumah sakit,terlihat dua orang pria dewasa sedang saling tatap.

Satu pria berpakaian jas hitam rapi yang menatap penuh tidak sabaran.dan satu lagi pria dengan jas putih kedokterannya menatap penuh kesabaran.

" Jadi... Bagaimana hasilnya? " Suara Pria ber jas hitam tersebut memutus keheningan yang terjadi sejak awal mereka masuk ruangan.

Afandra Rafa .D.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang